E12

1.5K 127 2
                                    

Mew Point Of View On

Empat Bulan Kemudian...

Hari ini usia kehamilan Gulf sudah genap 8 bulan. Sebentar lagi dia akan melahirkan dua bayi kecil yang aku pikir mungkin akan secantik Gulf. Aku sudah tidak sabar ingin melihatnya, namun ada rasa ketakutan di dalam hatiku. Rasa ketakutan itu membuat aku semakin posesif kepada Gulf.

Aku takut sesuatu terjadi kepadanya, tapi aku ingin percaya bahwa Tuhan tidak akan menyiksaku dengan mengambil milikku.

Ini hanya kepercayaan diriku saja, meskipun rasanya masih sangat takut.

Gulf selalu membuat aku terkejut dengan kerandoman pikirannya. Dia bisa menciptakan dunianya sendiri di rumah yang besar ini tanpa melibatkan banyak orang.

"Sayang, apa yang kamu lakukan?" Tanyaku kepada Gulf.

Aku kini sedang berjalan menghampiri Gulf di dalam perpustakaan kecil miliknya. Ruangan itu kini menjadi ruangan favoritnya. Aku selalu mudah menemukannya ketika aku ingin mencarinya di rumah besar ini.

"Aku ingin membuat burung origami." Katanya sambil sibuk melipat sebuah kertas.

"Huh?" Aku semakin penasaran dengan apa yang Gulf lakukan sekarang.

Beberapa hari yang lalu, sebuah paket besar datang dan paket itu berisi alat tulis, buku gambar, pensil warna, buku tulis, dan juga kertas origami. Gulf sengaja memesan semua itu dan menyuruh salah satu bodyguardku untuk membantunya membayar semua barang itu. Aku memberikan sebuah kartu kredit kepada Gulf agar dia bisa membeli apapun dengan mudah.

"Kenapa kamu membuatnya? Bukankah kamu sudah membuat banyak burung origami?" Ucapku sambil melihat ke arah sisi kanan Gulf dimana sudah banyak tumpukan burung origami disana.

"Aku ingin membuat seribu burung origami."

"Untuk apa?"

"Aku membuatnya agar keinginanku terkabul."

"Memangnya apa keinginanmu? Kalau aku bisa mengabulkannya, aku akan mengabulkannya. Kamu ngga perlu membuat burung origami sebanyak itu."

"Phi tidak akan bisa memberikannya!"

"Akan aku usahakan sayang. Percaya kepadaku!"

"Aku masih ingin hidup setelah melahirkan anak-anakku dan tidak ingin pergi seperti Mama."

Dadaku rasanya sangat sakit sekarang. Pikiran kami seolah terhubung satu sama lain. Aku hanya sibuk mengkhawatirkan tanpa melakukan upaya apapun sedangkan Gulf melakukan segala upaya agar bisa tetap hidup setelah melahirkan kedua anak kami.

"Sayang, aku..."

"Aku sangat mencintai Phi." Ucap Gulf

Aku memeluknya dengan erat sekarang. Aku sangat-sangat mencintainya. Setelah lama memeluknya, aku kini melepaskannya dan membantunya membuat burung-burung origami itu. Sudah satu jam berlalu sejak kejadian tadi.

"Sayang, kamu ngga mau makan? Ini sudah waktunya makan siang loh." Ucapku sambil melihat ke arah jam dinding yang ada di dalam ruangan itu.

"Anak Phi pasti sudah lapar sekarang. Aku harus makan tepat waktu kan Phi?"

"Hmm, ayo makan sayang! Bibi pasti sudah memasakkan makanan untuk kita."

"Hmm.."

Kami berdua kini berjalan menuju ke ruang makan. Aku dan Gulf langsung duduk di atas kursi meja makan sesampainya di ruang makan.

"Bibi sudah memasakkan banyak makanan untuk kita. Kamu harus banyak makan ya! Jangan pilih-pilih makannya!"

"Iya Phi..."

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang