CHERRY
HunKai Fanfiction
Romance, Drama, Fantasy
Halo saya kembali, maaf lama sekali updatenya karena kehidupan nyata yang cukup sibuk. Awas kesandung typo. Terima kasih untuk VoMent kalian di chapter sebelumnya. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera.
Previous
"Ya." Balas Sehun pelan. "Kau tidak ingin masuk ke dalam? Di sini semakin dingin. Berada di dalam rumah kaca dengan banyak tanaman di malam hari tidak baik."
"Kenapa?"
"Mereka melepaskan karbondioksida, itu yang aku dengar."
"Ah, aku lupa soal hal kecil itu. Ayo masuk ke dalam."
"Kau bawa saja laptopmu, biar aku yang membawa pizza dan sodanya."
"Terima kasih." Ucap Jongin. "Terima kasih untuk pizza, soda, dan buket mawarnya." Jongin melempar senyum, mengambil buket mawar merah dengan tangan kanannya.
"Iya." Balas Sehun kemudian tersenyum.
"Tapi aku masih kesal saat menatap wajahmu, masih terbayang saat kau bersama dengan Luhan." Imbuh Jongin sambil melempar tatapan tajam kepada Sehun.
"Iya." Balas Sehun sambil mengangguk pasrah.
DELAPAN
Laporan pemeriksaan terakhir yang mengatakan bahwa womb pill tidak bekerja di tubuh Sehun, gagal, membuat Jongin kesal setengah mati. Jika sudah begini maka dia akan dipaksa untuk bersama dengan Sehun. Jongin malas membayangkannya. Setelah ini mereka akan ditekan sedemikian rupa untuk segera memiliki anak. Jongin ingin kabur saja jika tidak ingat bahwa hukuman berat menantinya. Padahal beberapa hari terakhir atau beberapa minggu terakhir hubungan mereka bisa dikatakan cukup baik, ada kemajuan yang terlihat, namun laporan dari aplikasi sistem Lyra yang mengatakan bahwa Womb Pill di dalam tubuh Sehun gagal berkembang, langsung membuat Jongin membenci Sehun lagi.
"Jongin." Sehun memanggil Jongin yang sedang duduk diam menghadap ke arah kolam renang. Tidak dijawab.
"Jongin." Sehun memanggil lagi. Jongin masih diam.
Usaha terakhir. "Kim Jongin!"
"Kenapa memanggilku?!" Jongin membalas dengan kesal dan menoleh kepada Sehun dengan malas.
"Aku berangkat kerja." Ucap Sehun.
"Ya, berangkat saja." Balas Jongin tidak peduli.
"Kau ingin apa?"
"Ingin apa?" Jongin bingung sendiri.
"Makanan atau apapun yang bisa aku bawakan pulang dari kantor nanti."
"Surat cerai." Ucap Jongin.
Sehun diam, tidak membalas kemudian pergi. Berangkat ke kantor meninggalkan Jongin sendirian. Jongin tidak tahu apa yang harus dia lakukan, selama Sehun pergi ke kantor. Dia bosan. Tapi tidak tahu harus melakukan apa. Impiannya untuk bekerja di korporat besar bergaji tinggi tidak pernah terwujud. Ditambah dengan statusnya sekarang, dia sudah pasti ditolak saat melamar bekerja dimanapun.
Jongin berniat untuk jalan-jalan keluar, tapi dia dilarang keluar tanpa Sehun. Jongin melihat staf rumah tangga baru, datang bergantian. Semua yang berhubungan dengan Luhan, Sehun ganti. Jongin tidak merasa lega, toh dia juga tidak menaruh hati kepada Sehun. Mungkin belum, entahlah. Pesan chat sering Jongin dapatkan tentang bimbingan memiliki anak dan sebagainya.
Jongin muak dan memilih mengabaikan semua pesan chat itu, bahkan jika itu adalah pesan yang diiringi dengan sanksi, persetan. Dan meskipun dilarang keluar rumah, Jongin tetap keluar, dia bisa gila terus mengurung diri di rumah besar yang sama sekali tidak akrab dengannya. Jongin pergi seorang diri, menyetir sendiri, mematikan sistem autopilot mobil. Sambil memanggil ingatan tentang hal-hal yang dia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERRY
FanfictionSehun dan Jongin tidak pernah saling kenal, mereka dipaksa bersatu oleh sistem di masa depan yang diberi nama sebagai sistem Lyra.