25

1K 121 24
                                    

CHERRY

HunKai Fanfiction

Romance, Drama, Fantasy

Halo am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk Vote dan Komen kalian di chapter sebelumnya. Jangan lupa tinggalkan jejak di chapter ini yaw, jangan lupa Vote dan komennya. Cerita ini akan berakhir kira-kira di chapter 30. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera.

Previous

"Brengsek!" Luhan berteriak marah, dia baru mendapatkan informasi paling panas dari program sistem Lyra dari orang yang dia bayar.

"Ada apa Luhan?" Giorgina bertanya kepada anaknya yang terlihat sangat marah itu.

"Mereka punya sistem Reset. Sialan! Kenapa harus sekarang?! Selain program Bantex di dalam Lyra untuk membatalkan perjodohan, rupanya ada sistem Reset." Geram Luhan.

"Apa itu?" Giorgina bingung dengan ucapan Luhan.

"Ini adalah program untuk Artificial Womb memulai kembali kehamilan yang gagal. Dengan mengunduh informasi dari proses kehamilan, mengawetkan apapun yang bisa Artificial Womb dapatkan. Ini mirip dengan kloning tapi dengan hasil yang seribu kali lebih baik. Aku yakin Sehun dan Jongin, mereka akan melakukan hal ini."

"Luhan, mereka ada jadwal mengunjungi sekolah Carsent satu bulan lagi, kita bisa melakukan penyerangan di sana. Bukankah sekarang keinginanmu berubah?"

"Iya Ibu, aku ingin mereka berdua mati." Ucap Luhan penuh dengan dendam.

"Ibu akan membantumu." Ucap Giorgina.

"Terima kasih Ibu." Balas Luhan kemudian diakhiri dengan senyuman lebar bahagia. Dia akan menghabisi Sehun dan Jongin, maka dengan itu hatinya akan merasa puas.

DUA PULUH LIMA

"Kau yakin akan melakukan ini lagi?"

Sehun mengajak Jongin berbicara berdua saja setelah pertemuan mereka dengan Jonathan selesai. Meskipun Sehun sangat bahagia dengan keputusan Jongin, namun Sehun benar-benar ingin memastikan apakah Jongin yakin dengan pilihannya. Kehilangan bayi bukanlah hal yang mudah.

"Aku yakin." Jawab Jongin pelan.

"Hmm, baiklah kalau begitu. Mereka akan mengirim kabar kapan prosesnya dimulai sekarang yang perlu kita lakukan adalah menunggu, sedikit bersabar, dan menjaga kesehatan. Itulah yang dikatakan Wendy."

"Iya." Balas Jongin pelan.

"Baiklah, sekarang sudah larut. Aku pikir sekarang waktunya kita untuk beristirahat. Kau pasti juga sudah mengantuk."

"Iya."

"Selamat malam Jongin." Ucap Sehun sambil memberikan kecupan pada dahi Jongin dan diakhiri dengan pelukan singkat.

"Hmmm, Sehun, kau tidak akan tidur di kamar kita?"

"Ada beberapa hal lagi yang harus aku bereskan, aku akan tidur di kamar kerja."

"Baiklah." Balas Jongin pelan.

Sehunpun keluar dari kamar yang dia tempati dengan Jongin, sementara Jongin membuat catatan di dalam kepalanya untuk membahas kehidupan rumah tangga mereka dengan Sehun. Terutama tentang hubungan mereka yang begitu terasa jauh dan mulai dingin. Jika dibiarkan bukankah ini akan menjadi jurang kehancuran di kemudian hari?

Bagi Sehun sendiri, dia menyadari jika hubungannya dengan Jongin sedikit renggang akhir-akhir ini. Karena Sehun merasa ketakutan dengan semua yang sudah terjadi di antara mereka. Sehun tahu dia harus segera membicarakan ketakutan serta kecemasannya ini dengan Jongin, sebelum semuanya berubah menjadi semakain parah.

CHERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang