Author Point Of View On
Mew kini sedang duduk sambil membaca buku diruang keluarga. Gulf yang baru saja naik ke lantai atas tiba-tiba batuk saat sedang berjalan menghampiri Mew.
Hari ini Mew berada di rumah. Dia sengaja meluangkan waktu untuk Gulf untuk mencari tahu arti makna kata-kata kakeknya beberapa hari yang lalu. Sejujurnya saja Mew mulai penasaran kepada dirinya sendiri yang kini sudah mulai lunak kepada Gulf.
"Uhhuk... Uhhuk..."
Mew langsung melirik ke arah Gulf.
"Uhhuk.. Uhhuk..."
Mew kembali melirik ke arah Gulf lagi.
"Uhhuk.. Uhhuk..."
Mata Mew kini melihat kearah Gulf dengan tatapan tajam. Mew tahu apa yang Gulf lakukan dibawah tanpa dirinya tadi. Mew ingin mulai berbicara, tapi Gulf langsung menyangkal.
"Aku ngga batuk kok Phi! Aku ngga batuk!" Ucap Gulf dengan ketakutan.
"Sudah aku bilang berhenti makan ice cream!" Ucap Mew.
"Aku nggga batuk uhhuk.. uhhuk.. beneran!" Gulf menyangkal bahwa dia tidak batuk, tapi batuknya itu justru tidak bisa dia sembunyikan lagi. Tenggorokannya terasa sangat sakit dan gatal sekarang. Batuk Gulf kini malah bertambah parah akibat dari memakan ice cream tanpa henti tadi.
"Minum obat sekarang!" Ucap Mew.
"Aku ngga batuk! Uhhuk.. uhhuk..." Gulf menolak karena dia benci minum obat yang pahit.
"Diam dan duduk disini! Jangan kemana-mana!"
Gulf kini hanya duduk diam diatas sofa sedangkan Mew kini sedang mengambilkan obat dan juga air minum di lantai bawah. Setelah Mew mengambil obat dan air minum untuk Gulf di bawah, Mew lalu menyuruh Gulf untuk meminum obatnya. Mew juga tak lupa memberikan air putih kepada Gulf. Ketika Gulf sedang minum obat, beberapa tetes air putih keluar dari sudut bibir Gulf dan jatuh ke leher Gulf.
Mew yang melihat hal itu tanpa sadar menyentuh leher Gulf itu. Mew merabanya dengan perlahan dan tanpa sadar mengecupnya. Pikiran Mew tiba-tiba hilang dan dikuasai oleh nafsu. Mew menidurkan Gulf diatas sofa dan mulai mencumbui Gulf.
Gulf memberikan gelas yang tadi ada ditangannya kepada Mew. Mew meletakkan gelas itu diatas meja. Mew perlahan menidurkan Gulf diatas sofa. Gulf sempat menolak.
"Eughh..." Sebuah suara keluar dari bibir Gulf.
"Izinkan aku memelukmu.."
"Phi, jang-..."
"Hanya sebentar..."
Di dalam pikiran Gulf, dia tidak ingin melakukannya lagi karena takut akan kesakitan yang dia rasakan setelah itu, tapi tubuh Gulf tidak bisa bohong kalau Gulf sangat menginginkannya juga. Rasa takut Gulf kini sudah tertutupi oleh nafsu.
Setelah menidurkan Gulf, Mew membuka celana Gulf. Mew ingin menepati janjinya dengan melakukannya hanya sebentar. Mew langsung melakukan penetrasi dengan jarinya agar dapat memasukkan miliknya.
"Ahh.. jangan memasukkan jari Phi ke dalam! Itu sakit! Sakit! Ughhh aneh! Aneh!" Ucap Gulf yang mulai merengek.
"Kalau tidak begini, kamu tidak akan bisa jalan besok. Aku harus melebarkannya."
"Ini sakit! Ini sakit Phi!"
Mew menarik tangan Gulf lalu menggendongnya ala koala. Mew menggendong lalu membawa Gulf masuk ke dalam kamar. Mew meninggalkan celana Gulf di ruang keluarga. Mew sengaja membawa Gulf masuk agar para asisten rumah tangga Mew tidak melihat adegan dewasa yang sedang Mew dan Gulf lakukan. Jujur saja, suara Gulf sangat keras ketika berteriak kesakitan tadi.
"Phi ngga jadi melakukannya?" Tanya Gulf.
Pertanyaan itu seolah menunjukkan bahwa Gulf kini tampak kecewa. Gulf kini menunjukkan raut wajah yang kecewa saat berada di dalam gendongan Mew. Hawa nafsu kini sudah menguasai akal kekanak-kanak Gulf. Terkadang otak Gulf memang sangat kekanak-kanakan, tapi tubuh dan hatinya tetaplah milik jiwa dewasa yang haus akan sentuhan.
"Jadi sayang.."
"Kenapa kita pindah?" Tanya Gulf.
"Aku tidak mau maid kita melihat adegan tidak senonoh yang kita lakukan diruang keluarga. Itu akan sangat memalukan."
"Aku tidak malu kok!"
"Aku yang malu sayang."
"Kenapa Phi malu?"
"Aku tidak mau ada yang melihat tubuh indah ini selain aku." Ucap Mew sambil mencium pipi Gulf.
Mew menidurkan Gulf diatas kasur setelah sampai di dalam kamar. Mew mengambil pelumas yang dia sembunyikan di dalam laci meja nakas. Mew membuka lalu menuangkannya ke tangan. Mew kini bersiap memasukkan jarinya lagi ke dalam tubuh Gulf.
"Ini tidak akan terasa sakit lagi sayang.." Ucap Mew sambil mengecup dahi Gulf.
"Ughhh..." Gulf masih terlihat tidak nyaman ketika Mew memasukkan jarinya lagi.
Gulf mencoba menyesuaikan diri, namun tetap rasa sakitnya tidak hilang-hilang. Gulf kini menggenggam tangan Mew dan menggelengkan kepalanya berkali-kali. Gulf menyuruh Mew berhenti dengan mengeluarkan tangan Mew dari dalam tubuhnya.
"Sudah! Sakit! Sakit!"
"Aku tidak bisa lagi menahannya Gulf, jadi aku mohon maafkan aku!" Ucap Mew sambil menggerakkan tangannya dengan cepat.
"Aggghhh sakit Phi! Sakit!"
Mew mencoba melebarkan lubang itu agar miliknya bisa masuk dengan mudah. Selama dua bulan Mew menahan hawa nafsunya sendiri ketika melihat Gulf sedang mandi didepannya. Terlalu banyak menahan hingga akhirnya kini tak mampu menampung hawa nafsu yang mulai menguasai pikirannya.
"Aku mencintaimu Gulf..." Kalimat itu terucap begitu saja dari mulut Mew.
Mew memasukkan miliknya ke dalam lubang Gulf dan Gulf berteriak sekencang-kencangnya. Para maid berlarian ke depan kamar Mew dan Gulf setelah mendengar suara teriakan Gulf. Ini masih siang, jadi tidak mungkin mereka melakukan hal yang tidak senonoh itu di siang hari. Itu yang maid mereka pikirkan. Maid mereka langsung mengetuk pintu kamar Mew dan Gulf.
"Tuan Mew.. Tuan..." Panggil salah satu maid.
"Ada apa?" Teriak Mew dari dalam.
"Apakah Tuan Gulf baik-baik saja?"
"Hmm..."
"Kenapa Tuan Gulf berteriak?"
"Ahh dia terjatuh tadi." Mew sengaja mengatakan hal itu agar maid nya tidak berpikir macam-macam.
"Apakah ada yang luka?"
"Tidak, hanya terkilir."
"Mau aku bantu Tuan?"
"Tidak usah! Kalian kembali saja bekerja!"
"Baik Tuan.."
Para maid akhirnya kembali bekerja. Mereka kini merasa kasihan kepada Gulf karena pasti Gulf sedang dihukum karena memakan 5 ice cream tanpa izin Mew. Hari sangat panas, Gulf yang merasa kepanasan tanpa sadar menghabiskan 5 ice cream. Gulf langsung membuang bungkus ice cream ke tempat sampah agar tidak ketahuan oleh Mew.
Namun, dia tiba-tiba batuk dan batuknya semakin parah. Untung Mew langsung memberikannya obat sehingga batuknya berangsur membaik.
Gulf kini tidur terlentang dengan kedua kaki yang terbuka lebar dan tangan yang tercengkeram oleh kedua tangan Mew. Mew menggerakkan miliknya sesuai tempo lagu yang sedang bermain di dalam pikirannya. Dia mencoba mengendalikan diri agar tidak menyakiti Gulf.
"Bagaimana? Tidak sakit lagi kan?" Tanya Mew.
"Hmm.. Ahh! Ugghh.."
Tubuh Gulf mulai memerah ketika melakukan hubungan seks dengan Mew. Mew melihatnya sebagai makanan yang lezat. Mew mencium bibir Gulf lalu turun ke leher dan memberi tanda. Tanpa sadar Mew memberikan banyak tanda kepemilikan. Ketika Mew melakukan itu dia tidak lupa menghisap kedua puting Gulf secara bergantian. Gulf merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan. Setelah kejadian ini, mereka sering melakukannya ketika Mew menginginkan Gulf.
Author Point Of View Off
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious You (END)
FanfictionCerita ini akan menceritakan tentang kisah cinta antara Mew dan Gulf, dimana mereka berdua dijodohkan oleh kedua kakek mereka berdua. Kakek Mew dulu memiliki utang budi karena kakek Gulf pernah menolongnya saat bisnis keluarganya kena tipu dan hampi...