Halo semua, semoga kalian suka dengan chapter kali ini😊.
Oh ya author agak kehabisan ide buat angst Solar, jadi jika ada yang punya ide sedih coba komen siapa tahu author jadi dapat ide.
Oke sekian dulu untuk basa-basinya.
Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------Solar terbangun dengan seluruh tubuhnya yang terasa remuk.
Perlahan dia membangunkan tubuhnya dan duduk bersandar pada tembok.
Tatapan matanya sayu.
Entah mengapa nafasnya terasa memberat bahkan dia merasakan suhu tubuhnya meningkat.
Solar memegang dahinya sendiri.
Panas.
Satu kata yang bisa mewakili kondisinya.
"Ah aku pasti demam." gumam Solar lesu.
Solar berusaha bangkit dan berjalan menuju pintu gudang berharap pintu itu sudah tak terkunci lagi.
Beruntung itu bukan sekedar harapan, segera Solar langsung keluar dari sana.
Menoleh ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah lima.
Maka dengan banyak usaha Solar berusaha naik ke atas kamarnya.
Walau ia sempat oleng dan hampir terjatuh jika tidak berpegangan pada tembok.
Ketika sampai di kamarnya Solar langsung membaringkan tubuhnya.
Dia membiarkan tubuhnya terlentang, berusaha meraup sebanyak mungkin oksigen yang dia bisa.
Nafasnya benar-benar terasa memberat pandangannya terasa buram.
Namun Solar memaksakan dirinya untuk mengganti pakaiannya.
Setelahnya dia langsung berbaring kembali ke atas kasurnya.
Terdapat bekas darah di sekitar tubuhnya namun tak Solar hiraukan.
Solar memejamkan matanya berusaha untuk terlelap namun tidak bisa.
"Hahh...hah....." Solar beberapa kali menarik dan menghembuskan nafasnya.
Kepalanya terasa berputar dan dia merasa mual.
"Hukk.." Solar sontak menutup mulutnya dan segera berlari ke kamar mandi.
"Huekkk..." Solar kembali memuntahkan cairan bening ke atas kloset.
Tubuhnya benar-benar terasa lemas, faktor dirinya kemarin di hukum dan tidak mengisi perutnya sama sekali dari kemarin.
"Ini sakit sekali..." gumam Solar kesakitan, keringat dingin mulai mengalir ke sekujur tubuhnya.
Wajahnya benar-benar terlihat sangat pucat, bahkan pandangan Solar terasa memburam.
"A-aku harus kembali ke kasur." gumam Solar yang berusaha berdiri namun tidak bisa.
Solar langsung saja terjatuh kala tak bisa menahan keseimbangan tubuhnya.
"Kakiku tidak bisa di gerakkan..." gumam Solar pilu.
Tidak akan ada yang menolongnya di sini.
Maka dengan sekuat tenaga Solar merangkak keluar dari kamar mandi.
Solar merangkak hingga ke dekat kasurnya.
Solar ingin naik ke atas kasurnya namun tubuhnya sudah di ambang batas, hingga akhirnya Solar jatuh pingsan di atas dinginnya lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]
FanfictionKisah tentang kehidupan Solar yang selalu di acuhkan dan tidak di anggap oleh keluarganya. "Kalianlah yang sudah membunuh jiwaku secara perlahan, selamat kalian telah berhasil membuatku menyerah. Karena aku sudah terlalu lelah akan segalanya." Boboi...