•Bab 7•

58.7K 5.2K 50
                                    

Baca WP boleh, tapi jangan lupa ibadah ya...

🌺selamat membaca🌺

Selang beberapa jam pelajaran pertama berlangsung, akhirnya bel istirahat berbunyi.

Baik Nesya maupun Azhar hanya diam di bangku mereka masing-masing. Nesya memutuskan untuk mendengarkan musik sedangkan Azhar memutuskan untuk memakan bekal yang menurutnya sangat enak karena lauknya menggunakan sosis dan telur yang di masak Nesya tadi pagi.

Sebenarnya Nesya juga membawa sekotak bekal, tetapi ia memutuskan untuk memakan bekal itu saat bel istirahat kedua berbunyi.

Secara tiba-tiba, meja milik Azhar digebrak cukup keras oleh seseorang. Azhar yang sedang memakan makanannya tersentak hingga tersedak akibat terkejut karena gebrakan yang tiba-tiba.

Azhar meraih botol minumnya dan meneguk airnya dengan tergesa-gesa. Setelah dirasa cukup, Azhar menatap kembali ke depan.

Dapat ia lihat, dua laki-laki dan dua perempuan sedang memandang dirinya sinis.

"Woi bisu." Ucap salah seorang pria.

"Lo apa-apa sih!" Ucap Axelle geram, ia berdiri dan mendorong dada pria itu.

Pria itu tak terima dan balik mendorong Axelle hingga Axelle jatuh.

"Lo jangan ikut campur!" Sentaknya

Azhar hanya memandang datar pria itu. Ia tau, pasti keempat orang di depannya ini akan merundung nya lagi.

Azhar memang sudah sangat sering dirundung oleh keempat orang yang ada di depan nya ini. Ada saja yang membuat mereka menyalahkan Azhar sehingga melakukan tindakan perundungan.

"Woi bisu, kalo di panggil tuh jawab!" Ucap salah seorang gadis dengan wajah berpura-pura kesal karena Azhar tak menjawab panggilan mereka.

"Oh iya, kan lo bisu. Udah bisu, lumpuh lagi, ups!" Lanjut gadis itu sembari menutup mulutnya berlagak seperti orang keceplosan.

laki-laki yang tadi sudah mendorong Axelle hingga jatuh, berjalan mendekati Azhar dan dengan cepat ia menarik rambut Azhar sehingga pria malang itu mendongak paksa.

Tak ada ringisan dan raut kesakitan di wajah Azhar, hanya ada raut datar tanpa ekspresi. Dari sikap yang di tunjukkan Azhar pun, orang dapat menebak jika Azhar sudah terbiasa mendapatkan kekerasan seperti itu dan itu memang benar.

Salah satu dari mereka berempat meraih kotak bekal yang isinya masih banyak karena Azhar baru menyentuhnya sedikit. Orang tersebut membuang makanan itu ke lantai sehingga bekal milik Azhar terbuang sia-sia.

Para murid hanya memperhatikan Azhar yang sedang di bully, tanpa ada yang berniat melerai. Mereka takut, jika mereka nekad melerai, maka keempat orang itu akan mengganti target perundungan nya ke siswa yang melerai.

Wajah pria yang tadi menarik rambut Azhar mendekatkan wajahnya tepat di telinga Azhar.

"Kenapa lu dekat-dekat dengan cewek gue, ha?!" Teriaknya membuat telinga Azhar berdengung.

Tiba-tiba cengkraman pria itu terlepas, ia jatuh terduduk karena sebuah pukulan mendarat di pipinya. Ia mengusap sudut bibirnya dengan perlahan.

Ia mendongakkan kepalanya, bersiap untuk membalas orang yang sudah meninjunya. Namun, niatnya tadi harus ia urungkan kala melihat orang yang meninjunya adalah Nesya-pujaan hatinya.

"Jangan menyakiti kakakku Ken!" Ucap Nesya sembari menatap pria yang ia panggil Ken itu dengan nyalang.

Menurut ingatan Nesya, Ken adalah salah satu teman laki-laki yang menyukai Nesya. Namun Nesya tidak pernah menganggap Ken lebih dari sekedar sahabat.

Bagi Nesya asli, hubungan sahabat yang ia jalani bersama Ken sudah lebih dari cukup.

"Kakak?" Beo Ken.

"Iya! Azhar adalah kakakku, namanya adalah Azhar Aditama!" Seru Nesya lantang membuat kerumunan yang sedari tadi hanya menyimak mulai berbisik-bisik.

Mereka tak menyangka jika Azhar adalah bagian dari keluarga Aditama. Pasalnya, Azhar tidak pernah mengatakan tentang siapa orang tuanya, bahkan di buku absen pun, namanya hanya tertulis satu kata yaitu Azhar.

"Pasti Azhar anak angkat keluarga Aditama" Celetuk Clara, salah seorang dari kedua gadis yang ikut merundung Azhar.

Nesya terkekeh sinis. "Dia anak kandung! Aku! Akulah anak angkat keluarga Aditama!"

Mereka semua tertegun termasuk Azhar. Jika para siswa yang menyaksikan tertegun karena mengetahui fakta mengejutkan, beda dengan Azhar yang tertegun karena tak menyangka Nesya akan membelanya bahkan mengungkapkan jati dirinya yang seorang anak kandung keluarga Aditama.

Azhar tersentak saat merasakan pelukan hangat dari seseorang yang tak lain adalah Nesya.

Karena terlalu kaget dengan apa yang telah Nesya lakukan untuk nya, membuat Azhar tidak menyadari jika Nesya mendekat dan langsung mendekapnya erat.

"Kakak..." Ucap Nesya lirih.

Azhar tersadar kembali saat mendengar gumaman sang adik. Ia tersenyum tipis, sangat tipis hingga tidak ada yang menyadari jika Azhar tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan mengelus rambut Nesya pelan.

Melihat situasi yang sudah tidak kondusif. Irfan yang merupakan ketua kelas berinisiatif untuk membubarkan kerumunan.

"Bubar-bubar, ini kelas MIPA 2, bukan bioskop punya bapak kalian!" Ucap Irfan tegas.

Mendengar perkataan bernada tegas dari sang ketua kelas, kerumunan siswa itu menggerutu tapi tak ayal mereka tetap membubarkan diri.

Setelah beberapa saat, dengan perlahan Nesya melepas pelukan antara dirinya dan Azhar. Nesya menatap kakaknya yang sedang memandang sesuatu dengan pandangan sedih.

Nesya mengernyit bingung sembari mengikuti arah pandang Azhar yang rupanya sedang memandang isi bekal buatannya yang sudah berceceran.

Ia kemudian kembali menatap Azhar dengan senyum lembut. "Tunggu sebentar ya kak..." Nesya berjalan ke bangkunya, membuka tas dan meraih kotak bekalnya sendiri.

"Ini kak, kakak makan saja, aku masih kenyang" Nesya meletakkan kotak bekal itu di atas meja.

Azhar memandang kotak itu, kemudian memandang Nesya. Dari raut wajah Nesya, Ia tau jika sebenarnya adiknya ini pasti lapar.

"Kita makan sama-sama saja" Ucap Azhar.

Nesya hanya mengangguk, ia tak kuasa menolak, toh ia memang sedang kelaparan.

Nesya mengambil sendok milik Azhar yang ada di lantai untuk mencucinya di keran. Kemudian ia memberi sendok miliknya yang masih bersih pada Azhar dan ia sendiri memakai sendok yang sudah ia cuci.

Nesya membuka kotak bekalnya dan mulai memakan bekal itu bersama-sama dengan kakaknya.

Beberapa siswa memandang gemas saat melihat interaksi kedua kakak adik angkat itu.

TBC.

Seperti biasa, kalo ada yang typo mohon dikasih tau, ini aku langsung publish tanpa cek dulu.

Cinta Untuk Pria Bisu (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang