Chapter 31

724 91 8
                                    

Hai haii..

Btw di chapter ini bakalan muncul dua karakter baru lagi hehe

Jangan lupa buat vote sama komen ya.

Sejujurnya author suka sekali jika kalian vote apalagi komen.

Kalian boleh kok komen apa saja soalnya author suka kalau lihat banyak yang komen tentu saja vote nya juga harus dong.

Kalau mau kirim pesan ke author juga gak papa author juga suka kok, selagi tidak yang aneh-aneh sih kalau kirim pesannya hehe.

Oke deh segitu dulu, semoga kalian suka dengan chapter kali ini.

Happy reading all!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Solar mengerjapkan matanya beberapa kali, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Ah ternyata dia tertidur di atas lantai setelah puas menangis dan menyakiti dirinya.

Dengan perlahan Solar bangun dan segera pergi ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Karena terakhir dia mandi adalah kemarin saat hendak pergi ke sekolah.

Dia mengambil baju seragamnya lalu memakainya, setelahnya dengan langkah gontai turun ke bawah dan bersiap ke sekolah.

Sepanjang jalan Solar hanya menatap datar dan kosong ke arah depan, raut wajahnya datar.

Setelah kejadian kemarin dirinya seperti tidak ada semangat untuk hidup, yang perlahan-lahan semangat hidupnya sudah menurun.

Saat sampai di sekolah Solar bukan langsung berjalan menuju kelasnya, melainkan dia pergi ke rooftop.

Berniat mencari udara segar di sana, padahal sepanjang jalan dia sudah mendapat udara segar tapi sudah bercampur juga dengan polisi dari knalpot kendaraan.

Solar berjalan mendekati batas pagar di rooftop.

Dia lepas topi miliknya dan menikmati semilir angin yang berhembus ke arahnya.

Sejenak Solar memejamkan matanya lalu setelahnya pandangan nya turun ke bawah.

"Jika aku lompat apa aku akan langsung mati atau masih koma dulu." gumam Solar.

"Hahhh...aku rasanya ingin seperti para burung yang bisa terbang bebas kesana kemari, tanpa perlu berada di satu tempat yang sangat menyesakkan dan menyakitkan." Solar memandang ke arah langit biru cerah di atas sana, memandang sendu ke langit.

Menikmati pemandangan gumpalan awan dan beberapa burung yang melintas di atas sana.

Tak lama bel sekolah berbunyi membuat Solar mau tak mau melangkah ke kelasnya.

Dia masuk dan segera duduk di bangku miliknya, dia tolehkan kepalanya ke arah jendela.

Masih ingin menatap ke langit biru di atas sana.

Saat guru masuk barulah Solar mengalihkan pandanganya.

"Baik anak-anak ada suatu hal yang perlu Ibu beritahu untuk kalian semua." kata Ibu guru sambil menatap ke sekeliling kelas.

Dia tersenyum sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Di harapkan bagi kalian semua untuk mengumpulkan uang sebesar satu juta lima ratus ribu karena sekolah kita akan mengadakan camping di luar sekolah." Mendengar hal itu sontak membuat seisi kelas heboh.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang