Bantu vote ya kak, teken gambar bintang yang ada di sudut kiri bawah. Udah? Makasih.
🌺selamat membaca🌺
Alaric tersadar dari lamunannya tentang masa lalu indah 8 tahun lalu, saat pertemuannya dengan Anisha untuk pertama kalinya. Alaric sekarang benar-benar sangat merindukan gadisnya yang sudah berbeda alam.
Gadisnya? Alaric tak yakin akan hal itu. Rencananya, ia ingin menyatakan perasaannya saat Anisha berumur 16 tahun, tetapi gadisnya sudah pergi untuk selama lamanya di usia yang ke-15 tahun. Dan sekarang ia menyesal karena telah menunda untuk menyatakan perasaannya.
Nesya memang meninggal di usia yang ke-lima belas tahun, saat ia masih menginjak bangku kelas sembilan sekolah menengah pertama. Yang artinya, jiwa Anisha berpindah ke tubuh yang lebih tua satu tahun darinya.
Alaric saat ini sedang duduk di bangkunya yang berada tepat di dekat jendela dengan letak bangku di barisan paling depan. Kelasnya sendiri adalah kelas 12 MIPA 1. Yang terletak di lantai dua sekolah itu.
Alaric menolehkan pandangannya ke jendela sehingga ia bisa langsung melihat pemandangan dari taman belakang sekolah.
Ia menatap ke salah satu kursi yang ada di sana, lebih tepatnya di kursi yang terdapat seorang gadis sedang tertidur lelap padahal jam masuk telah dimulai hampir satu jam yang lalu.
Gadis itu adalah Nesya. Ia terlihat tidak terganggu sedikitpun dengan hiruk pikuk dan bunyi bel yang hampir satu jam lalu berbunyi. Mungkin karena posisinya yang cukup jauh, jadi bunyinya tidak terlalu jelas.
"Kamu cukup mirip dengan gadisku, tapi bagiku Anisha tetap yang paling menarik." Gumam Alaric dengan mata yang masih tertuju pada Nesya.
Apakah saat ini ada guru yang mengajar di kelas Alaric? Jawabannya ada, tapi mereka membiarkan saja. Meskipun Alaric tidak memperhatikan penjelasan guru, ia akan tetap bisa menjawab pertanyaan dari guru jika sewaktu-waktu ia ditanya.
Karena mau bagaimana pun, Alaric adalah siswa berprestasi sekaligus keluarganya adalah salah satu donatur untuk sekolah Cahaya Bangsa, membuat para guru segan terhadap Alaric.
Sedangkan di sisi lain, Nesya mulai mengerjapkan matanya perlahan. Ia terbangun karena merasa tidurnya sudah cukup.
Ia bangkit lalu memindahkan tas ransel yang tadi ia gunakan sebagai bantal ke pangkuannya. Ia membuka tas ransel itu kemudian merogoh-rogoh isi ranselnya.
Nesya kembali menarik tangannya keluar dari dalam tas saat ia merasa telah mendapatkan barang yang ia cari. Dan benar saja, tangannya sedang memegang ponsel yang tadi ia cari.
Ia menekan tombol power ponsel itu sehingga menampakan layar kunci bergambar animasi kartun kesukaannya.
Matanya membola, bukan karena melihat gambar kartun itu, tapi karena angka yang tertera di layar ponselnya.
Ia buru-buru bangkit dan segera berlari secepat mungkin menuju kelas 11 MIPA 2.
Ia panik karena jam masuknya telah terlewat satu jam yang lalu padahal seharusnya saat ini kelasnya mengadakan ulangan harian.
Nesya mengetuk pintu kelas itu, kemudian membukanya sedikit lalu menyembulkan kepalanya.
"Pagi pak." Ucap Nesya sembari matanya memperhatikan seisi kelas yang juga sedang melihat dirinya.
"Siang." Ucap guru itu datar.
Pak Surono namanya. Seorang guru mata pelajaran Fisika yang memiliki sikap Friendly jika bersama murid yang tepat, tapi akan menjadi guru killer jika berhadapan dengan murid yang tidak ia sukai.
Tepat yang dimaksud disini adalah murid yang berprestasi, dan tidak membuat masalah. Sedangkan yang tidak ia sukai adalah murid yang suka membuat onar, dan berandalan.
Tanpa menunggu perintah lanjutan, Nesya membuka lebar pintu kelas itu kemudian dengan kikuk mulai berjalan masuk, menghampiri pak Surono.
"Kamu tau ini jam berapa?" Tanya pak Surono datar.
Nesya diam, ia tidak mengeluarkan suara sama sekali, sehingga membuat pak Surono geram.
"Jawab!" Pintanya dengan nada yang naik satu oktaf hingga membuat Nesya dan beberapa murid berjengkit kaget.
"T-tau pak..." Cicit Nesya.
Pak Surono menghela napas, ia cukup kecewa dengan murid kesayangannya ini. Nesya itu murid yang cukup pintar serta primadona sekolah, meski ia tidak sepintar Altalaric.
"Baiklah, karena kamu jarang membuat kesalahan, bapak maafkan kamu."
Mendengar ucapan pak Surono, seketika ia mendongak sembari menatap dengan binar hingga membuat pak Surono jadi gemas.
"Makasih pak."
Duh, pengen tak jadiin istri muda deh. Batin pak Surono karena tak tahan melihat kegemasan itu. Tapi meski begitu, wajahnya terlihat biasa saja.
"Hmm, sekarang duduk di tempat kamu, tapi ambil ini dulu." Pak Surono menyodorkan lembar ujian lengkap dengan lembar jawabannya pada Nesya.
Nesya menerima kertas itu dengan senyum cerah. "Baik pak, terima kasih."
Nesya berjalan menuju bangkunya, tapi sebelum itu ia mendatangi bangku Azhar dan dengan tiba-tiba mencium pipi kakaknya.
"Aku marah sama kakak, karena ninggalin aku." Bisik Nesya di telinga Azhar.
Para siswa menahan gemas saat melihat interaksi adik kakak yang baru mereka ketahui statusnya 2 hari yang lalu.
Sedangkan Azhar menatap datar adiknya. Kenapa Nesya yang marah? Seharusnya kan dia yang marah karena sudah tidur di kamar kakaknya tanpa izin.
Azhar tadi pagi meninggalkan Nesya dan berangkat lebih dulu itu karena ia kesal kepada Nesya. Ia kesal karena Nesya tidur di kamar kakaknya sampai pagi. Sedangkan saat bersamanya, Nesya sudah tidak ada di pagi hari.
Yang dimaksud Azhar disini adalah saat Nesya menginap di kamarnya tempo hari. Saat terbangun di pagi harinya, Azhar tidak menemukan Nesya di kamarnya, tentu saja hal itu membuat Azhar kesal ditambah lagi Nesya yang tidur bersama Arsyad bahkan hingga pagi harinya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Pria Bisu (TERBIT)
RomancePART LENGKAP DALAM VERSI WATTPAD ❗Open PO tanggal 13 September 2023.❗ Cek ig @teorikatapublishing dan @habibalfaqhri untuk info lebih lanjut. ------------------------------------------------------------- Anisha Calia Winston adalah seorang gadis ber...