36| JATUH CINTA (LAGI)

13.9K 516 9
                                    

Janji ini terakhir sebelum minggu depan🤙draftku habis njay

Nathan berulang kali menghubungi nomer Celsa namun tak kunjung mendapat jawaban. Di depannya Brata mengerut marah sembari menunggu kabar dari Nathan tentang keberadaan Celsa.

Nathan menggeleng. "Celsa ga jawab apapun."

"Dasar perempuan tidak tahu malu! Kalau sampai dia ketemu, kakek tidak akan kasih ampun!" kata Brata membuat Nathan sendiri semakin cemas dengan keberadaan adiknya.

"Please jawab Cel." lirih Nathan sembari berdecak pinggang.

***

"Kamu ga bohong kan Gina?" tanya Reldi menatap keponakannya mengitimidasi.

Gina berdecak. "Buat apa Gina bohong om. Waktu di acara tiba-tiba Gama ngilang terus Gina ga tahu lagi dimana Gama."

Saat sedang kawatir-kawatirnya tetang keberadaan Gama, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran Brata bersama Nathan ke rumahnya.

"Pak Brata." guman Reldi menatap pria itu sepenuhnya.

"Dimana cucu saya?!"

Reldi menyerit. "Tunggu dulu, apa maksudnya?"

"Jangan pura-pura tidak tahu! Cucu saya dibawa kabur putra kamu Reldi. Saya yakin!"

"Atas tuduhan apa kalian bisa menuduh Gama seperti itu?!"

"Cctv hotel. Saya sudah melihatnya sendiri. Anak kamu bawa cucu saya!"

Reldi mendesis merasa dipermalukan.
"Anak kurang ajar."

Gina mengusap bahu Reldi pelan. "Tenang om. Kita pasti temuin mereka."

***

Gama berbaring lasak, bergerak ke kanan dan kiri merasa tidak bisa terlelap cepat. Gama pun tertuduk, menghela nafas dan menatap jarum jam yang terus berdenting. Lalu dia memandangi pintu kamar Eva, Celsa ada di dalam. Gama sudah sangat merindukannya, padahal mereka sudah satu rumah baru bertemu dua jam lalu setelah bakaran.

Gama sudah tidak tahan. Dia pun bangkit dari kasur tipis sebagai alasnya tidur. Berjalan mengendap-endap, Gama membuka pelan pintu kamar adiknya. Menutupnya lagi, dan melihat Celsa yang tidur membelakanginya di kasur bawah sedangkan Eva berada di kasur atas.

Celsa mengerjab saat merasakan usapan lembut di lengannya. Melihat Gama yang kini ada di depannya. Saat Celsa akan membuka suaranya, Gama segera membekap bibirnya dengan jari.

"Shtt jangan berisik." bisik Gama.

"Lo kenapa di sini? Kalau abah sama ibu tahu bisa gawat nanti."

"Makanya jangan berisik."

Celsa mengubah posisi miringnya menjadi menghadap Gama. "Kenapa? Ga bisa tidur?" tanyanya mengulas senyum kecil.

Gama mengangguk.

Celsa menepuk sisi sampingnya, cukup untuk berdua jika tidur menyamping.

"Sini."

Gama menurut, segera berbaring di samping Celsa sehingga keduanya saling berhadapan.

"Perlu di dongengin juga?" kata Celsa tersenyum geli.

Gama terus diam, memandangi wajah Celsa. Tangannya terulur merapikan rambut perempuan itu.

"Gue sayang lo Cel."

Celsa tertegun dengan perkataan Gama.

"Tahu ga apa yang mustahil?"

MY FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang