Chapter 12

750 97 8
                                    

Hari ini author triple update ya.

Jadi kalau besok dan Sabtu belum update maaf ya soalnya jadwal author besok sama Sabtu lumayan padat jadi gak tau mau nulis lanjut ceritanya kapan.

Tapi kalau bisa author bakal usahakan update secepatnya ya.

Sebelum itu jangan lupa tekan vote dan berikan komentar nya ya🤗.

Kalau begitu sampai di sini dulu.

Happy reading all!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Solar terbangun kala mendengar suara ribut yang berasal dari bawah.

Dengan pelan Solar membangunkan tubuhnya, entah mengapa pagi ini dia merasa sangat lemas.

Dia menyenderkan punggungnya ke dinding kamarnya.

Sesekali memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Hahh kenapa ya akhir-akhir ini aku sering kelelahan." gumam Solar.

Solar masih terdiam beberapa saat di atas kasur, sampai tiba-tiba perutnya bergejolak.

Hendak mengeluarkan isi dari dalam perutnya.

Solar lantas langsung bangun dan berlari ke kamar mandi, sambil membekap mulutnya menggunakan tangan kanannya.

"Huekkk...." Solar berjongkok di depan kloset, dia berusaha mengeluarkan isi perutnya.

Namun yang keluar hanyalah cairan bening.

Membuat Solar terduduk lemas di dekat kloset.

Entah mengapa tubuhnya kembali terasa lemas, apa efek karena dia baru saja muntah ya.

"Astaga ini sangat menyiksa." lirih Solar lemah.

Di rasa perutnya tidak lagi mengalami rasa mual, Solar lantas beranjak dengan pelan lalu berjalan keluar kamar mandi.

Dia segera membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Rasanya tubuh Solar seakan di remuk-remuk oleh sesuatu.

Membuatnya tidak bisa hanya sekedar untuk duduk.

Beruntung hari ini adalah hari libur.

Membuat Solar setidaknya bisa beristirahat nyaman di dalam rumah.

Sebelum pergi bekerja.

Namun sepertinya pemikirannya salah.

Baru saja ia bisa merasa damai, tiba-tiba pintu kamarnya di buka kasar.

Lantas Solar memaksakan tubuhnya untuk bangun, menatap ke arah sang pelaku yang tadi membuka pintu kamarnya kasar.

Itu adalah Gempa, kakak ketiganya.

Yang kini menatap Solar dengan tatapan tajam.

"Ka-kak Gempa..." panggil Solar lirih.

Gempa berjalan mendekat ke arah Solar, lalu lantas menariknya kasar membuat Solar langsung saja terjatuh di lantai.

"Bisa-bisanya kau masih berleha-leha di atas kasur." kata Gempa sambil menarik kasar Solar untuk bangun.

Ah Solar lupa akan hal ini.

Biasanya ketika kedua orang tuanya pulang maka seluruh beban pekerjaan akan beralih kepadanya.

Karena terkadang orang tuanya dan keenam kakaknya sering pergi keluar menghabiskan waktu bersama, tentu tanpa dirinya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang