18| RASKAL API DIKTARA

20.8K 840 22
                                    

Dengan senyum cerah Gama bersenandung kecil menyelusuri koridor kelas ingin menemui Celsa. Pagi-pagi sekali dia bangun dan segera berangkat bahkan saat itu Alvaro belum bersiap. Begitu sampai di kelas 12 Mipa 3, seorang siswi yang kebetulan akan masuk ke dalam kelas segera Gama hentikan.

"Iya?" gadis itu gugup setengah mati. Ingatkan bahwa laki-laki di depannya adalah Gama. Jajaran siswa nakal yang sialnya tampan sekali, bahkan sekalipun dengan pakaian yang berantakan.

"Panggilin Celsa. Suruh keluar. Tau kan gue siapa?"

Gadis itu mengangguk pelan tak berani menatap. Takut malah jadi hilang kemdali.

"Sebentar."

Gama menunggu sabar di depan pintu kelas, menghiraukan bisikan para siswi yang lewat, berujar memujinya dengan malu-malu.

Akhirnya Celsa pun keluar, di tangannya terdapat kotak bekal berwarna biru. Wajah gadis itu terlihat tak senang bahkan terkesan terpaksa.

"Halo pacar."

Celsa memutar bola matanya jengah, mengulurkan tangan memberikan kotak bekal pada Gama.

"Sesuai permintaan lo. Bekal setiap pagi."

Gama menerima bekal itu dengan anggukan kecil lalu membuka kotak makan pemberian Celsa. Nasi goreng dengan telor mata sapi.

"Nasi goreng?"

Celsa mendengus, seakan pertanyaan Gama sedang mengejeknya. "Jangan salah, gitu juga enak. Udah mending mau gue masakin."

Gama terkekeh. "Oh ini masakan lo?" Celsa berdeham singkat sembari mengalihkan perhatiannya.

"Ya udah, suapin gue sekarang."

Uhuk!

Bukan Celsa yang batuk, tapi Fana yang ternyata diam-diam menguping di balik pintu sampai tersedak air liurnya sendiri mendengar permintaan Gama.

Fana tersenyum canggung. Ketahuan. Dan Celsa pun memberi tatapan tajam mengusirnya.

"Lo punya tangan, kenapa suruh-suruh gue." ketus Celsa.

"Tanggung. Kalau dimasakin sekalian di suapin lah."

"Gue ga mau!"

"Oh ya udah. Gue usir aja Alvaro."

"Eh!" Celsa membelak. "Iya oke!" sentak Celsa setengah membentak membuat Gama tersenyum miring.

"Tunggu apalagi? Ayo. Gue belum sarapan."

Gama membawa Celsa ke kantin. Mereka duduk saling berhadapan dengan bekal yang sudah beralih ke gadis itu lagi.

Dengan waja tertekuk sebal Celsa menyodorkan sesendok nasi pada Gama yang diterima suka hati oleh lelaki itu.

Gama mengunyah dengan senyum yang tak hilang dan kening berkerut tipis seakan sedang berfikir menyesapi rasa nasi goreg buatan Celsa.

"Enak."

Celsa menatap Gama dengan alis terangkat. Apa dia tidak salah dengar? Gama memujinya.

"Lebih enak lagi kalau ga keasinan."

Gama tergelak melihat wajah sebal Celsa yang tidak mengenakan di lihat. Dia sudah tak perduli dengan tatapan di seklilingnya yang menatap mereka heran penuh jeritan tertahan karena perilaku Gama yang manly dan terlihat humoris dengan Celsa.

"Ya udah besok lo masak sendiri aja. Kan makanan gue ga enak."

"Bukan ga enak. Tapi keasinan. Dikit. Kalau lo belajar nanti juga lama-lama bisa. Sekalian kan biar belajar jadi istri yang baik." Gama tersenyum miring begitu menyebalkan untuk Celsa lihat.

MY FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang