Seorang gadis membuka matanya dengan perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan serba putih dan bau obat-obatan yang khas.
Gadis itu bangkit dan menyandarkan punggungnya di dinding rumah sakit.
Gadis yang bernama Anisha Calia Winston itu mencabut dengan kasar jarum infus yang masih melekat di punggung tangannya. Ia turun dari brankar dan berjalan keluar, menyusuri lorong rumah sakit, hingga ia menemukan jalan keluar.
Anisha tanpa pikir panjang segera melangkah keluar menuju jalan raya. Ia melirik kanan kirinya untuk memastikan adanya kendaraan yang lewat.
Bukan untuk menyebrang jalan, tetapi ia mencari mobil untuk mengakhiri hidupnya. Saat melihat sebuah mobil sedan yang melaju dengan kecepatan tinggi, Anisha dengan cepat berlari ke tengah jalan. Tetapi, tiba-tiba tangan Anisha di tarik kemudian dipeluk oleh seseorang.
"Huh..."pemuda yang menolong Anisha itu bernapas lega. Anisha mengangkat kepalanya, dapat ia lihat jika pemuda yang menolongnya adalah kakaknya.
Anisha dapat melihat dengan jelas raut penuh kelegaan dari wajah kakaknya yang bernama Bryan Winston. Setelahnya, raut wajah itu terganti dengan tatapan tajam. Bryan mendorong tubuh Anisha sehingga gadis itu jatuh terduduk di aspal jalan.
"Kamu gila? Kamu mau mati sekarang juga?!" Teriak Bryan emosi.
Anisha bangkit berdiri, membersihkan pakaiannya yang kotor. Ia menatap kakaknya dengan senyum sendu kemudian mengangguk
Melihat senyum sendu itu, Bryan menghela napas. "Jangan buat ulah lagi!" Dengan sedikit kasar, ia menarik tangan Anisha menuju mobil miliknya.
Bryan membuka pintu penumpang samping kemudi kemudian mendorong tubuh Anisha masuk. Setelahnya, Bryan masuk kedalam kursi kemudi dan mobil itu mulai melaju membelah jalan menuju mansion keluarga Winston.
Tak menunggu waktu lama, mobil itu sudah tiba di depan mansion megah. Bryan keluar dari mobil dan berjalan memutar untuk membuka pintu penumpang.
Setelah Anisha keluar, Bryan segera mendorong pelan tubuh Anisha untuk masuk ke dalam. "Sana masuk!, ibu, ayah sama Calvin udah nunggu di dalam!" Ucap Bryan dengan sedikit kasar.
Anisha Calia Winston memiliki seorang ibu bernama Clarissa Calia Winston dan ayah bernama Arvin Winston. Anisha juga memiliki satu orang kakak dan adik yang sama-sama berjenis kelamin laki-laki. Kakaknya bernama Bryan Winston dan adiknya bernama Calvin Winston.
Anisha membuka pintunya perlahan dan mulai melangkah masuk. Baru saja beberapa langkah Anisha masuk, wajahnya sudah tertoleh ke kanan karena mendapat tamparan keras dari ayahnya. Pipinya terasa sakit dan bibirnya seperti robek.
Anisha mengusap pipi yang meninggalkan bekas tamparan itu dengan pelan, ia mendongakkan kepala, menatap ayahnya langsung.
Dapat Anisha lihat sorot mata Arvin yang sedang menatapnya tajam. "Sudah cukup kamu mempermalukan keluarga ini! Kalo aja kamu ga lahir, keluarga ini akan tentram tanpa beban!" Ucap Arvin yang semakin membuat hati Anisha terluka.
"keluarga ini akan tentram tanpa beban ini, kan? Jadi kenapa menyelamatkan aku? Bukankah bagus jika aku mati?" Tanya Anisha dengan menggunakan bahasa isyarat.
Anisha seorang gadis berusia 15 tahun adalah seorang tunawicara atau bisu. Ia mengalami tunawicara sedari lahir, sehingga menyebabkan ia dikucilkan, di anggap beban dan aib dari keluarga Winston bahkan mereka tidak segan-segan menyakiti Anisha secara fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Pria Bisu (TERBIT)
RomansaPART LENGKAP DALAM VERSI WATTPAD ❗Open PO tanggal 13 September 2023.❗ Cek ig @teorikatapublishing dan @habibalfaqhri untuk info lebih lanjut. ------------------------------------------------------------- Anisha Calia Winston adalah seorang gadis ber...