Chapter 6

836 98 2
                                    

Haii!!

Hehe author sedang rajin update karena memang sudah di tulis hingga chapter 12.

Jadi jangan lupa tekan tombol bintangnya ya.

Happy reading!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Setelah tertidur cukup lama Solar kini terbangun dan mulai meregangkan badannya yang terasa pegal.

Di liriknya ke arah jam yang kini menampakkan pukul dua siang, yang berarti tidak lama lagi sekolah akan usai.

Maka Solar masih di dalam UKS sembari menunggu bel pulang berbunyi.

Sesekali ia bersenandung kecil guna mengusir rasa bosan yang menghampirinya.

Ketika bel berbunyi Solar tak langsung keluar, ia masih menunggu selama lima menit sebelum akhirnya dia beranjak turun dan pergi ke kelas.

Ketika di tengah jalan Solar mendadak teringat bahwa tadi dia belum masuk ke dalam kelas, padahal niatnya ingin mengambil tas miliknya.

Namun sepertinya dia sesaat lupa bahwa tadi ia tidak sempat ke kelas karena menjalankan hukuman atas keterlambatannya masuk ke sekolah.

"Aduh terus ini tas sekolahku dimana coba." Solar langsung menepuk dahinya pelan, dia mendadak sedikit panik mengetahui tas nya hilang entah kemana.

Solar langsung berlari kembali ke UKS, siapa tahu kan ya tas nya ada di dalam UKS.

Beruntung tebakannya benar, Solar langsung menghela nafas lega kala melihat tas miliknya yang tergeletak di atas lantai.

Astaga bisa-bisanya dia tidak menyadari hal itu.

Solar pun langsung saja mengambil tas miliknya dan hendak pulang ke rumah, kebetulan hari ini restoran tempat dia bekerja sedang tutup.

Di karenakan sang pemilik restoran tengah pergi ke luar kota karena ada urusan.

Sudah di beritahu juga kemarin bahwa mereka akan libur selama tiga hari.

Membuat Solar senang akhirnya dia mempunyai tiga hari waktu libur yang berharga.

Solar pun berjalan melewati koridor sekolah yang mulai sepi, tiba-tiba dirinya di buat kaget kala tasnya di tarik membuat langkahnya seketika terhenti.

Solar pun menengok ke belakang untuk melihat siapa yang menghentikan langkahnya, seketika wajah Solar pucat pasi melihat keberadaan tiga orang yang kini tengah menyeringai ke arahnya.

"Yo Solar apa kau merasa bebas selama satu minggu ini karena tidak ada kami." Rion—nama orang yang menarik tas Solar itu berujar sambil tersenyum miring ke arah Solar.

"Kau tahu kami sangat merindukanmu." sahut seseorang di belakang Rion, dia adalah Noah yang merupakan teman sekaligus bawahan Rion.

"Tentu saja rindu membully mu hahahaha." ujar seorang pemuda lagi sambil tertawa terbahak-bahak di ikuti oleh Rion dan Noah yang ikut tertawa mendengar ucapan teman mereka, Alan.

Badan Solar lantas bergetar karena takut, astaga para pembully ini datang lagi setelah mendapat hukuman skors selama seminggu.

"Tadi kami mencari mu tahu, ku kira kami hari ini tidak bisa bertemu denganmu. Ternyata dewi fortuna berada dalam pihak kami rupanya." Rion berujar sambil menatap Solar remeh.

Solar menginggit bibirnya, ketakutan mulai menyergap dirinya.

Entah apa yang akan di lakukan tiga sekawan ini pada dirinya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang