Tumben-tumbennya Marki dan Daniel belum tidur malam itu, dan aku lebih terkejut lagi karena mereka ternyata tahu aku memenangkan Constantine Cup untuk Gasher.
"Nggak ada afterparty-nya?" tanya Marki.
Aku mengedik. "Besok, mungkin."
Tahu sendiri Calvin gampang capek. Dalam kasus ini, sebenarnya bukan Calvin saja yang capek. Kalau badanku bisa membersihkan dirinya sendiri, mungkin aku sudah mengorok di sofa.
Tapi karena Marki bilang Daniel sedang memesan pizza, aku tidak jadi tidur dan hanya mandi saja, lalu turun lagi untuk merayakan kemenangan bersama keluarga kecilku.
Pizza-nya sudah datang begitu aku turun, dan baunya sontak membuat perutku keroncongan. Aku duduk di atas kursi yang telah menjadi favoritku sejak aku datang ke rumah ini, lalu melipat satu iris pizza menjadi dua dan menggigit separuhnya.
"What's that?" Daniel mengedik ke arahku.
"Apa?" Aku bingung, karena aku tidak memakai apa-apa selain t-shirt dan celana pendek.
Menggigit pizza-nya, kembali Daniel menunjukku, tapi yang bikin kesal dia melakukannya dengan lebih samar-samar. "Di lehermu," kata Daniel. "Berapa cewek yang gigitin lehermu habis kamu menang?"
Marki terbahak-bahak.
Refleks, aku menyentuh bekas ciuman Demi, malu. "Cuma satu," aku bergumam.
"Brutal juga," Daniel berkomentar.
Really, Daniel? In front of my pizza?
Jelas-jelas aku di-bully di rumah ini karena Marki dan Daniel selalu berkomentar soal tampangku yang bisa bikin cewek-cewek "keluar di celana", dan bagaimana gameplay-ku di lapangan juga tidak banyak membantu. Dengan berat hati kukatakan kalau mereka benar. Tapi aku juga bukan playboy. Aku pasti bakal menjauh kalau cewek-cewek itu menunjukkan gejala ingin membuat komitmen denganku.
Jauh di dalam, sebenarnya aku memang agak pengecut.
Aku buru-buru menjangkau ponsel di atas meja saat kulihat ada pesan masuk dari Demi.
Demi Ruwata
| Makasih udah dianterin pulang.Jaime Desjardins-Guichard
No biggie. |Demi Ruwata
| Congrats BTW.
| Tadi lupa ngucapin.Jaime Desjardins-Guichard
Understandable kenapa kamu lupa ngucapin. |Demi Ruwata
| 🙄"Oh, it's the girl," kata Marki.
Aku membalikkan ponselku karena kukira Marki mengintip, tapi ternyata cewek itu masih di samping Daniel, menyeringai lebar.
"Sok tahu," gerutuku.
Jaime Desjardins-Guichard
Tadi kamu ditanyain Daniel. |Demi Ruwata
| DANIEL???
| THE DANIEL DESJARDINS???Aku memutar bola mataku.
Ingatkan aku untuk tidak pernah lagi menyebut nama Daniel saat bersama Demi.
Demi Ruwata
| What did he say?Jaime Desjardins-Guichard
Dia lihat kissmark di leherku. |Demi Ruwata
| I told you to use concealer.
| Naughty.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scream & Shout
RomansaSetelah kelulusannya, Jaime memutuskan untuk pergi dari Paris dan tidak kuliah. Cowok itu telah memilih jalan hidup sebagai joki turnamen basket jalanan yang nomaden di Asia, meskipun diam-diam dia masih ingin main di EuroLeague. Tapi perjalanan Jai...