Bab 26. Meadow Lane

8.6K 1.1K 316
                                    

Ana menatap kedua sahabatnya dengan geram. ...what the hell....

"Damn it,"gerutunya sambil meraih tas dan buku-bukunya, tergesa meninggalkan kedua gadis yang masih memejamkan mata sambil mendesah-desah dengan suara lirih.

"Ana, tunggu!"teriak Julie langsung menyambar tasnya dan menendang kaki Carrisa.

"Hei, gadis mesum, kita harus kejar bocah itu. Dia dijemput our hot uncle."

"Yes, let's go!"sahut Carrisa penuh semangat. Ia membuka dua kancing kemeja bagian atas dan mengikat ujung kemeja bagian bawah di atas pinggang, memamerkan perutnya yang indah dengan cincin mungil menggantung di pusarnya yang sexy. 

Julie mencibir.

"Kurang hot,"ejeknya sambil membuka cardigan, menyisakan kaos tipis transparan yang melekat di tubuhnya. Carrisa mencibir sewot melihat sepasang payudara dengan puting menggoda membayang dari balik kaos merah super ketat itu, no bra.

"Shit! Kau sengaja tidak memakai bra?"desis  Carrisa memaki sahabatnya. Julie terbahak senang

"Antisipasi kalau-kalau berjumpa uncle Greg. Kapanpun dia bisa muncul di kampus kita, aku sudah siap dengan keseksianku ini,"jawabnya santai 

"Kau pikir uncle Greg tertarik dengan jebakan murahan itu?"

"Semua pria menyukai payudara,"ujar Julie tersenyum tak perduli sambil meremas kedua gundukan dadanya dengan gerakan memutar.

"Ukuranmu cuma standar,"ejek Carrisa terkekeh geli.

"Yang penting usaha."

""Ayo cepat, kita kejar Ana,"ujarnya berlari keluar kelas dan melihat Ana melangkah cepat melintasi taman kampus.

"Ana, tunggu!"

Ana terus melangkah, tak perduli dengan panggilan sahabatnya.

"Ana!"

"What?!"ujar Ana terus melangkah tanpa menoleh.

"Kita kuliah di jam yang sama, jadi keluar kelas juga harus bersama."

Ana memutar bola matanya mendengar kata-kata Julie.

"Kalian merusak mood ku,"tukasnya dengan wajah merengut.

"Ya ampun, Ana. Setidaknya biarkan kami bahagia."

"Baiklah, tapi jangan mengkhayalkan suami wanita lain. Apalagi pria itu pamanku sendiri. Gila! Masih banyak pria yang belum menikah."

"Tidak ada yang se tampan uncle Greg."

"Banyak."

"Tidak ada yang se hot dia."

"Kalian makin lama makin gila."

"Jangan salahkan kami...."

Ana menghentikan langkah mendengar kata-kata Juli. Matanya membulat melihat kaos ketat transparan yang dikenakan sahabatnya itu, pandangannya beralih ke Carrisa, sama saja. 

"Jules, mana cardiganmu?"tanyanya heran.

"Dalam tas, rasanya panas sekali...oh my gosh...."

"Well, kami sedang berburu.....ow..ow.. he is coming..."

The Deepest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang