Hai semuanya 👋.
Author berharap chapter kali ini gak terlalu garing atau membosankan 😞.
Maaf author sedikit kehabisan ide.
Jadi maaf jika chapter kali ini rada aneh.
Tapi ya author sangat kaget perasaan belum sampai dua belas jam udah dapat lima belas vote saja.
Jadi karena sudah dapat lima belas vote author bakalan update.
Padahal rencana author kalau belum sampai vote yang di tentukan author bakalan ada jeda bentar buat update wkwkwkwk.
Jadi untuk chapter ini semoga bisa dapat vote sampai dua puluh ya haha.
Terima kasih juga buat yang sudah mau mampir ke cerita ini😁.
Oh ya jangan lupa tekan vote dan berikan komentar ya.
Itu saja sekian dari author.
Happy reading guys!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------Entah sudah beberapa hari terlewati sejak hari orang tua dan anak.
Solar sendiri tidak terlalu memikirkannya.
Namun akhir-akhir ini kondisi tubuhnya seakan semakin berburuk, jika dulu Solar selalu merasa pusing yang teramat, atau terkadang mimisan dan bahkan badannya melemas tiba-tiba.
Kini Solar sampai muntah darah.
Sungguh itu terjadi tiga hari yang lalu.
Waktu itu Solar kembali mual, dia yang sedang belajar langsung bergegas ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya ke atas kloset.
Namun melihat apa yang keluar membuat mata Solar bergetar takut, dia tampak tak percaya sampai menutup mulutnya.
Yang keluar ternyata adalah darah, Solar sampai mundur saking terkejutnya.
"Astaga, itu beneran darah. Aku muntahin darah..." gumam Solar pelan tak percaya.
Bahkan masih ada sisa bekas darah di sekitar mulutnya membuat Solar bergetar ketakutan.
"Kok bisa sih jangan bilang aku mengidap penyakit kronis lagi..." kata Solar pelan, di satu sisi dia takut di sisi lainnya perlukan dia bersyukur karena dengan ini dia akan segera pergi dari dunia ini.
Baiklah jadi hal mana yang perlu Solar pikirkan sekarang.
Solar yang akhirnya tersadar dia belum membersihkan muntahan darahnya lantas segera menyiram kloset dengan air bersih, sampai benar-benar bersih barulah Solar berjalan keluar dari kamar mandi.
Dia berjalan gontai hingga duduk ke tepian kasurnya, sungguh kejadian itu sangat mengejutkan untuknya.
"Aku sebenarnya terkena penyakit apa sih, sepertinya parah. Apa sampai mengancam nyawa ya, kelihatannya sih iya buktinya aku sering mimisan, kepalaku pusing dan badan lemas. Padahal aku kira awalnya karena kecapekan saja tapi sepertinya ada faktor lainnya, dengan bukti aku tadi sampai muntah darah... urghhh... memikirkan ini membuatku jadi pusing.." kata Solar yang kini tengah mengacak-acak rambutnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]
FanfictionKisah tentang kehidupan Solar yang selalu di acuhkan dan tidak di anggap oleh keluarganya. "Kalianlah yang sudah membunuh jiwaku secara perlahan, selamat kalian telah berhasil membuatku menyerah. Karena aku sudah terlalu lelah akan segalanya." Boboi...