E28

385 37 1
                                    

Author Point Of View On

Gulf kini sedang menyandarkan kepalanya pada sebuah botol yang dia genggam dengan erat di atas sebuah meja berkaki pendek yang ada di dalam kamar hotel itu. Mereka berdua kini sedang duduk di atas lantai sambil menikmati minuman beralkohol yang Mew beli kemarin.

"Wajahmu sudah memerah, sudah ya sayang minumnya!" Ucap Mew sambil membelai wajah Gulf dengan lembut.

"Aku masih mau minum!" Gulf menolak perintah dari Mew.

Gulf kini menatap ke arah Mew dengan tatapan sendu. Gulf pun tidak lupa memanyunkan bibirnya dan membuatnya kini terlihat menggemaskan bagi Mew. Mew tahu bahwa istrinya itu sudah sangat mabuk, namun ketika Mew mencoba mengambil botol yang masih terisi setengah itu dari tangan Gulf, Gulf tidak mau melepaskannya.

"Sayang, kamu sudah mabuk! Kemarikan botol minuman itu!" Ucap Mew.

"Tidak mau! Aku tidak mabuk! Bukankah Phi suka kalau aku begini? Bukankah aku terlihat dewasa?"

"Ini bukan tentang dewasa atau tidak, tapi kamu sudah sangat mabuk sekarang." Ucap Mew.

"Tidak mau! Pokoknya, aku tidak mau!"

"Baiklah, terserah Gulf saja." Mew membiarkan istrinya itu meminum minuman yang masih tersisa. Lagipula tidak akan berdampak apapun karena Gulf hanya melakukannya sekali. Setelah itu, Mew tidak akan membiarkan Gulf meminum minuman ini lagi.

Mew kembali meminum minumannya dari gelas. Dia meluapkan semua rasa lelahnya kepada minuman. Mew belum mabuk padahal dia sudah habis satu botol minuman itu. Mew kembali membuka tutup botol minuman yang baru lalu menuangkannya ke dalam gelas.

"Phi..." Panggil Gulf dengan tiba-tiba.

"Huh? Ada apa sayang?"

"Bagaimana kalau aku bersikap menjadi anak kecil kembali? Apakah Phi masih akan mencintai aku seperti saat ini?"

Gulf merasa tatapan Mew berubah sejak dia juga berubah. Tatapan yang selama ini Gulf inginkan dari suaminya itu kini dia dapatkan setelah berubah. Mew menatap Gulf bagaikan menatap semestanya saat ini, sangat mendalam seolah tidak bisa hidup tanpa Gulf.

Lain halnya dulu, Mew tidak memiliki harapan apapun kepada Gulf. Tatapannya pun mengisyaratkan kesedihan. Mew selalu menanamkan di dalam dirinya untuk selalu sehat agar dia bisa menjaga Gulf dan kedua anaknya. Dia tidak bisa mempercayai Gulf menjaga kedua anak-anaknya kalau kelak Mew meninggalkan dunia sebelum Gulf.

"Yang aku cintai adalah Gulf Kanawut. Jadi apapun sikap dan sifatmu, selama aku bisa mentolerirnya, aku akan tetap mencintaimu." Ucap Mew.

"Tatapan Phi sangat berbeda dulu dan sekarang. Meskipun ada cinta, tapi aku tahu ada hal lain yang berbeda."

"Dulu, aku banyak mengkhawatirkanmu. Sekarang aku masih mengkhawatirkanmu namun tidak sebanyak dulu. Bisakah aku mempercayaimu sekarang?"

"Mengkhawatirkan apa?"

"Dulu, aku terlalu takut pergi meninggalkan dunia ini sebelum kamu, karena aku takut tidak ada yang menjaga dirimu dan kedua anak kita. Namun sekarang, aku terlalu takut kehilanganmu lebih dulu, karena tidak sanggup hidup tanpamu."

"Kata-kata Phi benar-benar sangat manis. Aku sampai jatuh cinta berulang kali kepada Phi hanya karena kata-kata Phi ini."

"Aku akan tetap mencintaimu meskipun kamu kembali bersikap menjadi anak-anak lagi, sayang. Meskipun aku akan kembali mengkhawatirkanmu, itu tidak menjadi masalah."

"Aku benar-benar takut kalau aku berubah menjadi anak-anak lagi sekarang dan Phi akan merasa kesepian kembali."

"Siapa bilang aku merasa kesepian hm? Semua tingkahmu selalu membuat hari-hariku ramai meskipun tidak pernah ada kedamaian."

Gulf hanya tersenyum mendengar hal itu keluar dari mulut suaminya. Terkadang karena sifat Gulf yang egois, Gulf terkadang membuat anaknya menangis. Gulf juga memilih bertingkah tantrum dan menangis karena menginginkan sesuatu daripada memintanya secara baik-baik kepada Mew.

"Aku tahu ada hal-hal yang ingin Phi lakukan bersama aku, seperti pergi ke undangan rekan kerja Phi bersama, pergi ke club malam, merayakan ulang tahunku dan anak-anak dengan memanggil rekan-rekan kerja Phi, dan kencan bersama denganku diluar." Ucap Gulf.

"Aku tidak akan menyangkal karena semua itu benar. Aku ingin melakukan itu semua denganmu. Aku ingin memamerkan bahwa istriku sangat tampan dan cantik."

"Aku juga sebenarnya ingin menemani Phi. Ketika Phi pergi sendirian, aku selalu melihat Phi jadi jendela kamar kita dan merasa sangat sedih."

"Maafkan aku, seharusnya aku tetap mengajakmu pergi dan tidak meninggalkanmu di rumah."

"Tidak perlu melakukan hal itu Phi. Aku takut berbuat onar di pesta teman Phi itu. Aku cukup tahu diri untuk hal itu."

Mew kini beranjak dari tempat duduknya lalu berpindah tempat menjadi duduk di samping Gulf. Mew memeluk Gulf lalu berkata, "Maafkan aku sayang.."

Mew terlalu takut mengajak Gulf karena tidak bisa membayangkan apa yang dia khawatirkan selama ini terjadi di pesta milik temannya karena ulah istrinya. Mew tidak tahu harus menaruh wajahnya dimana kalau sampai hal itu terjadi. Dimana Gulf menangis di tengah pesta karena tidak sengaja meminum minuman beralkohol dan membuatnya mabuk.

Hidangan yang disuguhkan di dalam pesta tidak lengkap tanpa adanya minuman itu. Hal itu menjadi hal yang lumrah dikalangan sosial atas. Bagi Mew kekacauan seperti itu harus dihindarkan dari Gulf. Gulf tidak dapat memilah mana minuman yang tidak memabukkan sama yang memabukkan.

"Jangan meminta maaf! Itu seolah aku terus menerus menyalahkan Phi padahal aku hanya ingin berbicara banyak kepada Phi."

"Berbicaralah sayang! Selama ini kita hanya saling memendam perasaan kita berdua."

Mew melepaskan pelukannya lalu kini menatap ke arah Gulf. Mew ingin mendengarkan semua keluh kesah Gulf yang tidak pernah dia ucapkan selama ini. Mew mengubah kembali posisi duduknya agar Gulf nyaman bercerita kepadanya.

***

Keesokan Harinya...

Mew dan Gulf belum bangun dari tidurnya padahal hari kini telah menjelang siang. Mereka tidur dengan tubuh yang masih telanjang dan hanya ditutupi dengan selimut. Semalam mereka tidur pada pukul 3 pagi, karena permainan yang mereka lakukan sangat lama.

Saat mereka berdua sedang dalam pengaruh alkohol, mereka berdua akan berhubungan seks dengan durasi yang sangat lama. Itu membuat Gulf cukup kelelahan melayani nafsu birahi sang suami yang susah padam. Pada akhirnya terkadang Mew menyetubuhi Gulf saat Gulf telah dalam kondisi tertidur atau pingsan.

"Agghh kepalaku sakit sekali." Ucap Gulf.

Beberapa menit kemudian, Gulf akhirnya bangun dari tidurnya lalu memegang kepalanya yang terasa sakit. Gulf meringis menahan sakit yang dia rasakan. Mew yang mendengar suara rintihan Gulf langsung bangun menanyakan kondisi Gulf.

"Kenapa sayang?" Tanya Mew.

"Kepala aku sakit sekali Phi."

"Kita sangat mabuk semalam. Ini pasti efek karena kamu sangat mabuk semalam."

Pada akhirnya Mew memesan beberapa makanan dan obat pereda nyeri dan obat demam untuk Gulf kepada layanan kamar. Sesampainya semua pesanan Mew itu, Mew langsung memberi Gulf makan dan memberikannya obat. Hari ini mereka berdua hanya di dalam kamar karena Gulf sedang sakit.

Author Point Of View Off

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang