Bab 25.

34.4K 3.1K 73
                                    

Votenya kak, gratis kok, ga sampe satu menit. Klik logo bintang yang ada di sudut kiri bawah.

🌺selamat membaca🌺

Nesya dan Azhar tiba di meja makan. Seperti biasa, kedua orang tuanya sudah siap dengan makanan yang sudah terhidang di depan mereka begitupun dengan Arsyad. Nesya dan Azhar akhirnya menempati tempat mereka masing.

Nesya sudah memegang centong nasi, ia mulai mengisi nasi ke piring Azhar kemudian ke piringnya secara bergantian.

Ia kemudian memilihkan lauk untuk Azhar. "Kakak mau yang mana?" Tanya Nesya yang di jawab oleh pria itu dengan menunjuk lauk-pauk yang ia inginkan.

"Udah lumpuh, Manja banget." Cibir Arsyad pelan tetapi masih didengar oleh Nesya. Otomatis gadis itu langsung melototi Arsyad sedangkan Azhar memilih acuh tak acuh, ia mulai memakan makanan yang sudah lengkap dengan lauk pauk ke mulutnya.

Nesya menyudahi tatapan tajamnya kemudian juga mengisi piringnya dengan lauk pauk, setelah itu ia duduk dan ikut memakan makanannya.

Sarapan pagi itu hanya di temani dentingan sendok tanpa adanya percakapan di antara mereka. Hal itu terus berlangsung hingga sarapan selesai.

Nesya mengambil tisu untuk membersihkan bibir dan tangannya, begitupun dengan yang lain.

"Ekhem."

Sebuah deheman membuat mereka semua menoleh ke arah asal suara yang ternyata berasal dari tuan Bernard.

"Ayah dan ibu akan pergi ke luar kota. Kami belum tau pasti, kapan kami akan kembali." Ucap tuan Bernard setelah melihat mereka semua memusatkan perhatian padanya.

"Kalian tidak keberatan?" Lanjut tuan Bernard bertanya.

Hening beberapa saat, mereka semua terdiam tidak ada yang menjawab membuat Tuan Bernard menunduk sembari menghela napas.

"Tidak apa-apa kok, ayah" Ucap sebuah suara yang membuat Tuan Bernard kembali mengangkat kepala. Dapat ia lihat anak gadis angkatnya sedang tersenyum manis hingga mata gadis itu tertutup.

Senyuman itu tentu menular pada tuan Bernard, karena hanya anak gadisnya lah yang mau menjawab pertanyaannya.

Mata Nesya kembali terbuka tapi senyum di wajahnya tidak pudar. "Kami akan menunggu ayah dan ibu kembali." Ucap Nesya.

Tuan Bernard mengangguk sembari tersenyum tulus, ia merentangkan tangannya. "Sini nak."

Melihat itu, Nesya segera berdiri mendekati ayah angkatnya kemudian memeluk pria paruh baya itu.

Kanaya, Arsyad dan Azhar hanya memperhatikan mereka dalam diam. Dalam hati Arsyad dan Azhar, mereka sangat ingin di peluk seperti itu.

Azhar dan Arsyad tak jauh berbeda, Sama-sama kekurangan kasih sayang. hanya saja Azhar lebih parah, selain kekurangan kasih sayang, ia juga di siksa. Sedangkan Arsyad hanya kekurangan kasih sayang.

Tuan Bernard yang sedang memeluk Nesya pun mengangkat kepalanya. menatap kedua putranya dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Tuan Bernard menganggukkan kepalanya dengan bibirnya yang bergerak tanpa suara, meminta kedua putranya untuk bergabung.

Arsyad langsung mendekat ke arah ayah dan adiknya, tapi tidak dengan Azhar. Ia hanya memandang kakaknya yang sudah bergabung memeluk Bernard.

Sebenarnya Azhar juga ingin memeluk ayahnya seperti yang dilakukan kakak dan adiknya, tapi ia terlalu gengsi. Azhar hanya membuang mukanya kesamping.

Tiba-tiba kursi roda Azhar bergerak sehingga membuat pria itu langsung menoleh ke belakang.

Dapat ia lihat ibu yang biasanya hanya menatapnya datar sedang tersenyum sembari mendorong kursi rodanya mendekati Tuan Bernard, Nesya dan Arsyad.

Setelah kursi roda itu tepat berada di depan Tuan Bernard, Nyonya Kanaya tiba-tiba berdiri di depan Azhar dan memeluk putranya itu dengan erat.

"Maafkan ibu, nak..." Lirih Nyonya Kanaya tepat di telinga Azhar.

Azhar mematung, ia sendiri dapat merasakan jika ucapan yang di lontarkan ibunya itu sangat tulus.

Beberapa saat berpelukan, Nyonya Kanaya melepas pelukannya pada Azhar yang masih mematung. Ia mengusap pipinya sendiri yang sudah dialiri air mata dengan pelan.

"Maafkan ibu ya nak..." Ucap Nyonya Kanaya sekali lagi.

Azhar tersadar, ia menghela napas pelan. Ingin rasanya ia tak memaafkan ibunya ini, tapi isi hatinya berlawanan dengan apa yang dipikirkannya, jadi pria itu lebih memilih untuk tidak menjawab.

Secara tiba-tiba tubuhnya sudah di peluk kembali oleh seseorang. Azhar menatap siapa yang sedang memeluknya dan ternyata itu adalah ayahnya.

"Maafkan ayah juga nak..." Kata-kata yang mirip seperti milik Nyonya Kanaya di ucapkan oleh Tuan Bernard persis di sebelah telinga Azhar. Hal ini tentu saja membuat Azhar kebingungan, kenapa kedua orang tuanya jadi begini?

Tapi tak bisa dipungkiri, ada rasa hangat dan menggelitik di hatinya saat mendapat pelukan hangat dari kedua orang tuanya.

Azhar menolehkan kepalanya kepada Arsyad dan Nesya yang sedang tersenyum sembari menatap dirinya.

Sama seperti tadi, Azhar hanya diam hingga Tuan Bernard melepas pelukannya.

Tuan Bernard kembali duduk di kursinya sembari menatap satu persatu anaknya. Di mulai dari Nesya dan Arsyad yang ada di sebelah kirinya kemudian dilanjutkan dengan Azhar yang ada di depannya.

"Untuk kalian, ayah dan ibu minta maaf. Dan untuk Azhar, ayah dan ibu benar-benar meminta maaf karena selama ini sudah memperlakukan kamu dengan tidak baik." Ucap Tuan Bernard tulus dari hatinya.

Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban dari anak-anak nya, Tuan Bernard berdiri kemudian berjalan menuju asistennya yang sedari tadi menunggu di sudut ruangan sedangkan Nyonya Kanaya mengikuti suaminya.

Tuan Bernard bersama Nyonya Kanaya mulai berdiskusi dengan asistennya. Hal itu tentu saja dapat di lihat oleh ketiga anaknya tapi mereka tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang di bicarakan antara ayah, ibu dan asisten mereka.

Beberapa saat mereka berdiskusi, akhirnya tuan Bernard langsung menolehkan kepalanya pada ketiga anaknya. "Seperti yang ayah ucapkan tadi, kami akan segera pergi keluar kota. Jaga diri kalian baik-baik."

Setelah mengucapkan itu, Tuan Bernard diikuti Nyonya Kanaya dan asistennya melangkah meninggalkan ruang makan.

Setelah punggung ketiga orang itu tidak terlihat lagi, Nesya beralih menatap Arsyad. "Kak, kami mau ke sekolah dulu."

Ucap Nesya lalu mendorong kursi roda Azhar setelah melihat kakaknya itu mengangguk.

TBC.

600 Folls double Up.

Yang mau gabung grub GC author bisa chat pribadi. Di sana Author bakal kasih notif kalo up.

Cinta Untuk Pria Bisu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang