Anastacya menatap dengan perasaan hampa ke arah pepohonan besar yang berbaris kokoh di halaman. Melalui bingkai jendela bernuansa putih di samping tempat tidurnya,
Ia melihat keseluruhan pemandangan di luar. Namun keindahan halaman rumah sakit dengan taman yang menawan sama sekali tidak menyentuh hatinya yang terasa dingin. Bayi dalam kandungannya tidak bisa dipertahankan, dokter mengatakan bayi itu akan meracuni tubuhnya jika tidak segera diangkat.
Dan sekarang, di sini lah Ia berada setelah operasi cesar mengambil janinnya yang tidak lagi bernyawa dalam kandungannya
Anastacya menggigit bibir, menghapus butir airmata yang jatuh membasahi pipinya.
"Ana....."
Seluruh kebahagiaannya hilang terenggut, berjuta emosi berkecamuk dalam hatinya dan Ia benci dengan rasa lemah yang terus menerus menggerogoti batinnya.
"Anastacya...."
Ana menoleh merasakan kehangatan tangan yang kokoh dan besar menggenggam tangannya. Ragnar Olsen. Pemuda itu berdiri di sisi tempat tidur, menatapnya dengan lembut, senyum yang menawan terukir di wajahnya yang tampan.
Ana tidak lagi melihat ekspresi konyol di wajah itu, tidak lagi melihat senyum khas yang sinis mengejek, tidak lagi melihat tatapan mata jenaka seperti yang selama ini berbinar ke arahnya. Sejak Ana siuman tadi malam setelah operasi cesar, Ragnar Olsen berubah menjadi sosok yang berbeda. Ia menunjukkan aura kekuasaannya sebagi seorang bangsawan yang disegani.
"Maaf, aku tidak tahu kau masih di sini," ujar Ana menarik tangannya dari genggaman Ragnar, tapi pemuda itu tidak melepaskannya sama sekali.
"Aku tidak pergi kemanapun, aku di sini sejak tadi, sejak kemarin."
Anastacya menghela nafas. Ya, Ia tahu dari Laurel kalau Ragnar selalu berada di rumah sakit. Pemuda itu mengambil alih semuanya dan tidak mengijinkan Laurel melakukan apapun. Tim dokter dan perawat sepenuhnya mempercayai Ragnar karena mengetahui keberadaan latar belakang pemuda itu.
"Terima kasih...."
"Aku ingin kau mengatakan kata-kata yang lain, selain terima kasih dan maaf."
Anastacya menatap mata tajam di depannya, Ia tidak tahu apa sebenarnya warna mata Ragnar. Selama ini Ia tidak pernah berada sedekat ini dengan pemuda itu dan Ia nyaris tidak peduli dengan keberadaannya. Tapi saat ini Ia bisa melihat warna mata itu, warna mata yang sangat unik, biru gelap dengan bias keunguan yang indah, menyorot kuat dan menghipnotis siapapun yang menatapnya. Warna mata yang mungkin dimiliki kaum aristokrat eropa, entahlah, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Deepest Love
RomanceNovel Dewasa 3rd Thornthon MacMillan Series. Anastacya MacMillan kembali ke New York dan tinggal bersama pamannya, Greg MacMillan, setelah menghabiskan masa remajanya di London. Ana yang sangat cantik menjadi idola para pemuda di kampusnya. Greg yan...