E22

427 53 4
                                    

Author Point Of View On

Beberapa Jam Kemudian..

"Sayang, Phi mau mengerjakan pekerjaan Phi dulu ya di ruang kerja Phi!" Ucap Mew.

"Phi membawa pekerjaan Phi ke rumah lagi ya?"

"Iya sayang, maafkan Phi ya. Phi memiliki terlalu banyak pekerjaan tadi."

"Jangan lama-lama ya Phi!"

"Iya sayang..." Mew kini membelai rambut Gulf lalu meninggalkannya di kamar sendirian.

Hari telah menjelang malam, Mew kini pamit pergi sebentar kepada Gulf untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang dia sengaja bawa ke rumah di ruang kerjanya. Gulf mengatakan untuk tidak lama-lama meninggalkannya dan Mew hanya mengangguk mengerti.

Sebenarnya itu bukanlah sebuah pekerjaan, karena semua pekerjaan sudah Mew selesaikan tadi di kantor. Mew kini hanya sedang bingung memikirkan kejutan apa yang tepat untuk ulang tahun Gulf yang akan mereka rayakan dua hari lagi. Hari-hari seperti ini membuat Mew lebih pusing daripada memikirkan pekerjaannya di kantor.

"Dua hari lagi adalah ulang tahun Gulf. Aku harus memberikannya kado apa ya?" Monolog Mew.

Di tengah kebingungannya dia kini menghubungi seseorang. Mew tahu kalau orang ini memiliki istri yang sama-sama kekanak-kanakannya dengan yang dia miliki. Orang itu merasa kesal karena Mew tiba-tiba menghubunginya padahal dia sedang menghabiskan waktu berdua dengan istrinya.

"Bolehkah aku tidak mengangkat telponmu?" Ucap orang itu.

"Kamu sedang berada dimana sekarang?"

"Aku sedang di rumah, tapi aku sedang menghabiskan waktu berdua dengan istriku. Kau hanya menggangguku saja malam ini!"

"Ini adalah hal yang penting!"

"Apa? Awas saja kalau ngga penting!"

"Menurutmu, apa hadiah yang cocok untuk Gulf?" Tanya Mew.

"Kamu menelponku hanya untuk bertanya tentang hal ini?" Orang itu terdengar sangat kesal sekarang.

"Ohh ayolah Tay, aku sering melihatmu memberikan kejutan untuk istrimu New."

"Berikan saja apa yang dia sukai!"

"Aku bingung."

"Gulf adalah istrimu! Bagaimana aku tahu apa yang dia sukai?! Perhatikan saja apa yang sering dia lakukan sekarang!"

"Apa hubungannya dengan kado ulang tahunnya?"

"Biasanya berhubungan. Dia biasanya membutuhkan hal lain untuk melakukan hobinya itu. Apakah kamu tahu hobinya apa?"

"Aku tidak tahu."

"Auw, kau itu suaminya atau bukan? Kenapa tidak tahu apapun tentang dia! Kau harus lebih memperhatikannya lagi!"

Mew kini mulai berpikir. Kata Gulf, dia mulai suka menonton beberapa video di youtube, tapi Mew sudah membelikan tab baru untuk Gulf agar Gulf dapat melihat video itu di layar yang lebih besar. Mew kini benar-benar merasa bingung.

"Aku terlalu sibuk sampai tidak memperhatikan apapun kegiatannya." Ucap Mew.

"Dasar! Makanya jangan urus perusahaan terus!"

"Kakek tidak membiarkan aku untuk beristirahat sama sekali! Dia selalu meminta ini dan itu."

"Kamu bisa menyuruh orang lain melakukannya, bodoh! Kau mengurus semuanya sendirian."

"Baiklah, aku akan memberikannya kepadamu!"

"Ohh tidak, jangan kepadaku! Aku ingin selalu menikmati masa-masa bulan maduku dengan istriku!"

"Aku akan menahan gajimu bulan ini, karena telah membuatku merasa kesal!"

"Mew, apa kau sedang mengancam aku sekarang? Mew, aku membutuhkannya untuk membelikan New tas baru! Mew!!!!"

Mew mematikan telpon itu dan mulai kembali berpikir. Tiba-tiba dia ingin memberikan Gulf sebuah tas, tapi masalahnya adalah Gulf tidak pernah pergi kemanapun. Jadi tas itu tidak akan pernah dia gunakan sama sekali.

"Apakah aku harus membawa seorang badut yang lucu? Tapi terakhir kali dia menangis karena melihat badut. Dia menangis karena badut itu membuat permen lolipopnya menghilang."

"Apakah aku sebaiknya menambah koleksi ikan piranhanya? Tapi itu sudah banyak sekali dan terlihat sangat mengerikan." Mew membayangkan kolam yang terisi penuh ikan piranha.

"Ahh apa yang harus aku lakukan?"

Di tengah kebingungannya, tiba-tiba Gulf masuk ke dalam ruangan itu. Mew yang sedang berpikir merasa terkejut dengan kehadiran Gulf yang tiba-tiba. Gulf berjalan menghampiri Mew lalu duduk di atas pangkuan Mew. Mew kini merangkul pinggang Gulf dan menatap kedua mata Gulf.

"Phi..." Panggil Gulf kepada Mew.

"Ada apa sayang?"

"Kenapa Phi lama sekali? Ini sudah jam 9 malam. Gulf mau bobo.." ucap Gulf manja ke Mew.

"Astaga sayang, kamu benar. Aku sudah terlalu lama di sini."

"Ayo kita bobo sekarang!"

"Hmm..."

Saat mereka berdua sedang beranjak dari atas tempat duduk itu. Mew tidak menyia-nyiakan kesempatan dan bertanya sesuatu kepada Gulf.

"Sayang, kamu mau apa di ulang tahunmu?"

"Aku mau ke tempat kakek. Sudah lama Gulf tidak pulang. Kakek juga sangat ingin melihat Cixa dan Cixi."

Mew kini menatap kearah Gulf sambil tersenyum. Dia akhirnya tahu harus memberikan apa ke Gulf. Mew akan menyiapkan semuanya besok. Mew akan membeli tiket dan mengirim seseorang ke rumah kakek Gulf untuk menyiapkan kejutan.

Sesampainya mereka di dalam kamar mereka berdua, mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk menyikat gigi lalu setelah itu mereka tidur. Tidak ada kegiatan lain setelah ini karena Mew sibuk memikirkan kejutan untuk istrinya itu.

Sempat berpikir untuk kembali menjalin asmara dengan Day dan mulai membandingkan Gulf dan juga Day membuat Mew merasa bersalah kepada Gulf. Mew tahu tidak seharusnya dia seperti ini karena Day sudah memiliki pasangan dan Gulf begini karena memiliki penyakit mental. Dia seharusnya bersyukur karena Tuhan mengirimkan Gulf untuk mewarnai kehidupannya yang tidak menyenangkan.

***

Dua Hari Kemudian..

"Terima kasih ya Phi. Terima kasih banyak telah merayakan ulang tahun Gulf di rumah kakek!" Ucap Gulf.

Mew membawa Gulf dan kedua anaknya ke rumah kakek Gulf dan merayakan ulang tahun Gulf di sana. Gulf merasa sangat senang karena acara itu sangat meriah dengan dihadiri oleh teman-teman kecilnya yang berada di desa itu.

Tidak terasa, waktu berlalu dengan cepat. Hari kini telah menjelang malam. Mew dan Gulf sudah berada di dalam kamar Gulf dulu. Kedua anak mereka sudah tertidur lelap di kamar lain bersama Lily. Gulf kini sedang membuka satu per satu kado pemberian dari teman-teman dan juga keluarganya.

"Sayang, kado tiket ini dari siapa?" Tanya Mew yang melihat salah satu kado yang telah dibuka oleh Gulf.

"Kakek memberikan itu sebagai hadiah ulang tahunku."

"Kakek siapa?"

"Kakek Phi Mew. Katanya dia menyuruhku untuk membuat banyak cucu untuknya di Maldives."

"Huh?"

"Ada suratnya di situ kok!"

"Benarkah?"

"Hmm.."

Mew kini mulai mencari surat yang Gulf bilang tadi. Dan benar saja, Kakeknya benar-benar menyuruhnya dan juga Gulf untuk membuat adik untuk Cixa dan Cixi di Maldives. Mew kini hanya menatap tiket itu dengan tatapan cemberut. Seandainya Tuhan memberikan dia kesempatan untuk meminta sesuatu dan langsung dikabulkan, dia ingin meminta Gulfnya bersikap sesuai usianya dan sesuai dengan orang normal lainnya.

Mew akan merasa senang hati merawat anak lain dan mendonasikan beberapa hartanya di beberapa panti asuhan, kalau sampai doanya itu benar-benar terkabulkan. Mew benar-benar berdoa di ulang tahun Gulf ini. Mew berharap Tuhan masih memiliki belas asih kepadanya.

Author Point Of View Off

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang