19

31.5K 2.1K 29
                                    

Keesokan harinya...

  Axyra bangun dari tidurnya dan merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya, gadis itu terkejut melihat Maurice memeluknya bahkan mereka berdua satu ranjang.

'Apakah dia menemaniku dari tadi malam?' Batin Axyra.

Axyra menekan pipi Maurice dengan jari telunjuknya, tiba-tiba Maurice memegang jari telunjuknya. Gadis itu pun pura-pura tidur.

"Saya tahu kalau kamu hanya pura-pura tidur, Axyra." Ucap Maurice dengan suara seraknya yang baru bangun tidur.

Jantung Axyra berdegup kencang mendengar suara serak Maurice,bahkan kedua pipinya memerah.

"Cute." Ucap Maurice mengelus pipi Axyra yang memerah.

Wajah Axyra semakin memerah karena perlakuan Maurice, sedangkan Maurice hanya tersenyum tipis saja dan tetap mengelus pipi Axyra.

"Kamu sangat imut saat memerah, Axyra. Bolehkah saya mencium pipi mu?" Ucap Maurice.

  Axyra mengangguk kepalanya tanpa sadar, Maurice pun mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu.

Cup

Maurice mencium pipi Axyra dengan lembut dan seketika Axyra terdiam sejenak, gadis itu langsung membenamkan wajahnya di bantal.

Tanpa mereka berdua sadari bahwa Gavriel menatap saat di mana Maurice mencium pipi Axyra.

"Ekhem." Dehem Gavriel.

Maurice dan Axyra menatap kearah Gavriel yang sudah berada di depan pintu kamar sambil bersedekap dada.

"Papa/om Gavriel." Ucap Maurice dan Axyra bersamaan.

"Sarapan pagi,yang lainnya menunggu kalian berdua." Ucap Gavriel.

Axyra beranjak dari tempat tidurnya dan meninggalkan Maurice sendirian bersama Gavriel,dia benar-benar sangat malu.

"Jadi, Maurice?" Ucap Gavriel menatap kearah anak pertamanya.

"Dia gadis yang menarik dan lucu,pa. Aku tidak mempermasalahkan kalau mama ingin menikahkan kami berdua." Ucap Maurice.

"Kamu jatuh cinta kepadanya?" Ucap Gavriel.

"Iya,pa. Aku jatuh cinta kepada nya, cukup aneh bukan kalau aku cepat jatuh cinta kepadanya padahal kami berdua bertemu hanya beberapa kali?" Ucap Maurice.

"Papa juga seperti itu saat jatuh cinta kepada mama mu,tapi Axyra masih lebih baik dari mama mu. Mama mu itu dulu selalu membuat onar bahkan sering kabur dari mansion hanya untuk ikut balapan motor." Ucap Gavriel.

"Aku cukup salut kepada papa karena mampu bertahan dengan mama." Ucap Maurice.

"Karena papa mencintai mama mu bahkan tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, meskipun banyak wanita yang menyukai papa tapi papa tetap setia kepada mama mu. Apalagi mama mu itu berbeda dari wanita luar sana,dia wanita yang kuat dan pemberani." Ucap Gavriel.

"Papa benar,mama itu sangat berbeda dengan wanita di luar sana." Ucap Maurice.

"Jadi jangan heran kalau mama mu sering marah-marah tidak jelas dan menyuruh mu cepat menikah, karena dia menyayangi mu." Ucap Gavriel.

"Iya,pa." Ucap Maurice.

"Ayo kita ke ruang makan." Ucap Gavriel.

"Ayo,pa." Ucap Maurice.

  Maurice dan Gavriel menuju ke ruang makan dan tidak lama kemudian mereka berdua tiba di sana, Maurice duduk di samping Axyra. Dia melihat gadis di sampingnya tampak seperti salah tingkah.

"Kamu tidak apa-apa, Axyra?" Ucap Maurice sedikit menggoda Axyra.

"Aku tidak apa-apa." Ucap Axyra gugup.

'huwaaa aku masih malu dengan kejadian tadi.' Batin Axyra.

"Benarkah?" Ucap Maurice.

"Benar kok." Ucap Axyra sambil mengangguk kepalanya.

"Ekhem...mohon jangan mengumbar kemesraan di sini,ini di meja makan lho." Ucap Vera.

Axyra menjadi salah tingkah, gadis itu langsung makan pancake dengan begitu gugup bahkan jantungnya berdegup kencang.

"Bagaimana tidur mu, Axyra? apakah nyenyak?" Ucap Agatha.

"Nyenyak, tante." Ucap Axyra.

"Baguslah kalau begitu." Ucap Agatha.

"Baik semuanya setelah sarapan ini,kita langsung pulang." Ucap Gavriel.

Mereka yang berada di sana mengangguk kepalanya, mereka makan dengan begitu tenang hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring saja.

⭐⭐⭐⭐⭐

Sekarang mereka dalam perjalanan pulang, Maurice dan Axyra satu mobil lagi. Apalagi ini bukan atas paksaan dari Agatha tapi Maurice yang ingin bersama Axyra,mau tidak mau Axyra terpaksa ikut bersama pria itu.

"Sebelum saya mengantar mu pulang,kamu tidak mau berbelanja dulu?" Tanya Maurice menatap kearah Axyra.

"Donat,aku ingin membeli donat." Ucap Axyra.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita singgah di toko donat dulu." Ucap Maurice.

Maurice memarkirkan mobilnya di parkiran dan setelah itu dia juga Axyra keluar dari mobil,lalu masuk ke dalam toko donat.

"Silahkan pesan sebanyak yang kamu mau, nanti saya yang membayarnya." Ucap Maurice.

"Benarkah?" Ucap Axyra menatap kearah Maurice.

"Tentu saja." Ucap Maurice.

"Kak,pesan 3 kotak donat ya." Ucap Axyra memesan ke arah pelayan toko donat.

"Baik,dek." Ucap kakak pelayan.

Axyra menunggu pesanannya, gadis duduk di kursi dan Maurice duduk di sebelahnya. Banyak orang-orang yang menatap kearah mereka berdua,tapi Axyra tidak mempedulikannya.

"Kamu suka,donat?" Tanya Maurice sambil mengelus rambut Axyra.

"Huumm... suka, tapi aku suka semua kue." Ucap Axyra.

"Kalau begitu kapan-kapan saya akan akan membawa kue untuk mu saat berkunjung ke mansion Lamont." Ucap Maurice sambil tersenyum tipis.

"Benarkah?" Ucap Axyra yang tampak begitu semangat mendengar Maurice akan membawa kue kalau ingin berkunjung ke mansion Lamont.

"Tentu saja." Ucap Maurice.

"Permisi,dek. Ini 3 kotak donatnya." Ucap  kakak pelayan sambil meletakkan 3 kotak donat di atas meja.

"Kamu tunggu di mobil ya,saya mau membayar donatnya." Ucap Maurice.

  Axyra mengangguk kepalanya dan menuju ke mobil sambil membawa 3 kotak donatnya, sedangkan Maurice membayar 3 kotak donat Axyra. Selesai membayar donat, pria itu masuk ke dalam mobil. Dia melihat Axyra sedang makan donat bahkan kedua pipi gadis itu mengembung saat makan donat, Maurice mencubit pipi Axyra.

"Kenapa mencubit pipi ku?" Tanya Axyra.

"Kamu lucu makanya saya cubit pipi kamu." Ucap Maurice.

Jantung Axyra berdegup kencang mendengar ucapan Maurice,dia benar-benar tidak tahu kenapa ini bisa terjadi saat dia bersama pria di sampingnya.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI KAKAK MALE LEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang