Chapter 11

755 97 35
                                    

Hari ini author double update ya.

Semoga kalian suka

Btw kalian yang baca ini sudah baca kah disclaimer yang ada di deskripsi 😭.

Author sih udah siapin ending buat Solar kayak gimana, tinggal di eksekusi jalan ceritanya.

Tergantung juga mood author.

Doakan deh author banyak ide, biar bisa nulis chapter terbaru.

Tapi kalau mulai dua minggu ke depan author gak update itu artinya lagi nyiapin diri buat UTS 🥲.


Jadi jangan lupa tekan votenya agar author semakin rajin up.

Warning!!!

Ada pembahasan tentang self harm!

Happy reading semua!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------


Tampak banyak orang yang berbondong-bondong datang ke sekolah tempat Solar menuntut ilmu.

Karena hari ini akan di adakan pertandingan karate antar sekolah, dan kebetulan sekali sekolah mereka menjadi tuan rumah untuk pertandingan kali ini.

Di dalam sebuah aula besar sudah banyak orang yang datang menonton.

Apalagi yang mewakili untuk bertanding adalah laki-laki paling populer seantero sekolah.

Jangan lupakan netra ruby nya yang menatap tajam ke sekitar, mengundang jeritan dari kaum hawa karena melihat ketampanannya.

"Kak Hali sangat populer ya." kata Thorn, dia kini berada di tribun penonton, bersama dengan keempat kakaknya yang lain. Pergi menonton kakak sulung mereka yang akan bertanding nanti.

"Haha kau benar, dan bisa ku lihat murid perempuan dari sekolah lain tampak terpikat padanya, aduh Kakak kita ini benar-benar sangat hebat." sahut Taufan sambil melirik ke segerombolan murid perempuan sekolah lain yang tampak terpana menatap kegantengan seorang Halilintar.

Sedangkan di satu sisi ada Solar yang duduk paling ujung di belakang, dia hanya tidak ingin ada yang mengganggunya sekarang.

"Kak Hali semangat." gumam Solar pelan sambil tersenyum tipis menatap ke arah Halilintar yang tengah duduk menunggu gilirannya bertanding.

Ketika nama Halilintar di sebut sontak yang berada dalam aula tersebut berteriak menyemangatinya.

Membuat Halilintar mendengus kesal, merasa risih.

"Ayo Kak Hali go go goo!!!" pekik Blaze kuat.

"Kak Hali pasti bisa, semangat!!" teriak Thorn tak kalah kuat.

"Kak pikachuuu semangat!!!" Mendengar teriakan yang berasal dari adik pertamanya, sontak Halilintar langsung menatap Taufan garang.

Yang di tatap hanya tertawa kecil mengabaikan tatapan sang kakak yang seolah ingin membunuhnya.

"Kak Hali ayo semangat." Gempa berujar pelan namun dapat Halilintar pahami maksudnya dengan membaca gerakan bibir Gempa.

Sedangkan Ice hanya sesekali menguap sambil mengepalkan tangan kanannya lalu di angkat ke atas, seolah menyemangati Halilintar walau dengan keadaan mengantuk.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang