24

732 133 15
                                    

CHERRY

HunKai Fanfiction

Romance, Drama, Fantasy

Halo am bek, awas kesandung typo, terima kasih untuk Vote dan Komen kalian di chapter sebelumnya. Selamat membaca, semoga terhibur, dan sampai jumpa segera. Ini fiksi jangan dipikir serius ya santai aja buat seneng-seneng. Ada yang bilang meskipun fiksi harus masuk akal, ya gimana ya lapak saya aja penuh Mpreg dah gak masuk akal hehe. Selamat membaca yaw, bahagia selalu untuk para pembaca setiaku, dan sampai jumpa segera.

Previous

Sehun memperhatikan Jongin yang makan dengan pelan, dia rupanya mengikuti aturan protokol Istana tentang sopan santun di meja makan. Sehun tahu bahwa Jongin adalah orang yang cerdas, dia akan menangkap segala hal baru dengan cepat dan mudah, tapi menurut Sehun saat mereka berdua saja seperti sekarang Jongin tidak usah bersikap kaku seperti ini.

"Jongin." Panggil Sehun.

"Iya?"

"Kau tidak perlu kaku di depanku saja, tidak perlu makan dengan cara aturan Istana." Ucap Sehun sambil menahan tawa.

"Ini sedang praktik langsung." Balas Jongin menyampaikan alasannya.

"Baiklah. Hmmm, Jongin. Apa kau baik-baik saja?"

Sehun tidak bisa menyampaikan maksud dari pertanyaannya secara terang-terangan, dia takut jika mungkin akan melukai Jongin. Sementara Jongin tidak tahu harus memulai dari mana untuk menunjukan dia baik-baik saja padahal kenyataannya sangat jauh berbeda.

"Iya. Aku baik." Balas Jongin pelan.

DUA PULUH EMPAT

Jongin berbaring miring menghadap jendela lebar kamarnya, Sehun sepertinya sudah terlelap dengan posisi berbaring miring memeluk Jongin. Jongin tidak tidur dia hanya memejamkan kedua matanya, berharap dia akan tidur dengan cara seperti ini, benar-benar tidur, selain itu berharap supaya Sehun jika dia tiba-tiba terjaga nanti tidak akan bertanya ada apa dan memberikan lebih banyak pertanyaan. Jujur, Jongin tidak bisa memberi jawaban. Dan saat Jongin berkutat dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba saja dia mendengar suara Sehun.

"Aku tahu kau belum tidur, Jongin. Aku juga belum tidur. Apa yang sedang kau pikirkan? Aku harap kau leboh terbuka dengan aku, termasuk berbicara tentang kecemasan-kecemasanmu."

"Iya. Aku belum tidur." Balas Jongin pelan.

"Bisakah kau memberi tahu apa yang sedang kau pikirkan sekarang?"

"Tidak. Maksudku, aku sendiri tidak tahu apa yang sedang aku pikirkan sekarang, atau akhir-akhir ini."

Sehun mendengarkan ucapan Jongin, dia tahu apa yang Jongin pikirkan dan mungkin Jongin hanya tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaannya. Dan begitupun dengan Sehun, dia melakukan hal yang sama tanpa sadar. Berpikir bahwa momen buruk itu tidak pernah terjadi kepada mereka jika tidak dibahas.

"Tentang bayi kita." Ucap Sehun pelan. "Tentang itu."

Jongin diam tidak menanggapi, namun ada sesuatu yang terasa mengganjal di tenggorokannya. Entah kenapa.

"Uhuk!" Jongin sengaja batuk untuk melegakan tenggorokannya.

Sehun mengeratkan pelukannya kepada Jongin, menaruh wajahnya pada tengkuk Jongin. "Semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Mungkin tidak sekarang, tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja."

"Dia bahkan tidak bisa disebut sebagai bayi, mungkin bahkan belum tergolong sebagai makhluk hidup menurut sistem. Hanya sekumpulan sel. Apapun sebutannya yang jelas dia belum bisa disebut bayi dan seharusnya semua ini akan mudah dilalui, mudah untuk dilupakan. Aku tidak mempermasalahkan hal ini, kehilangan ini pada awalnya. Tapi, entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa bahwa tanpa sadar hatiku sudah berpihak pada mahkluk ini. Tanpa sadar aku mencintainya dan saat dia pergi, semakin lama aku merasa semakin kosong."

CHERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang