Chapter 39

826 95 20
                                    

Hai semua.

Maaf kalau flashback nya terkesan sangat aneh.

Sejujurnya mood menulis author sedikit turun padahal ada ide tapi seperti susah banget buat nulis kata-katanya.

Jadi author mohon maaf kalau flashback nya gak berkesan apa apa dan terkesan aneh😞🙏.

Semoga kalian tetap suka ya.

Ini chapter terpanjang sejauh ini karena chapter ini author tulis mencapai 4000 word.

Oh ya dan setelah ini mungkin update nya bakalan lama, karena author benar-benar sibuk apalagi menjelang UAS.

Jadi gak yakin bisa nulis lagi kapan😞.

Ini draft terakhir sih yang author punya.

Selain itu mood tulis author masih berantakan sih padahal ending di depan mata.

Segitu dulu ya curhatan hati author, wkwkwkwk canda doang bukan curhatan hati sih lebih tepat seperti bacotan author😁.

Dan jangan lupa vote dan komennya.

Happy reading semuanya!!!
----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Flashback on.

Tanggal 13 Maret adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Amato dan Mara. Keduanya tampak senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan ketujuh buah hati mereka.

Sehari sebelumnya mereka berdua sudah ada di salah satu ruang inap di rumah sakit terbaik di kota mereka, Amato tengah mengelus perut besar Mara lembut sambil sesekali mencium nya.

"Ayah sudah gak sabar ketemu sama kalian para jagoan." ujar Amato yang menaruh kepalanya di atas perut Mara pelan sambil tangannya terus mengusap perut besar istinya yang tengah mengandung ketujuh putra kembarnya. Ya keduanya di anugerah kan oleh Tuhan tujuh anak sekaligus, dan mereka semua berjenis kelamin laki-laki.

Mara terkekeh pelan, dengan lembut dia mengusap surai sang suami.

"Anak-anak juga senang karena sedikit lagi akan bertemu dengan Ayah mereka." kata Mara.

Amato tersenyum lalu menciumi beberapa kali perut sang istri, dia bersyukur kehamilan pertama Mara yang mendatangkan tujuh malaikat bagi mereka berdua, berjalan dengan baik dan lancar sejauh ini. Bahkan saat mereka terheran-heran mengapa perut Mara sangat besar melebihi ibu hamil pada umumnya, itu ternyata karena dia tengah mengandung tujuh bayi sekaligus. Sempat terbesit rasa takut dalam hati Mara bagaimana pun ini adalah kehamilan pertamanya dan dia sudah mengandung tujuh bayi di dalam perutnya, kekhawatiran bahwa dia tidak bisa menjaga dirinya dengan baik dan akan mencelakakan anak-anaknya jika dia melakukan perbuatan ceroboh, pikiran itu selalu menghantui Mara.

Beruntung Amato sang suami dengan sigap selalu berusaha di samping sang istri, bahkan dia rela tidak bekerja hanya demi menemani Mara. Apapun permintaan Mara saat hamil akan Amato penuhi, dia sangat menyambut kedatangan tujuh putranya yang akan bisa dia lihat besok.

Mereka sudah berada di rumah sakit sejak dua hari yang lalu, berjaga karena dokter mengatakan bahwa kemungkinan kelahiran Mara akan terjadi pada tanggal 13 Maret.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang