Novel Dewasa
3rd Thornthon MacMillan Series.
Anastacya MacMillan kembali ke New York dan tinggal bersama pamannya, Greg MacMillan, setelah menghabiskan masa remajanya di London.
Ana yang sangat cantik menjadi idola para pemuda di kampusnya. Greg yan...
Yuhuuuuu.... Annika come back Pasti pada nungguin yaa? Wkwkwkwkwk... Readers jadi gilaaaak... Dikerjain sama author gilaaaak 🤣🤣🤣
Eeeitss.... sebelum kita lanjut ke Uncle hot, kita jalan-jalan dulu ke Singapore ya, ketemu sama yang ganteng satu ini. Yang udah baca TDL season 1 pasti tahu..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Singapore Marina Sand Hotel Pukul 7.45 Pagi
Gadis itu terbangun, menggeliat malas dan menendang selimut yang membungkus tubuh telanjangnya. Sinar matahari pagi terlihat terang benderang menembus kaca jendela. Ya, Asia Tenggara memiliki matahari yang lebih ekstrim disaat negara lain masih dihantui badai salju. Ia tersenyum bahagia mendengar senandung halus dari kaar mandi, senandung diantara bunyi percikan shower.
Ia duduk perlahan dan meringis merasa ngilu di pangkal pahanya. Sprei di ranjang terlihat kusut tak berbentuk, lembab dengan aroma gairah yang pekat karena pergumulan hebat sepanjang malam dengan pria perkasa yang baru dikenalnya.
Si gadis menatap jejak kissmark di bahu dan payudaranya melalui cermin besar di sisi tempat tidur, membelai putingnya yang terasa perih karena berkali-kali di gigit dan dihisap si pria sepanjang malam. Bunyi getar ponsel di atas meja terdengar halus, Ia melangkah mendekat, diam-diam melihat nama yang tertera di layar ponsel.
Otouchan memanggil....
Seraut wajah pria tampan setengah baya melintas di layar ponsel beberapa kali. Apakah itu ayahnya? pikir si gadis. Ia meraih ponsel itu dan membawanya ke kamar mandi.
Sedetik Ia tercekat melihat pria tinggi tampan dengan tubuh atletis itu berada di bawah shower, telanjang dan sangat menggoda. Matanya terpaku pada pusat tubuh yang tadi malam berkali-kali memasukinya tanpa ampun hingga membuatnya kelelahan, dan lihatlah pria itu masih saja bergairah.
"Hiro san, ada telphon untukmu."
Pria yang di panggil Hiro, mematikan shower, menatap tubuh telanjang yang berdiri di pintu kamar mandi dengan penuh gairah. Gadis itu benar-benar cantik dan lezat membuatnya tidak bosan dan masih menginginkannya hingga detik ini.
Hiro mendekat, meraih ponselnya d tanpa melepaskan tatapanny dari segitiga montok di antara pangkal paha mulus itu. Ia merangkul pinggang ramping si gadis, menariknya hingga menempel ke tubuhnya yang basah.
"Temani aku mandi, babe," bisiknya lembut sambil menerima panggilan masuk ponselnya.
"Ya, touchan(papa)," sapanya dengan sopan.
".............."
"Aku di Marina."
"..............."
"Belum pasti, mumgkin masih seminggu lagi di sini."
