Chapter 21

674 83 25
                                    

Hai semua.

Untuk karakter tambahan kali ini ada boel tahap 1 ya, soalnya author dah malas mikirin nama lagi😭.

Semoga kalian suka dengan chapter kali ini.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Solar mengerjapkan matanya pelan, dia perlahan mengedarkan pandangannya.

Terlihat langit sendiri masih sedikit gelap, matahari sendiri belum terbit.

Solar perlahan meregangkan badannya yang terasa kaku.

Dia terbangun karena merasa kepalanya sangat pusing.

"Jam berapa ya ini...urghh...aku harap bisa masuk ke dalam rumah. Beruntung hari ini hari minggu coba kalau tidak..." Solar menghela nafas pasrah.

Dia sendiri pun mulai beranjak dan berjalan menuju rumahnya.

Entah berapa lama Solar habiskan untuk berjalan, dia pun sudah sampai di sekitar rumahnya.

Dalam hati Solar berharap bahwa pintu rumahnya sudah tidak di kunci.

Beruntung harapannya kali ini terkabul, Solar menghela nafas lega.

Sepertinya antara Gempa atau Mara sudah pergi ke pasar makanya pintu rumahnya sudah tidak di kunci.

Solar segera saja melangkahkan kakinya ke dalam, dan bergegas ke atas kamarnya.

Namun langkahnya terhenti kala telat dia ingin ke atas ada Ice yang ingin turun ke bawah.

Solar sempat tertegun sejenak ketika netra silver miliknya beradu dengan netra aquamarine milik kakaknya.

Sampai Ice berujar dengan dinginnya pada Solar, "Apa kau lihat-lihat." kata Ice dingin membuat Solar tersentak kaget.

"Ti-tidak Kak..." jawab Solar lirih.

Dapat Solar dengar Ice hanya berdecih sebentar sebelum berjalan turun ke bawah, namun sebelum itu tak lupa dia menyenggol bahu Solar secara sengaja.

Hingga membuat tubuh Solar sedikit oleng namun beruntung dia tidak jatuh ke bawah.

Solar memandang sendu ke arah Ice, sebelum dia kembali melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Setelah masuk ke dalam kamarnya, Solar langsung mandi dan berganti baju.

Lalu dia langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur.

"Apakah aku salah ya tadi, padahal kan aku cuman natap Kak Ice doang, tapi balasannya kayak gitu." gumam Solar pelan, dia termenung di atas kasurnya.

Solar menatap ke arah langit-langit kamarnya.

"Ya tapi kalau di pikirkan aku emang sering dapat tatapan seperti itu dari mereka sih." gumam Solar sendu.

"Hahhh, sudahlah berhenti memikirkan hal itu dulu Solar, mending kau tidur saja daripada memikirkan hal ini." Solar pun segera membaringkan tubuhnya ke sebelah kanan, dan tidak lama dia sendiri pun terlelap.

..........

"Ice, boleh Mama minta tolong nak." Ice yang kala itu tengah molor di atas sofa pun langsung terbangun, dengan mengucek matanya dia menghampiri Mara yang sedang berada di dapur.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang