Chapter 3

963 109 4
                                    

Halo semua semoga suka dengan chapter terbarunya.

Jangan lupakan vote dan komennya!

Happy reading!!!

-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Esoknya.

Solar mengusap kedua matanya, perlahan ia beranjak menuju kamar mandi.

Seusai mandi Solar lantas segera bersiap mengenakan seragamnya, dia hari ini berangkat lebih pagi karena dia ada jadwal piket.

Setelah bersiap ia segera saja berjalan menuruni tangga, yang dapat di lihatnya adalah sang kakak ketiganya, Gempa tengah menyiapkan sarapan.

Gempa yang mendengar suara langkah kaki lantas menoleh, ketika mengetahui bahwa itu Solar dia langsung saja kembali membuang mukanya.

Solar yang melihatnya hanya bisa menahan rasa sesak yang perlahan menggerogoti dadanya.

Dia menunduk sejenak, menarik nafasnya pelan sebelum berujar.

"Kak Gem aku berangkat dulu ya." Suaranya sengaja ia kencangkan namun seperti biasa tak ada respon dari sang kakak.

Solar yang melihat Gempa hanya diam dan tak menjawab ucapannya hanya bisa kembali tersenyum sedih.

Seperti biasa ya.

Lagi.

Selalu seperti ini.

Akhirnya Solar pun memilih berjalan keluar dan segera berjalan ke sekolahnya.

"Akhirnya dia pergi juga." Gempa yang mendengar suara yang tak asing lagi di indera pendengarannya lantas menoleh.

Mendapati adik keduanya, Ice. Yang kini tengah berjalan ke dapur sambil menguap, Gempa yang melihatnya lantas berkacak pinggang.

Bagaimana tidak dia melihat sang adik yang kini tengah duduk di meja makan sambil menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Ice jika kau masih ingin tidur silahkan pergi ke kamar, ini bukanlah kamar tidur." tegur Gempa yang hanya bisa menghela nafasnya.

Karena sudah sering sekali ia tegur sang adik yang akan kembali menjalani salah satu rutinitas paginya, yaitu tidur di meja makan.

"Malas nanti aku malah kebablasan tidur lagi." jawab Ice sekenanya.

Tak lama setelah Gempa mengecilkan api kompor dia berjalan mendekati Ice lantas mengusap rambut sang adik lembut, yang mengundang Ice untuk kembali memejamkan matanya.

Nyaman.

Usapan yang Gempa berikan pada saudara mereka selalu hangat.

Tapi tidak berlaku untuk Solar.

"Kak Gem kalau kamu gini terus aku bisa-bisa ketiduran kembali." Ice bergumam sambil memeluk pinggang sang kakak, lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Gempa.

Yang kini hanya terkekeh kecil mendapati perlakuan manja Ice, sesekali dia menepuk kepala Ice.

"Mending kamu bersiap lalu bangunin saudara kita yang lain." titah Gempa dengan suara tegas yang membuat Ice mau tak mau beranjak, walau mulutnya bergerak untuk menggerutu.

Setelahnya Gempa kembali ke dapur dan sesegera mungkin menyelesaikan masakannya.

Tidak berselang lama dapat di dengar suara teriakan dari kakak keduanya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang