Ale - 2023

576 65 6
                                    

Padahal gue cuma mau minta waffer aja ke Dira, tapi deg-degan banget gini yawla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal gue cuma mau minta waffer aja ke Dira, tapi deg-degan banget gini yawla. Jadi gini ya yang dirasain Quinza sama Kayla kalo lagi ketemu crush-crush mereka di kantin sekolah? Sebelum otw ke mejanya Dira, gue ngaca dulu lewat kamera hp, memastikan kerapian dan kewangian diri. Tapi sedih juga bentar lagi gue udahan magangnya di sini. Gimana caranya biar deket terus sama Dira coba? 

"Jam segini emang jam-jam rawan laper ya," ujar Dira begitu gue nongol di samping mejanya.

"Hehe ya begitulah. Yakin nih gue boleh minta?," tanya gue memastikan sekali lagi.

"Alejandra, diabisin juga nggak papa kali," jawab Dira. Duh, meleleh hati gue tiap kali Dira memanggil nama gue begitu. Semenjak kita jalan dua minggu yang lalu, abis itu Dira selalu manggil gue komplit Alejandra. 

"Oke, sikat nih," kata gue yang langsung mengunyah waffer dari Dira. Rasanya kok jadi lebih enak ya? Apa karena makannya di deket Dira gini? Hehehe nggak papa gombal dikit, walaupun cuma di dalam hati. Oleh karena makan pake buru-buru, gue pun kesedak.

"Alejandra, aduh pelan-pelan makannya," kata Dira yang sedikit panik liat gue kesedak. Doi langsung menyodorkan tumblr minumnya ke gue dan menepuk-nepuk punggung gue. Astaga, jadi gue bakal minum dari bekas bibir Dira nih? Tapi berhubung tenggorokan gue udah sakit karena keselek, langsung aja gue minum. Gue lama-lamain dikit, biar bekas bibir Dira nempel di bibir gue. Ya siapa tahu habis ini semakin mulus jalan gue buat deketin doi hehe.

"Laper banget abis. Thanks, Dira," kata gue seraya mengembalikan tumblr miliknya. 

"Masih laper nggak?," tanya Dira lagi. Malu mau bilang sih, tapi gue cuma tertawa tipis sambil ngangguk. "Astaga Alejandra," ucap Dira seraya mengacak-acak rambut gue. Please, ini nggak salah kan Dira touchy ke gue? Keep calm and keep cool, Le. Jangan terbang dulu. 

"Tadi abis nggak sempet makan siang di sekolah, ngerjain tugas kelompok dulu sebelum ke sini," ujar gue dengan cengangas cengenges. 

"Mau makan bakso di deket klinik?," ajak Dira tiba-tiba. Gue agak kaget, tapi ya jelas seneng banget juga hehe. 

"Dir, yakin lo bisa makan bakso gerobak abang-abang?," tanya gue karena muka-muka kaya Dira nggak mencerminkan suka jajan di pinggir jalan. 

"Ya kali, Le. Gue juga manusia biasa yang suka jajan bakso sama mie ayam," jawab Dira yang kali ini nyubit lengan gue. Tenang, Le. Santai, chill!

"Oke, yuk cus," balas gue yang lalu mempersilakan Dira keluar dari kubikelnya terlebih dahulu. 

Gue berjalan di sebelah kanan Dira. Nggak nyampe lima menit, kita udah nyampe di bakso gerobak deket klinik kantor. Jam segini lagi nggak begitu ramai, karena orang-orang udah siap-siap mau pada pulang. 

"Neng Dira, bawa siapa Neng?," ujar si abang bakso. Kayaknya akrab banget nih berdua. Berarti nggak kaleng-kaleng Dira ini. Meskipun bentuknya kaya Becky Armstrong, tapi alhamdulillah mau makan bakso gerobak di pinggir jalan.

Dua GenerasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang