Mew Point Of View On
"Kamu akhirnya menjadi seorang manusia Mew!" Ucap Kakek kepadaku.
Kata-kata itu berhasil membuat aku berpikir, "Apa sebenarnya maksud kata-kata kakek? Aku sudah menjadi manusia sejak aku lahir.". Kakek selalu saja mengatakan kata-kata yang memiliki makna tersembunyi.
Sungguh membuat penasaran...
"Aku kan dari dulu memang seorang manusia kakek! Memangnya aku ini hantu atau siluman yang sedang menyamar menjadi manusia?" Ucapku dengan nada kesal.
"Kamu memang manusia tapi tidak berperasaan. Kamu sangat galak dan juga sangat dingin." Ucap kakek dan kata-kata kakek itu berhasil membuat aku bungkam.
Sudah aku duga kakek akan mengatakan hal seperti itu, tapi sengaja tidak aku ucapkan. Aku sering mendengar secara diam-diam keluhan karyawan tentang sikapku saat berada di dalam toilet kantor. Bukannya aku orang yang mesum, tapi ketidaksengajaanlah yang membuat aku sering mendengar mereka mencaci dan memaki aku.
"Aku bukan kulkas yang dingin!" Ucapku kepada kakek.
"Sikapmu terlalu dingin kepada orang lain sehingga orang lain takut kepadamu!"
"Itu mungkin hanya segan kakek, bukannya takut!"
"Aku ingat terakhir kali ada seorang investor yang tidak mau berinvestasi di perusahaan kita karena sikapmu!"
"Ahh wanita itu.."
"Nona Yuki."
"Dia menyukai aku, tapi aku menolaknya. Dia mengatakan jika aku menjadi kekasihnya, maka dia akan mengeluarkan uang banyak untuk berinvestasi kepada perusahaan kita."
"Kenapa kamu tidak mau melakukannya? Kita bisa membuat produk baru dengan uang itu!"
"Hidupku sudah aku pertaruhkan disana dan jiwaku hampir gila karena itu. Aku tidak mau mengorbankan hatiku hanya untuk sesuatu yang belum pasti." Ucapku.
"Berarti kau tidak cukup loyal untuk perusahaan kita?"
"Aku berani mempertaruhkan hidupku, tapi tidak dengan hatiku. Karena bagiku harta yang tersisa dan masih murni hanyalah hatiku. Aku ingin memberikannya kepada orang yang tepat."
"Apakah pilihan kakek tepat sekarang?"
"Maksud kakek, Gulf kan?"
"Hmm, siapa lagi? Istrimu yang lucu dan imut itu!" Ucapnya sambil melihat ke arah Gulf yang sedang bermain di kolam ikan.
"Aku tidak yakin dengan itu."
"Kau yang sedingin ini bisa mencair ketika hidup bersama malaikat itu."
"Aku tidak dingin! Aku hanya tegas!"
"Sikapmu sangat dingin!"
Aku kini sedang mengikuti kakek yang sedang mengelilingi rumahku. Ini kunjungan kedua kakek setelah aku pindah dari rumahnya. Dulu saat aku masih usiaku masih sangat kecil sampai usiaku beranjak remaja, aku dan semua sepupuku tinggal di rumah kakek, namun sejak kami mulai tumbuh dewasa, kami semua perlahan pindah dan meninggalkan kakek.
"Bagaimana bisa kakek mengatakan hal itu kepadaku?" Tanyaku.
"Lihatlah rumah ini! Dulu rumah ini tampak kosong seperti tidak berpenghuni. Sekarang, aku melihat banyak makhluk lain tinggal dirumah ini, jadi rumah ini terasa lebih tampak hidup dari sebelumnya.
"Karena ada aku yang tinggal disini! Dari dulu pun ada aku disini!"
"Bukan, karena Gulf telah masuk ke dalam kehidupanmu sehingga kamu berusaha membuat sedikit perubahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious You (END)
Hayran KurguCerita ini akan menceritakan tentang kisah cinta antara Mew dan Gulf, dimana mereka berdua dijodohkan oleh kedua kakek mereka berdua. Kakek Mew dulu memiliki utang budi karena kakek Gulf pernah menolongnya saat bisnis keluarganya kena tipu dan hampi...