Malam ini Gama dan teman-temannya berkumpul di bascamp, menghabiskan waktu di sana hanya sekedar saling ngobrol saja. Namun beberapa hari ini Alvaro terlihat murung, wajahnya seperti menunjukan banyak beban bahkan selalu memegang ponselnya kapapun seperti sedang menunggu kabar dari seseorang.
"Nungguin apa sih lo Al? Murung terus heran gue."
Alvaro melirik pada Caka singkat, kembali melihat layar ponselnya yang menunjukan room chatnya dengan Celsa. Namun pesan lain masuk dan itu dari Shena.
Shena
Aku pengin ketemu kamu
Bisa?Dengan lincah Alvaro mengetik balasan di keyboardnya untuk Shena.
Sorry gue ga bisa
besok aja.Alvaro tak lagi memidahkan balasan Shena untuknya, dia hanya membutuhkan pesan dari Celsa, jika pun satu pesan tak apa namun sepertinya gadis itu sangat marah. Ingatlah bahwa selain Celsa keras kepala dia juga bisa marah dalam hal kecil. Jika masalahnya sudah seperti ini Alvaro harus apa. Diminta bertemu tidak di balas, di ajak bicara baik-baik menolak, saat di sekolah juga selalu menghindar darinya.
Alvaro benar-benar frustasi dan itu karena Celsa.
Tiba-tiba Bio datang membawa sebotol bir dan 2 gelas yang ia letakan di atas meja.
"Nih lo minum biar ga stres."
"Dasar bego. Temennya lagi ada masalah bukannya dikasih nasehat malah dikasih yang sesat." kata Gavier sembari berdecak.
Alvaro mengulurkan tangannya mengambil secangkir gelas sloki yang telah di isi bir. "Gue emang butuh ini."
"Lo mau ga?"
Gama mengangguk menerima pemberian Bio dan menegaknya dalan sekali tenggukan.
"Lo sama Celsa gimana Gam? Baru kemarin malem keliatan deket, kok hari ini ga keliatan lagi." kata Caka berkomentar.
"Jangan-jangan lo cuma main-main lagi sama dia, kaya yang lain."
Gama tersenyum kecil. "Ga tau. Jalanin aja dulu." balasnya sembari melirik Alvaro yang tampak tak suka dengan perbincangan mereka malam ini.
"Sayang banget kalau Celsa cuma dijadiin target buat lo. Mending buat gue aja. Terpercaya no tipu-tipu, seperti slogan Papih Bambang di mana ada cewek cantik ada cowok berkumis lele menghampiri." kata Caka sembari menaik turunkan alisnya.
"Kumis lo aja kaya taring semut. Udahlah ga pantes. Sadar diri aja." kata Bio.
"BABI."
"Cara nembak cewek kaya gimana?"
Mendengar pertanyaan Gama, hal itu membuat Bio sampai tersedak asap rokoknya sendiri menatap lelaki itu tak percaya dengan yang lain juga berekspresi sama dengannya.
"Lo mau nembak CELSA?!" tuding Caka bertanya membuat Alvaro sedang berancang-ancang memukul Gama.
Gama terkekeh kecil. "Cuma tanya. Siapa tau aja besok gue ketemu cewek yang cocok."
"Yang cocok buat lo kaya gimana sih Gam?" tanya Bio bingung sendiri.
"Yang kaya Celsa."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FAULT
Novela JuvenilCelsa mengira menjadi kekasih bayangan untuk Alvaro sudah cukup baginya. Tetapi nyatanya ia tak puas untuk hal itu, ia ingin Alvaro sepenuhnya bukan hanya menjadi nomer dua untuk lelaki itu. Ketika semuanya semakin sulit dijalani, tiba-tiba saja Ga...