E05

1.5K 149 2
                                    

Mew Point Of View On

Aku menyesal menuruti semua keinginannya...

Dua hari setelah kejadian itu, Gulf akhirnya sembuh dari demamnya. Kolam yang dia inginkan hampir jadi dan aku kini sedang pergi berbelanja bersamanya untuk membeli dan memilih beberapa ikan untuk mengisi kolam itu. Entah apa yang aku lakukan sekarang, padahal aku bisa saja menyuruh sekretarisku untuk mencari atau membeli ikan-ikan itu.

"Ikan apa yang kamu inginkan?" Tanyaku.

Aku mulai belajar bersikap sabar kepadanya. Ini semua karena keinginannya, bukan karena keinginanku sendiri. Aku masih sangat bersalah setelah insiden itu. Rasanya tidak menyenangkan terus-terusan menyiksanya padahal kami berdua akan hidup bersama sampai kami tua.

"Aku mau beli ikan piranha Phi! Bolehkan?" Ucapnya tiba-tiba.

Sejak tadi dia tidak pergi dari depan aquarium yang berisi ikan piranha itu. Dia melihat dan mengagumi ikan itu sedari tadi. Aku kini sangat penasaran dengan isi otak anak itu. Apakah dia tahu kalau ikan itu sangat berbahaya?

"Untuk apa?" Tanyaku.

"Ya untuk dipeliharalah! Phi ini masa tidak tahu sih!"

"Ikan itu ngga bisa dipelihara! Kamu akan jadi makanannya kalau kamu ngga sengaja jatuh ke dalam kolam!"

"Tapi aku mau ikan ini! Aku mau! Aku mau!"

"Gulf..." Panggilku dengan lembut.

Sabar.. Sabar..

"Aku ngga mau maafin Phi! Aku marah sama Phi!" Ancamnya.

Dia kini melipat kedua tangannya di dada sambil melengos tidak mau menghadap ke arahku lagi.

Lucu...

"Hufftt, baiklah anak nakal." Ucapku sambil mengusap kepalanya.

"...."

"Phi akan menuruti keinginan kamu, jadi jangan marah sama Phi lagi ya?!"

"Hmm..."

"Kamua mau beli berapa ikannya?"

"20 ekor Phi!"

"Itu terlalu banyak! 10 saja ya?"

"Hmmm..."

Pada akhirnya aku mengalah kepadanya dan membelikan ikan itu untuknya. Aku juga membelikan aquarium yang besar untuk tempat ikan piranha itu dan membeli ikan koi untuk mengisi kolam ikan di halaman belakang. Aku memesannya lebih dahulu dan menyuruh mereka mengirim satu minggu kemudian.

Aku tidak mungkin mengisi kolam ikan itu dengan ikan piranha. Itu akan sangat berbahaya untuk Gulf. Apalagi dia sangat suka main air dan juga aku tidak bisa mengawasinya setiap hari. Kenapa tiba-tiba aku merasa sangat khawatir kepada Gulf?

Mew, sadarlah!

"Apa kau merasa senang sekarang?" Tanyaku kepadanya.

Dia menatapku sebentar lalu memelukku. Kami berdua baru saja keluar dari dalam toko ikan itu dan kami berdua masih berada di depan toko. Dia tiba-tiba langsung memelukku tanpa memperhatikan sekeliling. Jujur, aku sedikit merasa malu.

Nyaman...

"Gulf, apa yang kau lakukan?" Tanyaku kepadanya.

Dia memelukku dengan erat. Aku hampir mati karena kehabisan nafas.

"Gulf, lepaskan!" Aku sudah berusaha melepaskan pelukannya namun dia tidak melepaskan pelukannya itu.

"Terima kasih sudah membelikan Gulf ikan. Gulf jadi punya teman di rumah. Terima kasih Phi. Gulf sangat menyayangi Phi." Ucapnya.

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang