Tante Gita adalah bener-bener definisi cewek ganteng, lebih dari cewek ganteng yang sering diteriaki oleh Quinza dan Kayla, dua sahabat gue di sekolah, kalo lagi nggosipin girl crush-nya. Kalau gue tanya ke mereka berdua nih definisi cewek ganteng itu kaya gimana, mereka langsung nunjukin foto Freen Sarocha yang berperan sebagai Khun Sam, pemeran utama di salah satu web series Thailand. Lupa gue apa judulnya karena gue cuma nonton beberapa episode bareng mereka, udah nggak betah sama dramanya. Mending gue nonton anime atau baca komik aja deh.
Cuma gue aja di antara mereka yang nggak suka K-Pop atau Drakor alias Drama Korea atau baru-baru ini, mereka lagi suka banget nonton web series GL alias girls love sama BL alias boys love asal Thailand. Kemarin aja pas diajakin nonton Blackpink sama Quinza dan Kayla, gue cuma ngahngoh aja nggak tau lagu-lagunya. Gue sebenernya udah menolak nonton, tapi katanya si Quinza dan Kayla butuh gue untuk nemenin mereka, karena katanya kalo ada gue aman dan gampang diizinin sama orang tua mereka alias gue bisa jadi tukang pukul kalo ada yang macem-macem. Si anjir emang cuma pada jadiin gue bodyguard. Lalu pas gue tanya apakah gue udah menjadi golongan cewek ganteng idaman mereka apa belum, katanya masih terlalu dini menilainya sebab katanya gue masih sering diuyel-uyel sama mami, jadi belum mature enough. Nggak tau aja mereka kalo gue merelakan diuyel-uyel supaya kalo mau apa-apa diiyain sama mami huft.
Speaking of Tante Gita nih ya, selama dinner ultah gue kemaren, dia bener-bener nggak banyak omong. Tapi selalu terlihat excited ngedengerin kalo mami atau Tita Luisa atau Tita Letty atau Om Dika lagi ngomong. Gesture-nya ke mami itu lho yang gue rasa sangat manly padahal dia cewek. Manly-nya lebih dari Om Dika gue lihat-lihat. Se-simple misalnya doi yang selalu sigap kalo mami mau ambil makanan apa, tarikin kursinya waktu mau duduk, atau nuangin air mineral dan wine ke gelas mami.
"Kenapa sih lo kalo dapet hadiah mahal-mahal dan seru-seru, Le?," ujar Kayla yang ikut bantuin gue bukain kado ultah sepulang sekolah bersama Quinza.
"Eh btw ini dari siapa, Le? Air Jordan XI?," tanya Quinza. Gue yang dari tadi nggak merhatiin kado-kado yang lagi dibuka pun terkejut. Siapa yang beliin gue sepatu seharga motor vespa ini??? Mana pas lagi ukurannya sama kaki gue. Semahal-mahalnya Tita Luisa ngasih kado, kalo seharga sepatu ini, doi pasti ngasihnya dalam bentuk investasi.
"Lah, ini kan dari Tante Gita???," kata gue begitu liat bungkusannya ternyata adalah kado yang dibawa Tante Gita.
"Siapa lagi Tante Gita. Baru denger gue lo punya tante namanya Gita," ujar Kayla.
"Bukan, bukan. Tante Gita ini cewek ganteng temennya mami," kata gue yang masih membolak balik hadiah dari Tante Gita.
"Hah? Cewek ganteng? Eh, serius bentukannya ganteng gitu kaya Khun Sam?," tanya Quinza yang tiba-tiba langsung interesting denger kata cewek ganteng.
"Le, mau liat ih fotonya!," tambah Kayla yang merayu-rayu gue.
"Apaan sih kalian! Kebanyakan nonton series GL ye lo pada. Nggak kaya si Sarocha Sarocha itulah bentuknya. Ini bener-bener cewek ganteng," ujar gue yang kesel banget kalo mereka udah begini.
"Le, gue cuma mau bandingin apakah sosok Khun Sam ini ada atau enggak di dunia nyata. Please, mau dong liat fotonya," rayu Kayla.
"Apaan sih! Nggak ada gue fotonya, orang baru ketemu sekali," balas gue kepada dua pemuja fandom ini.
"Yahhh," kata Quinza dan Kayla hampir barengan.
Setelah puas mengacak-acak kamar gue, Kayla dan Quinza pun balik ke rumah masing-masing. Udah sore juga sih karena mami juga sebentar lagi balik. Jangan sampe gue dibilang bad influence karena ngajak main anak orang nggak liat jam. Kena omelan lagi ntar. Tapi sumpah ya, gue masih nggak habis pikir sama Tante Gita yang kasih gue kado semahal ini. Padahal gue baru kenal dan baru sekali ketemu.
Lagi bertanya-tanya di dalam hati tentang asal usul Tante Gita ini, terdengar suara mobil mami masuk ke garasi. Tapi kok suara pintu yang dibuka ada dua? Gue pun langsung mengintip dari balik jendela. Kaget banget doi pulang bawa Tante Gita. Gue pun langsung lari kenceng ke kamar. Pura-pura nggak tau kalo momster pulang bareng Tante Gita.
"Ale, mi amor, mami pulang nih," teriak mami begitu di dalam rumah. Gue pun pura-pura sibuk di depan laptop buka presentasi buat ujian lisan pelajaran sejarah besok.
"Tumben banget belajar. Biasanya lagi ongkang-ongkang kaki sambil baca komik jam segini," ledek mami seraya mengacak-acak rambut gue.
"Astaga, kemaren katanya suruh semangat belajar. Sekarang udah semangat, malah diledekin," kata gue yang sekarang beneran sebel diledekin begitu.
"Ini remaja bener-bener ya," kata mami yang langsung menyerbu pipi gue dan nyium bertubi-tubi sambil diuyel-uyel. "Makan dulu yuk. Tadi mami beli makanan kesukaanmu," ajak momster kemudian. "Por cierto, mami ajak Tante Gita makan malem bareng kita lagi nggak papa kan?," tanya mami sebelum balik badan. Mau jawab nggak boleh, tapi orangnya udah ikutan masuk rumah.
"Emang boleh Ale bilang nggak boleh?," jawab gue yang langsung dapet cubitan di pipi.
"Ya udah, mami tunggu di bawah ya," kata mami.
Nggak lama kemudian, gue muncul di ruang makan. Entah ini perasaan gue doang atau bukan, kenapa gue kayak ngeliat mami bahagia banget ya manasin makanan dan nyiapin piring bareng Tante Gita? Sebelum gue dateng, apa yang mereka obrolin?
"Hello, Ale," sapa Tante Gita begitu melihat gue muncul dan langsung nyalamin gue. "Tante nggak papa kan join makan malam lagi?," tanya doi kemudian.
"Nggak papa, Tante. Terserah mami aja," jawab gue yang langsung duduk di kursi makan. "Oh iya, by the way, makasih ya Tante kadonya," kata gue, yang meskipun ngerasa aneh ada orang asing makan di meja ini, tapi doi udah beliin gue kado yang mahal banget.
"Apa emang kadonya?," tanya mami yang penasaran sambil bawa makanan yang udah dipanasin ke meja.
"Ah, cuma sepatu basket biasa. Kan kata kamu, Ale juga hobi main basket," jawab Tante Gita sambil ngedipin matanya sebagai kode supaya mami nggak usah tau merek dan harganya. Berarti, ini orang memang sengaja beliin gue kado yang mahal banget.
"Oh iya, katanya kemaren ada yang mau adu shooting drills tuh Git," kata mami.
"Boleh dong," balas Tante Gita sambil senyum ke arah gue.
"Wah, punya saingan sekarang kamu, Le. Tiati, Tante Gita dulu juara umum se-DKI Jakarta lho," kata mami memuji Tante Gita. Lah, tumben banget ni orang mau muji orang lain? Gue aja anaknya jarang banget dipuji. Diomelin mulu iya kalo lupa waktu main basket sama futsal.
Semakin curiga gue!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Generasi
RomanceSelama 17 tahun, Eleonora menjadi orang tua tunggal bagi putrinya, Alejandra yang saat ini sudah beranjak remaja. Tidak mudah memang menjadi wanita karier dan menjadi seorang ibu. Apalagi sang putri susah diatur dan cenderung memberontak. Namun, di...