Bab 36. "BURGER" KISS

14.9K 1.7K 559
                                    

Part ini Annika UP
Khusus untuk para pembaca yang setia kasih VOTE n KOMEN
Baik di IG, IGS dan Wattpad
Terima kasih semangatnya.
❣❣❣❣❣❣❣🥰🥰🥰🥰🥰🥰

❣❣❣❣❣❣❣🥰🥰🥰🥰🥰🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🖤🖤

Kafe Kampus.
Pukul 4.30 sore.

Anastacya terbahak mendengar cerita Collin. Tawa gadis itu terdengar keras membuat beberapa mahasiwa lain menoleh penasaran. Julie dan Carrisa saling melirik dengan tatapan heran. Tidak ada yang lucu dari cerita Collin, tapi Ana terus tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya. Kedua gadis itu merasa aneh dengan sikap Ana selama dua minggu terakhir. Aneh.. tapi entah apa.

"Tidak ada yang lucu," gerutu Julie sambil memutar bola matanya.

"Apa yang ditertawakan tuan puteri itu?"

"Wajah kalian yang lucu," tukas Ana menghapus matanya yang basah.

"Sialan," gerutu Carrisa kesal melirik jam tangannya.

"Sebentar lagi Joshua dan Evan datang, tidak usah menggerutu seperti itu,"ejek Collin tersenyum lebar. Lengannya merengkuh Ana dengan mesra, mengecup puncak kepala kekasihnya. Ana mendongak, dengan berani mengecup bibirnya. Collin tertegun sejenak, tanpa melewatkan kesempatan itu Ia menangkup wajah gadis itu dan mengulum bibirnya. Julie dan Carrisa memutar bola mata melihat keduanya.

"Sejak demam dua minggu lalu, tuan puteri itu jadi aneh," ujar Carrisa pada Julie.

"Sejak demam dua minggu lalu, tuan puteri itu jadi aneh," ujar Carrisa pada Julie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeah, sepertinya demam tinggi membuat otaknya yang sekeras batu meleleh."

"Dan seketika tersadar dari koma."

"Kenapa tidak demam dari dulu?"gumam Carrisa.

Julie dan Carrisa saling tersenyum lebar.

"Apa yang aneh?" tanya Ana tiba-tiba, mendelik menatap sahabatnya bergantian.

"Wow, mengaum."

"Sebentar lagi menggiggit."

Ana kembali tertawa melihat ekspresi keduanya. Ia hanya ingin tertawa saat ini, terus tertawa tidak perduli apapun yang dipikirkan teman-temannya. Atau airmata akan kembali menetes tak tertahankan setiap Ia berdiam diri. Kesedihan itu telah mencekik tenggorokannya, terasa begitu getir dan membuat semangat hidupnya hilang.

The Deepest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang