Bab 28. Awal Perubahan Rasa

16.5K 1.3K 516
                                    

"Oh God, forgive me. I can't stop it,"desis Greg dengan nafas memburu. Ia telah kehilangan kendali, akal sehatnya telah tertutup kabut gairah yang begitu pekat. Tanpa melepaskan ciuman mereka, Ia merebahkan Ana di sofa dan menindihnya. Jemarinya membuka kancing kemeja gadis itu, tercekat gugup melihat payudara indah terpapar di depan matanya, tertutup bra putih berenda yang cantik, sangat suci dan sangat seksi. Kepala Greg merunduk dan wajahnya terbenam di kelembutan daging kenyal beraroma cherry itu......sempurna!

"Greg......,"desis Ana tersengal.

"My sweet cherry,"bisik Greg serak, bibirnya menghisap gundukan lembut payudara Ana yang menyembul di balik bra.

"Oouuch..!"erang Ana, membusungkan dadanya, mencengkram rambut Greg, mendorong kepala pria itu makin terbenam di dadanya. Rasa geli dan nikmat bercampur jadi satu menghantamnya, membuat tubuh rahasianya menggelenyar hebat.

Dan Ia tidak ingin ini berakhir. Demi Tuhan, TIDAK!

Ana bagai terhipnotis. Ia belum pernah mengalami semua ini, belum pernah merasakan gairah seperti ini, bahkan tidak dengan Collin. Semua sensasi ini baru dikenalnya, sensasi yang asing dan menyesakkan dada.

"Greg..."

Greg membungkam desahan lirih Ana dengan lumatannya yang intim, mengulum bibir gadis itu dan menyesapnya. Ana balas mengulum dengan gairah yang sama. Semua terasa alami, tubuhnya merespon semua yang dilakukan Greg dengan penuh gairah.

Suara desahan lolos dari tenggorokannya saat jemari Greg menyusup masuk ke dalam bra-nya dan mengusap puting payudaranya dengan gerakan memutar perlahan yang membuat tubuhnya menggigil.

"Greg... aaach,"rintih Ana manja di sela-sela nafasnya yang memburu.

"Ya Tuhan, tolong hentikan ini,"keluh Greg putus asa, mencoba mati-matian menahan gairahnya. Tapi tubuh Ana yang lembut dengan aroma cherry yang memabukkan meruntuhkan seluruh pertahanannya.

Keduanya bertatapan dengan nafas berpacu, Greg menempelkan dahinya di dahi Ana, terpesona melihat wajah cantiknya memerah, pasrah dan bergairah. Gadis itu menahan jemari Greg yang berada di balik bra-nya, menurunkan kain berenda yang menutup dadanya hingga Greg melihat payudara  penuh dan padat itu tepat di depan matanya. Pemandangan yang sangat erotis melihat gundukan kenyal yang lembut itu berada dalam genggaman tangannya yang kokoh. Ya Tuhan, bertahun-tahun Ia memimpikan saat-saat seperti ini.

Terkutuklah kau Greg!

Ana menjilat bibir Greg dengan malu-malu, lidahnya  yang mungil merah jambu terlihat begitu seksi saat menyelip masuk ke dalam mulut Greg.

"Ana, stop it..."geram Greg menahan birahinya yang menggelegak.

"No, Please don't,"protes Ana terengah, memeluk leher Greg makin erat. Ia membuka lebar pahanya, melingkarkan kakinya di pinggang pria itu.

"Oh..damn it!"maki Greg merasakan lekukan intim Ana tepat berada di pusat tubuhnya yang menegang. Gadis itu sama sekali tidak membantunya untuk menghentikan kegilaan ini, gerakan tubuhnya yang polos dan alami semakin membuat Greg jatuh ke jurang yang dalam tanpa bisa kembali lagi. 

Greg menjilat bibir Ana yang membengkak, dan perlahan mengulum bibir yang telah menjadi candunya itu. Keduanya kembali saling melumat dengan ritme yang lambat menghanyutkan. Suasana sunyi gazebo semakin membakar gairah, hanya desah nafas berpacu yang terdengar memecah kesunyian, hanya rintihan lirih Ana yang terdengar serak menahan nikmat saat Greg menjilat telinganya, menciumi lehernya terus turun ke dadanya dan.....

"Oouch...."raungnya tak tertahankan saat mulut Greg melahap puting payudaranya dan mengulumnya dengan lapar. Tubuhnya melenting dan pasrah seutuhnya dalam pelukan lengan kokoh Greg, Ia memejamkan mata menikmati cumbuan bibir pria itu  kedua payudaranya.

The Deepest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang