E11

1.4K 121 3
                                    

Author Point Of View On

Keesokan Harinya...

Hari telah menjelang pagi dan Gulf sudah bangun karena tiba-tiba merasa mual. Sekembalinya dari kamar mandi, Gulf kembali mencoba untuk tidur, namun saat mencoba untuk tidur kembali, Gulf melihat wajah suaminya yang masih tertidur lelap dan tampak terlihat kelelahan.

"Kasihan suami aku pasti kerja sampai larut malam lagi." Gulf mengusap pipi Mew.

Seperti layaknya seorang yang dewasa, Gulf mengagumi paras tampan sang suami di dalam hatinya. Otaknya memang tidak dapat berpikir dengan normal, namun hatinya bisa berfungsi dengan normal dan dapat merasakan adanya cinta.

"Gulf suka mata Phi, bibir Phi, hidung Phi, dan rambut Phi."

"Apakah aku harus bangun ataukah tetap berpura-pura tidur?" Batin Mew

"Gulf suka semua tentang Phi, tapi hanya satu Gulf ngga suka dari Phi."

"Apa itu Gulf? Apa yang kamu ngga suka dari aku?" Batin Mew

"Aku ngga suka Phi melarang aku bermain-main. Aku bosan dirumah tanpa melakukan apapun. Phi hanya menyuruh aku diam seharian di kamar."

"Maafkan aku ya..."

"Aku mau punya perpustakaan kecil. Aku mau memiliki beberapa hewan peliharaan selain ikan. Aku juga ingin memiliki beberapa tumbuhan bunga yang indah."

"Aku akan menuruti semuanya sayang. Aku akan mengabulkan semua keinginanmu."

Setelah mengatakan semua keluhannya kepada Mew, Gulf mencium bibir Mew dengan sedikit malu-malu lalu tidur di samping Mew. Gulf tidur sambil memeluk Mew. Diam-diam Mew bangun lalu mengirim pesan kepada sekretarisnya untuk mencari dan membuatkan semua pesanan Gulf itu.

Beberapa Jam Kemudian...

Mew mengajak Gulf untuk sarapan di ruang makan sekarang, meskipun sedikit terlambat karena mereka bangun kesiangan, tapi tidak apa-apa, Mew tetap mengajak Gulf untuk makan, karena sedari tadi istri kecil ya itu sudah mengeluh lapar.

"Phi, kenapa rumah kita terlihat sangat ramai?" Tanya Gulf yang melihat beberapa orang berlalu lalang membawa kayu.

"Ohh itu, Phi mau membuat perpustakaan kecil untuk kamu. Kamu pasti suka. Besok setelah perpustakaan itu jadi, kita akan belanja buku untuk mengisinya."

Mata Gulf kini berbinar-binar. Dia tidak menyangka jika keinginannya terkabul. Dia beranjak dari tempat duduknya lalu langsung  memeluk Mew. Gulf merasa sangat senang sekarang.

"Terima kasih Phi! Gulf sayang sekali sama Phi!"

"Hmm, sama-sama sayang."

Mew tidak menyangka kalau Gulf akan sebahagia ini. Mereka kini makan bersama. Gulf makan dengan sangat lahap dan melupakan rasa mual yang kini menyerangnya.

Setelah sarapan, Mew kini menemani Gulf menonton beberapa film kartun. Sungguh, jika tidak terbiasa pasti akan merasa bosan. Mew benar-benar merasa bosan sekarang. Ketika Mew ingin menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, Gulf akan mulai memelas dan menatap Mew dengan tatapan sedih.

"Sayang, bisakah kita mengganti dengan Film yang lain?"

"Huh? Hmmm..."

Gulf setuju dengan ide Mew dan mempersilahkan Mew untuk mengganti film itu. Mew kini mulai mencari film yang ingin dia nonton dan yang jelas tidak akan membuatnya mengantuk. Mereka berdua mulai menonton, namun di menit berikutnya Gulf menutup matanya dan tidak mau menonton lagi.

Gulf melihat suaminya tampak menikmati hal itu dan akhirnya Gulf kembali mengintip scene berikutnya dimana seorang pria masih berada diatas pria lain. Gulf kemudian perlahan-lahan mulai tertarik.

Gulf tiba-tiba merasa aneh dengan tubuhnya. Sejujurnya dia ingin melakukan apa yang dia nonton saat ini bersama dengan Mew. Gulf mulai memeluk Mew, Mew yang tidak paham hanya membiarkan sang istri.

"Sayang, kenapa? Apakah kamu tidak menyukai filmnya hm?"

"Ak-aku.. aku..."

"Kenapa sayang?"

"Aku tidak mau melihatnya lagi!" Ucap Gulf sambil sedikit berteriak.

Mew sedikit merasa terkejut. Mew langsung melihat ke arah Gulf dan melihat ada sesuatu yang sudah berdiri tegak. Mew langsung membawa Gulf ke atas kasur dan membantu Gulf melepaskan sesuatu yang ingin keluar.

*** Another scene.

"Jika saja kamu ngga hamil, mungkin aku sudah masuk dengan bebas sekarang sayang."

"Masuk! Masukin saja! Eungh...."

"Kata buku yang aku baca tidak boleh melakukannya saat semester awal."

"Ahhh! Ahh! Ahh!"

Mew kini hanya mengusapkan dan menghimpit juniornya diantara kedua paha Gulf yang menyatu.

"Pahamu juga ternyata tidak kalah enak. Aku bersyukur memilikimu yang memiliki tubuh yang indah ini." Ucap Mew kepada Gulf.

Setelah selesai melepaskan nafsu masing-masing, mereka berdua mandi bersama. Mew masih melanjutkan di dalam kamar mandi, karena tidak bisa menahan diri nafsu ketika melihat tubuh telanjang Gulf.

***

Dua Bulan Kemudian...

Usia kandungan Gulf kini telah memasuki trimester kedua. Dia sudah tidak merasa mual lagi dan juga lebih banyak makan. Terkadang Mew sedikit kewalahan karena Mew sering meminta makan di tengah malam.

"Phi, aku ingin makan sushi!" Ucap Gulf dengan tiba-tiba.

Waktu telah menunjukkan pukul satu malam. Mew ragu kalau ada penjual sushi di jam segitu. Mew menyuruh salah satu bodyguardnya untuk pergi mencari sushi, namun tidak berhasil mendapatkannya.

"Sayang, bagaimana kalau kita tunggu sampai pagi, mau ngga?"

"Aku ingin makan sekarang! Aku ngga mau menunggu!"

Mew kini membangunkan salah satu pembantunya dan menyuruhnya untuk membuatkan sushi. Sialnya bahan-bahan untuk membuat sushi tidak ada dirumah, pada akhirnya pembantu itu pergi bersama bodyguard untuk berbelanja di toko yang buka selama 24 jam.

"Sabar ya sayang, sebentar lagi bibi akan membuatkannya untukmu."

"Hmmm...."

Setelah pembantu itu selesai membuat sushi, Gulf hanya memakan satu sampai dua potong lalu memberikannya kepada Mew. Mew kini terlihat sangat bingung. Gulf menyuruh Mew memakan makanan itu.

"Sayang, tapi aku ngga lapar!"

"Phi, tapi sushinya bakalan sedih kalau ngga dimakan?"

"Sayang..."

"Phi ngga sayang sama aku!"

Gulf sedang menangis sekarang, karena meminta Mew untuk menghabiskan semua sushi itu. Sungguh Mew kini kesal kepada Gulf, karena menyuruhnya makan ditengah malam. Mau tidak mau, Mew tetap menghabiskan sushi itu untuk Gulf.

Setelah menghabiskan semua sushi itu, mereka kini kembali ke dalam kamar lalu duduk berdua di atas sofa yang berada di dalam kamar. Gulf memeluk dan sesekali mencium Mew tepat di pipi karena merasa bersalah telah membuat Mew kesal. Mew tampak luluh dengan cepat.

"Maafkan Gulf ya Phi, tapi Gulf ngga tahu kenapa Gulf seperti itu." Gulf menyadari sikapnya tadi sangat buruk.

"Tidak apa-apa sayang, itu kemungkinan keinginan anak kita. Apakah ada hal lain yang kamu inginkan sayang?"

"Bolehkah aku memberikan makanan dan pakaian baru ke panti asuhan? Aku sudah lama tidak melakukannya."

"Boleh sayang, aku akan menyiapkannya besok."

Gulf terlihat tampak sangat senang sekarang. Gulf akan bertemu dengan teman-teman baru, itu makannya dia terlihat sangat bersemangat sekarang. Mew membuka hpnya lalu menyuruh seseorang untuk mencari panti asuhan dan juga membeli makanan serta pakaian untuk diberikan kepada anak-anak.

Author Point Of View Off

Delicious You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang