13| UNDERLINE

22.7K 1K 22
                                    

Celsa berada di tempat yang tepat untuk saat ini. Luka yang ia dapati dari Nathan kini sudah mendapat penanganan dokter dari Gama. Sekarang Celsa hanya bisa tidur dengan lemas di atas ranjang lelaki itu.

Gama duduk memandangi Celsa. Dia masih bingung siapa sebenarnya lelaki yang mencoba menyakiti Celsa. Tampak ragu tangannya terulur ingin mengusap pipinya, namun segera ia tarik lagi tangannya. Wajahnya berubah pias seakan tersadar dengan perbuatannya itu. Namun melihat rambut yang begitu menganggu mata yang menutupi sebagian wajah Celsa, Gama pun menyampirkan ke telinga. Keningnya berkerut saat tangannya tak sengaja bersentuhan dengan pipi lembut Celsa yang kali ini terasa panas.

"Ma,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma,"

Celsa meracau tak jelas, keningnya sampai berkerut, keringat sebiji jagung menetes di pelipisnya. Gama tersentak-tampak kawatir dan berusaha membangunkan Celsa.

"Ma,"

Gama pun memutuskan untuk keluar dari kamar, mengambil air yang ia letakan di mangkok kecil dan handuk kering yang ia celupkan ke dalam air tersebut. Celsa sudah tak meracau lagi, tetapi suhu tubuhnya masih meningkat hal itu membuat Gama merasa bersalah-Gama simpulkan jika Celsa mengalami demam. Seperti kata dokter yang memeriksa tadi bahwa kemungkinan besar Celsa akan demam akibat shock.

"Cel bangun dulu." kata Gama pelan tidak tega membangunkan.

Bibir Celsa bergerak kecil tetapi Gama tidak tahu apa yang perempuan itu sedang katakan atau malah Celsa memang tidak sadar karena bermimpi.

Gama mengambil termometer memasukannya ke mulut Celsa, setelah beberapa saat ia kembali menariknya melihat benda pengukur suhu itu menunjukan angka 38.

Dengan telaten Gama malam ini bersiap siaga, meletakan handuk yang sudah diperasnya itu ke kening Celsa yang dibalut kain kasa, memberi tekanan kecil, melakukannya beberapa kali sampai diarasa cukup.

***

Celsa terbangun, melihat sekelilingnya tampak linglung lalu terduduk cepat saat mengingat kejadian kemarin saat Nathan melukainya lagi.

Gama bergerak terbangun karena merasakan pergerakan Celsa. Posisinya masih ssama seperti semalam, tidur dalam keadaan duduk. Walaupun kini ia merasakan akibatnya, lehernya terasa sakit.

"Kenapa gue ada di sini?" Celsa berkata heran seperti orang linglung.

Tapi nyatanya begitu, saat Gama membawa Celsa ke apartemen dia masih pingsan.

"Semalem lo demam."

Celsa meraba keningnya yang baru ia sadari ada balutan kain di sana.

"Lo yang bawa gue ke sini?"

Gama mengangguk. "Ini apartemen gue. Lo di kamar gue sekarang."

MY FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang