10. Sakit Yang Dirasakan Ana

10.7K 1.2K 313
                                    

Abriella tersentak bangun, udara dingin terasa begitu menusuk kulit. Ia melirik ke samping dan tersenyum bahagia melihat Greg terlelap tanpa sehelai benangpun, tubuh mereka sama-sama polos. Suasana kamar yang temaram menambah aura romantis diantara mereka.

Ia menarik selimut dan menutupi tubuhnya dan Greg, rasanya aneh karena pria itu sama sekali tidak terlihat kedinginan.

Abriella melihat jam di nakas, pukul 03.15, telah lewat tengah malam, biasanya udara kota Paris akan terasa semakin dingin menjelang pukul 5 pagi.

Ia bergerak perlahan mendekati Greg, menahan rasa pegal dan perih di pangkal pahanya. Ia menggelengkan kepala, begitu bahagia, begitu bangga, teringat sex yang luarbiasa panas menggairahkan yang Ia lalui bersama Greg sepanjang malam ini.

Abriella mengusap area intimnya, masih terasa basah dan berdenyut. Ya Tuhan, Greg melakukannya tanpa henti, tanpa lelah. Pria itu seakan tidak kehabisan tenaga meski memborbardir tubuhnya berkali-kali. Tempat tidur king size itu kusut tak berbentuk, pakaian mereka berserakan di lantai dan aroma gairah yang pekat tercium memenuhi ruangan.

"Thank you, Greg,"bisik Aby mengecup dada bidang Greg yang selama ini terlihat begitu menawan di balik kemejanya. Tubuh Greg terasa hangat, Abriella meringkuk di antara lengannya yang kekar. Dalam keremangan lampu kamar matanya meneliti goresan indah di dada itu dengan kagum, terpesona, takjub.

Ia sama sekali tidak menyangka Greg memiliki tato, tato yang besar dan unik. Tidak pernah sekalipun terdengar gosip di kampus kalau pria itu memiliki tato, bahkan tidak dari Jesica. Gadis manja itu hanya bicara soal kehebatan Greg di ranjang, keperkasaannya bagai kuda jantan atau rudal sang kekasih yang membuatnya ketagihan, hanya melulu tentang itu. Jesica Warner sama sekali tidak pernah membicarakan tato indah di dada kekasihnya.

Kapan kau membuat tato ini, Greg? Ini sangat sexy dan indah, bisik Aby dalam hati. Sosok liar dan misterius Greg MacMillan tergambar di tato ini, satu hal lain tentang Greg yang baru diketahui Abriella. Entah berapa banyak lagi yang tidak Ia ketahui tentang pria itu.

Bunyi getar ponsel terdengar lembut di kejauhan...

Abriella tertegun menatap ponsel Greg yang bergetar di atas meja. Siapa yang menelphone tengah malam?pikirnya heran.

Bunyi getar ponsel terdengar lagi...

Abriella duduk dengan hati-hati, melangkah menuju meja dan meraih benda hitam kecil itu. Dahinya berkerut melihat nama yang tertera di layar.

Anastacya is calling...

Ada apa Ana menelphone Greg? Begitu pentingkah?... Aby bimbang sejenak, membangunkan Greg atau membiarkan saja atau menerima panggilan itu. Apakah Ia lancang jika mengangkat panggilan itu?

"Halo, Ana?"desis Abriella setelah menekan tombol terima.

"Aby? Is that you?"

"Yes."

"Oh My God, I am very happy."

Abriella ikut tertawa lirih mendengar suara tawa Ana yang terdengar menggodanya.

"Thank you, darling."

"Kau tidur dengannya?"

Abriella diam tidak tahu harus menjawab apa.

"Abriella, answer me."

"Yeah, aku tidur dengan Greg."

"Wow, very good."

"Jangan menggodaku, Ana."

"Tidak, aku sangat bahagia, aku doakan kalian segera menikah. Tolong jangan kecewakan Greg."

The Deepest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang