•Bab 6•

63K 4.9K 15
                                    

Baca WP boleh, tapi jangan lupa ibadah ya...

🌺selamat membaca🌺

Karena jarak yang memang terbilang dekat, tidak memakan waktu lama, mobil yang membawa Nesya dan Azhar berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

Para siswa dan siswi mengalihkan perhatiannya pada sepasang manusia yang baru saja turun dari mobil. Sepasang manusia yang tak lain adalah Azhar dan Nesya itu berjalan bersama dengan Nesya yang berjalan di belakang Azhar sembari mendorong kursi roda pria itu.

Baik siswa maupun siswi dari SMA Cahaya Bangsa dibuat terkejut sekaligus heran. Bagaimana tidak, seorang Nesya Aditama yang biasanya sangat suka ikut-ikutan merundung Azhar sekarang malah berjalan bersama.

Ditambah lagi dengan mereka berdua yang turun dari sebuah mobil mewah membuat para murid sekolah menengah atas Cahaya Bangsa semakin bertanya-tanya tentang siapa Azhar dan sebenarnya apa hubungan yang ia miliki dengan Nesya.

Memang hanya sedikit orang yang mengetahui jika Azhar dan Nesya memiliki hubungan saudara angkat, itupun orang-orang yang sangat dekat dan dipercaya oleh Azhar.

Berusaha untuk tidak peduli dengan keributan yang terbilang cukup lebay itu, Nesya berjalan sembari mendorong kursi roda Azhar menuju kelas mereka yaitu kelas 11 MIPA 2.

Selama perjalanan, banyak yang membicarakan kedekatan Azhar dan Nesya bahkan beberapa cowok dengan terang-terangan menatap penuh cemooh ke arah Azhar.

Mereka mencemooh karena Azhar yang notabenenya seorang yang lumpuh dan cacat, dekat dengan primadona dari sekolah cahaya bangsa yang tak lain adalah Nesya.

Tak heran jika Nesya menjadi primadona sekolah. Karena selain cantik, ia juga memiliki otak yang terbilang cukup cerdas.

Nesya juga sering dijuluki sebagai tukang rundung, padahal ia hanya pernah merundung Azhar dan tidak pernah menyentuh murid dari Cahaya Bangsa yang lain. Tapi meski banyak diterpa julukan dan gosip miring, tak serta merta membuat pesona seorang Nesya Aditama luntur begitu saja.

Sebenarnya Azhar dan Nesya sangat cocok jika disandingkan satu sama lain, karena Azhar sendiri memiliki paras yang tampan dan otak yang tak kalah cerdas dengan Nesya.

Hanya saja, karena keterbatasan fisik yang ia miliki, membuat orang-orang memandang Azhar dengan sebelah mata.

Beberapa saat kemudian, Nesya dan Azhar tiba di kelas. Nesya mendorong pintu itu pelan tetapi hal itu berhasil menyita perhatian kelas.

Respon yang mereka berikan tak jauh berbeda. Mereka kaget dan tak menyangka saat melihat Nesya berjalan mendorong kursi roda Azhar.

Biasanya sepasang manusia ini tidak pernah dekat. Bahkan mereka sangat tau bagaimana bencinya Nesya saat melihat Azhar karena pria itu sering kali merebut posisi peringkatnya.

Dan karena alasan itu jugalah Nesya merundung Azhar, berharap jika pria itu tidak bisa fokus belajar dan ia bisa tetap berada di peringkat pertama.

Terdengar sangat jahat memang, tapi begitulah seorang yang terobsesi bekerja. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan orang-orang yang dianggap telah menghalangi jalannya meski orang itu memiliki hubungan darah sekalipun.

"Titip kakakku ya, Axelle" Ucap Nesya kepada teman sebangku Azhar saat mereka telah tiba di bangku Azhar.

Axelle Jovanio namanya. Ia adalah teman Azhar dari bangku SMP jadi tak heran jika ia mengetahui bahwa Azhar dan Nesya adalah sepasang kakak Adik.

Axelle mengangguk sembari tersenyum. "Tumben baik, biasanya suka banget berantem" Ujar Axelle, sebenarnya maksud dari kata 'berantem' ini adalah Nesya yang suka merundung Azhar.

Nesya mendengus. "Aku mau tobat" Ucap Nesya.

"Aku? Tumben, biasanya pake lo-gue" Ucap Axelle lagi semakin membuat Nesya mendelik kesal.

"Bodo ah!"

Dengan perasaan yang dongkol, Nesya beranjak menuju bangkunya sendiri. Ia duduk di sudut kiri dinding dengan posisi bangku di pertengahan, tidak di depan pun tidak di belakang.

Nesya mengambil earphone dari tas ransel nya dan menempelkannya di telinga. Ia memilih menunggu guru yang akan mengajar sembari mendengarkan lagu.

Nesya memang tidak terlalu memiliki banyak teman karena ia adalah orang yang cukup sulit bersosialisasi, bahkan sifat Anisha dan Nesya pun sama, tergolong introvert.

Bedanya jika Anisha hanya introvert, maka Nesya lebih parah, yaitu intovert sekaligus arogan. Bahkan teman sebangku Nesya pun tidak berani hanya untuk bertegur sapa jika tidak Nesya duluan yang mengajak bicara.

Beberapa saat kemudian, bel berbunyi menginterupsi kan bahwa sekarang sudah saatnya siswa siswi untuk masuk ke kelas mereka masing-masing.

Seorang guru masuk dengan tangan memegang buku paket pelajaran dan beberapa peralatan mengajar seperti spidol, pena, dan lain sebagainya.

Nesya melepas kembali earphone nya dan memasukkan ke dalam tas ranselnya, kemudian meraih buku yang akan di gunakan.

Pelajaran pun dimulai tanpa hambatan sama sekali. Berlangsung tenang dan sesekali para murid baik laki-laki maupun perempuan membuka suara, menanyakan bagian dari materi yang tidak mereka pahami.

TBC.

Votenya kak, gratis kok

Cinta Untuk Pria Bisu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang