Chapter 19

695 79 30
                                    

Hai semuanya.

Ini chapter terbaru sebelum author UTS😄.

Untuk chapter kali ini mari kita selingi dengan Fayi ya🤭.

Baiklah segini dulu sampai di sini.

Nanti kan chapter berikutnya.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Setelah bel berbunyi semua langsung berhamburan keluar kelas, begitu pun dengan Solar.

Lebih baik dia di tatap dengan pandangan benci oleh semua orang di sekolahnya, daripada harus baru bertemu dengan Rion, Alan dan Noah.

Beruntung Solar berhasil lolos dari mereka untuk hari ini membuat sang empu lantas menghela nafas lega.

Solar berjalan sambil bersenandung kecil ke tempat bekerjanya.

Walau dia juga lelah karena baru pulang sekolah namun semangat untuk mencari uang dalam dirinya tak pernah padam.

Walaupun ada perlakuan buruk dari tempat kerjanya, namun Solar bisa apa karena dia sendiri bersyukur setidaknya restoran itu bersedia menerima pekerja di bawah umur.

Jika tidak Solar sendiri akan bingung bagaimana menghidupi kebutuhannya.

Terkadang Solar iri kepada mereka yang bisa dengan bebas bermain ke mana mereka mau, tanpa perlu repot-repot memikirkan uang yang bisa di minta pada orang tua mereka.

Tapi jika Solar pikirkan lagi banyak orang di luaran sana yang juga harus bekerja untuk mendapatkan uang, hanya untuk mendapatkan sesuap nasi.

Bahkan ada yang umurnya lebih muda dari Solar bahkan bisa di bilang Solar sedikit beruntung tinggal di rumah yang bisa di bilang layak.

Walau orang di dalamnya tidak sih.

Tapi selepas dari itu Solar bersyukur, setidaknya ia masih di beri tempat tinggal yang layak.

Namun tentu saja perlakuan dari keluarganya yang membuat sakit hati sudah sering dia dapatkan.

Karena banyak melamun, Solar sendiri baru tersadar saat dia sudah sampai di tempat bekerjanya.

Maka segera Solar masuk lewat pintu belakang dan mengganti bajunya.

Dia sendiri siap untuk melayani pelanggan lagi hari ini.

..........

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, namun Solar sendiri masih belum pulang.

Dia sendiri tengah membersihkan meja makan di restoran sebelum pulang ke rumah.

Setelah menyelesaikan tugasnya Solar segera beranjak pulang.

Padahal jalanan sudah mulai sepi, hanya beberapa mobil yang masih melintas itu pun tidak banyak.

Namun Solar bisa berjalan seorang diri di kegelapan malam, ya itu pun karena sudah terbiasa juga.

Saat sampai di rumah, kening Solar sedikit mengkerut heran kala lampu ruang tengah rumahnya masih nyala.

Padahal harusnya sudah di matikan jika sudah jam tidur, maka Solar mencoba membuka knop pintu pelan.

Dalam hati dia bersyukur karena kali ini pintunya tidak terkunci.

Solar masuk ke dalam dengan sangat pelan, lalu tatapan matanya yang menatap pemandangan di depannya lantas membuat dadanya terasa sesak.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang