Chapter 5

805 104 4
                                    

Karena vote dari kalian buat author update lagi hehe.

Sebenarnya di cerita ini sudah sampai di draft 12, tapi author akan pelan pelan update nya.

Jadi buat yang telah vote cerita ini, terima kasih banyak😄.

Jangan lupa untuk tetap vote di chapter-chapter selanjutnya.

Maaf jika ada typo bertebaran.

Happy reading all!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Solar mendadak tersenyum pahit kenangan itu mendadak terputar kembali dalam ingatannya.

Ah ingatan menyakitkan itu.

Kenapa tidak mau pergi juga dari otaknya.

Mengingat itu hanya makin menorehkan luka dalam hatinya saja.

"Hahh sudahlah jangan pikirkan itu lagi Solar, lebih baik kau segera saja ke restoran." gumam Solar lalu beranjak pergi.

Tanpa mengetahui bahwa sang kakak, Blaze menatapnya dengan pandangan yang tak dapat di artikan.

Setelah Solar sampai dia lantas segera berganti pakaian, awalnya semua baik-baik saja sampai tiba-tiba kepalanya di dera pusing yang sangat hebat, membuat Solar tak sengaja menumpahkan minuman ke baju pelanggan.

"APA YANG SUDAH KAU PERBUAT!" teriaknya marah sambil menatap Solar tajam.

"Astaga ma-maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja." Solar membungkuk beberapa kali, meminta maaf atas kecerobohan yang telah dia lakukan.

"Kau pikir dengan maafmu itu akan membuat bajuku kering hah!" seru orang itu dengan nada marah.

Solar masih terus membungkuk minta maaf tapi orang di depannya masih berkoar-koar memarahinya.

Hingga mengundang pemilik restoran untuk keluar dari ruangannya.

"Apa yang sudah terjadi?" tanyanya membuat pelanggan itu lantas menunjuk Solar.

"Kau lihat apa yang sudah pelayanmu lakukan pada bajuku, tahu kah kau seberapa mahal baju ini hah!" serunya marah.

Sang pemilik toko lantas langsung membungkukkan badannya meminta maaf.

"Maafkan atas kecerobohan pelayan saya, sebagai gantinya anda akan mendapat bonus nanti." Setelahnya barulah si pelanggan itu diam sambil mengangguk.

Pemilik restoran itu kini menatap Solar tajam, lalu dengan tatapan matanya menyuruh Solar agar mengikutinya ke ruangan miliknya.

Sesampainya di sana terdengar suara tamparan yang di layangkan si pemilik restoran ke pipi kanan Solar, membuat wajah Solar sampai menoleh ke sebelah karenanya.

"LIHAT AKIBAT KECEROBOHAN MU TADI, BAGAIMANA JIKA DIA NANTI JADI MEMINTA RUGI APA KAU BISA MEMBAYARNYA DENGAN UANG GAJIMU!!" teriak pemilik restoran marah, urat-urat lehernya sampai terlihat karenanya.

Solar memegang pipinya yang terasa perih, dengan pelan dia menjawab, "Maafkan saya Pak, tadi kepala saya tiba-tiba saja sakit." jelas Solar lirih.

Sekali lagi dia mendapat tamparan kali ini di pipi kirinya dan bahkan lebih keras dari yang tadi, karena Solar sampai jatuh terduduk.

"JANGAN COBA-COBA MEMBUAT ALASAN!" seru pemilik restoran yang tak ingin mendengarkan alasan yang di jelaskan Solar.

"Gajimu untuk bulan ini tidak akan di berikan, anggap saja biaya yang keluar untuk memberi bonus pelanggan tadi, paham!" Solar sontak mendongak kala pipinya di cengkram kuat oleh tangan keriput milik bos nya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang