57. Cinta, Benci dan Luka (1)

7.3K 1.1K 156
                                    

Aloha readers gilaak....
Jangan lewatkan part-part terakhir season 2 ini ya.
Bagaimana akhir perjalanan rumit kisah cinta terlarang Greg dan Ana di sini?... Penasaran, ngga siiiyy?

 Penasaran, ngga siiiyy?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💖💖💖

"Kau pengkhianat, Greg!"

"Nicho, jangan!"

Ana menjerit histeris melihat Nicholas menarik pelatuk senjata di tangannya dan hanya dalam hitungan detik peluru itu menghantam dada kiri Greg, membuatnya terhuyung dan terhempas ke lantai bersimbah darah.

"Tidak.... tidak!" teriak Ana berlari mendekati Greg yang terbujur kaku......

"Anastacya, tinggalkan bajingan itu."

"Greg..., bangun Greg. Buka matamu, jangan tinggalkan aku!"

Greg membuka mata, terbatuk hebat dan menyemburkan darah dari mulutnya, mengotori  bibir dan dagunya, mengotori gaun Ana yang memeluknya erat dan berurai airmata.

"Sayangku......, maafkan aku....." desis Greg serak.

"Kau berjanji padaku, kau berjanji kita akan selalu bersama......."

"Aku mengkhianati janjiku pada ayah dan kakakku, aku  manusia tidak berguna...."

"Tidak, Greg.... Greg!"

"Tinggalkan bajingan itu, Ana. Dia manusia yang tidak tahu bagaimana berterima kasih pada keluarga yang sudah menyelamatkan hidupnya."

"Tidak, Nicho. Bunuh saja aku, bunuh.........tidaaaaakkk, lepaskan!!"

Ana berteriak sekuat tenaga saat tangan Nicholas menarik tubuhnya dengan paksa, membuat Greg terlepas dari pelukannya. Ia meronta, menendang dan mencakar kakaknya tanpa henti, tapi semua usaha itu sia-sia. Nicholas terlalu kuat untuk dilawan, terlalu marah untuk dihentikan. 

"Aku mencintainya, Nicho.. Aku sangat mencintainya.........." ratap Ana pilu.

Ana terus menangis tanpa henti dan tersentak bangun. Ia kembali bermimpi, mimpi yang sangat buruk, mimpi yang selalu sama dan beberapa hari ini mulai sering datang mengganggunya. 

"Daddy......?" gumam Ana tanpa sadar dan mengusap sudut matanya yang basah.

Ia menangis dalam tidurnya? Apa yang harus Ia lakukan sekarang? Emosinya kacau balau ditambah dengan rasa mual yang semakin sering datang. Setelah pertengkarannya dengan Abriella tadi pagi Ana merasa benar-benar lelah.

Bagaimanapun kata-kata penuh provokasi yang didengarnya dari mulut berbisa wanita itu memenuhi pikirannya, mempengaruhi emosinya. Ia tidak percaya dan tidak ingin percaya kalau Abriella dan Greg bertemu dan tidur bersama lagi. Bukankah Greg sudah berjanji tidak akan menyentuh wanita lain? Tapi bagaimana kalau memang mereka belum resmi bercerai....?

The Deepest Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang