Author Point Of View On
Keesokan Harinya..
Hari kini telah menjelang sore, Mew baru saja keluar dari dalam kamar Gulf setelah membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Dia baru saja kembali ke rumah kakek Gulf untuk membersihkan dirinya setelah berkeliling desa bersama dengan Gulf. Tidak terlalu jauh, karena Mew sangat protektif kepada bayi yang masih berada didalam perut Gulf dan juga kepada Gulf.
"Gulf..." Panggil Mew
"....." Tidak ada jawaban.
"Kemana dia sekarang? Dia pasti pergi lagi ke suatu tempat tanpa sepengetahuanku." Monolog Mew.
Mew berjalan keluar dari dalam rumah kakek Gulf itu dan sangat terkejut ketika melihat Gulf yang baru datang dengan celana yang kini sudah berlumuran lumpur. Perasaan Mew kini sangat campur aduk karena melihat Gulf.
"Gu-Gulf!!!!"
"Phi mau pergi kemana?" Tanya Gulf kepada Mew.
"Gulf, apa yang terjadi kepadamu? Apakah kamu terjatuh tadi? Ayo kita segera pergi ke rumah sakit sekarang!" Ucap Mew yang langsung menggenggam tangan Gulf lalu menuntunnya berjalan.
"Kenapa Phi menuntun aku seperti orang lumpuh?" Tanya Gulf yang langsung menghentikan langkah Mew.
Jantung Mew kini berdetak dengan sangat cepat karena rasa khawatir. Mew merasa sangat khawatir sekarang karena mengira Gulf baru saja jatuh di kebun yang berada dibelakang rumah kakek. Mew mengingat kembali kata-kata kakek Gulf yang mengatakan bahwa dulu Mama Gulf juga pernah terjatuh saat sedang mengandung Gulf dan mengakibatkan Gulf mengalami kecacatan mental sekarang.
"Kenapa kamu bisa terjatuh Gulf?" Mew tanpa sadar mengeluarkan air mata.
"Aku? Jatuh?"
"Iya, kamu baru saja jatuh kan?"
Terlihat sekali bahwa Mew sangat ketakutan sekarang. Mew tidak bisa marah karena takut Gulf akan takut kepadanya. Mew takut Gulf akan mengira bahwa dia membenci bayi dan juga Gulf. Disaat Mew khawatir kepada Gulf, respon Gulf malah biasa saja dengan sikap khawatir Gulf.
"Aku ngga jatuh kok Phi.." Ucap Gulf dengan santai.
"Huh?"
"Aku ngga jatuh. Aku tadi hanya duduk di tanah tapi tanahnya ternyata basah. Jadinya ya kayak begini deh.."
"Kamu beneran ngga jatuh kan?" Mew mencoba memastikan sesuatu.
"Iya, aku tuh ngga jatuh!" Ucap Gulf.
"Ahhh syukurlah..."
Mew masih menangis dengan keras sambil memeluk Gulf setelah mendengar penjelasan dari Gulf. Perasaan khawatir itu kini keluar hanya dengan tangisan. Mew tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Phi jangan menangis lagi ya! Aku baik-baik saja kok."
"Besok kita pulang ya?!" Ucap Mew.
"Aku ngga mau!"
"Aku mohon sayang..." Mew melepaskan pelukannya dan menatap kearah Gulf dengan tatapan sendu berharap Gulf mau pulang bersama dengannya.
"Kenapa?"
"Aku harus bekerja sayang..." Mew bohong kepada Gulf.
Sungguh, Mew kini merasa rumah kakek Gulf tidak aman untuk Gulf dan calon bayi mereka. Mew berusaha membujuk Gulf agar mau pulang
"Disini tidak aman untukmu!" Batin Mew
"Ta-tapi aku masih kangen sama kakek." Ucap Gulf.
Sang kakek yang sedari tadi memperhatikan dari kejauhan akhirnya berjalan mendekati Mew dan Gulf.
"Gulf, suamimu harus bekerja, dia tidak mungkin berada disini terlalu lama! Dia harus pulang dan kamu harus ikut bersamanya!" Ucap sang kakek.
"Kakek mengusir aku? Kami berdua bahkan baru datang kemarin, tapi kakek sudah mengusir aku? Kita bahkan baru sehari berada disini Phi!" Gulf kini terlihat sangat sedih.
"Tidak ada yang mengusir kamu! Suami mu tidak mungkin berlama-lama disini, karena dia memiliki kepentingan lain!"
"Tidak bisakah Phi pulang sendirian?" Tanya Gulf kepada Mew.
"Phi akan merasa kesepian apabila kamu tidak ikut pulang bersama dengan Phi."
"Baiklah, aku akan pulang .." Ucap Gulf dengan nada yang lemas.
Pada akhirnya mereka berdua memutuskan pulang bersama-sama besok. Padahal rencananya Mew akan tinggal selama beberapa hari, namun karena tempat itu tidak aman, maka Mew mempersingkat liburannya.
Mereka berdua kini masuk ke dalam kamar. Mew membantu Gulf membersihkan tubuh Gulf. Kehamilan Gulf baru menginjak usia satu bulan lebih, jadi perutnya belum membesar. Mew mengelus perut Gulf dengan sangat hati-hati sekarang.
"Maafkan Phi ya, Phi kembali membuat hati Gulf sedih kembali." Ucap Mew dengan tiba-tiba seperti merasakan hati istri kecilnya yang kecewa sekarang.
"Aku tidak sedih, hanya saja aku masih merindukan kakek dan juga teman-temanku disini."
"...."
"Aku mungkin merasa sedih tapi cuma sedikit."
"Maafkan Phi.."
"Aku tidak bisa melihat Phi menangis seperti tadi, jadi aku akan menuruti keinginan Phi untuk ikut pulang besok." Kata-kata itu terdengar terpaksa, namun Mew tidak berdaya dan tidak bisa membiarkan Gulf berlama-lama di tempat ini.
"Terima kasih.."
"Aku melakukan ini semua karena aku menyayangi Phi. Aku menyayangi Phi, karena Phi suami aku dan Phi melakukan semua ini hanya untuk melindungi aku."
"Kamu tahu darimana?"
"Phi menangis karena mengira aku jatuh. Kakek juga pernah menangis seperti Phi ketika kepalaku berdarah, karena jatuh dulu."
"Ahh begitu rupanya."
Mew bersyukur karena Gulf memahami maksud dan tujuannya. Tidak mudah baginya menjelaskan rasa khawatirnya kepada Gulf, karena hal itu hanya membuat Gulf tersiksa dengan sikap posesif dan protektif Mew.
Dua Hari Kemudian..
Mew dan Gulf telah pulang dari Chiang Khan kemarin dan sekarang mereka telah kembali ke aktifitas mereka masing-masing. Gulf kembali menghabiskan waktunya di halaman belakang dan tentu saja dengan pengawasan yang ketat, karena Mew kini sedang pergi bekerja.
"Aku bosan.." Ucap Gulf sambil memanyunkan bibirnya.
Gulf kini menatap ke arah bodyguard yang menjaganya. Dia menunjukkan wajah memelasnya.
"Phi, bolehkah aku pergi bermain diluar?"
"Tidak boleh Tuan! Tuan harus meminta persetujuan Tuan Mew terlebih dahulu."
"Phi Mew tidak akan mengizinkan aku. Aku merasa bosan sekarang. Phi Mew tidak akan pulang cepat hari ini."
Gulf kini beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ke dalam kamarnya. Biasanya dia memiliki ide-ide unik untuk membuat dunianya menyenangkan, namun semenjak Mew melarangnya, ide-ide itu seakan tidak keluar dan membuatnya cepat merasa bosan.
"Hufft, apa yang harus aku lakukan?"
Gulf melihat ke arah perutnya lalu mengelus-elus perutnya itu.
"Baby cepat keluar ya! Temenin Papa di rumah ini! Di rumah ini sangat sepi dan tidak menyenangkan!"
Gulf memilih tidur sambil terus mengelus perutnya. Gulf akhirnya tertidur dengan nyenyak beberapa menit kemudian, dan tidak sadar kalau suaminya tiba-tiba pulang setelah diberitahu bahwa Gulf kini sedang merasa bosan.
"Tidur yang nyenyak! Aku akan melanjutkan pekerjaanku di ruang kerja.." Ucap Mew yang langsung mencium kening Gulf lalu pergi ke ruang kerjanya.
Mew yang kini berada di ruang kerja segera membuka laptop lalu menyalakannya. Dia harus menghadiri rapat 10 menit lagi. Hari ini dia sangat sibuk di kantor, namun tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Gulf yabg berada di rumah.
Author Point Of View Off
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious You (END)
FanfictionCerita ini akan menceritakan tentang kisah cinta antara Mew dan Gulf, dimana mereka berdua dijodohkan oleh kedua kakek mereka berdua. Kakek Mew dulu memiliki utang budi karena kakek Gulf pernah menolongnya saat bisnis keluarganya kena tipu dan hampi...