46.

15.6K 1.7K 129
                                    

Semua orang hampir menahan napas mereka saat melihat ketiga anak panah itu melesat cepat membelah udara dan hasilnya sangat mengejutkan karena Sky yang sejak awal sudah menarik perhatian semua orang dan memukau mereka dengan mempertahankan posisi ke dua di bawah Anastasius justru tidak mengenai target.

Leopold sampai mengernyit menatap pemuda di samping Sky, orang itu jelas mengatakan sesuatu yang menggoyahkan konsentrasi Sky, tapi apa yang dia katakan hingga Sky merasa terganggu dengan ucapannya.

"Apa maksudmu?" tanya Sky, menatap pemuda itu dengan serius. Begitupun Anastasius yang juga mendengar apa yang pemuda itu katakan sebelumnya.

Pemuda berambut ikal yang tidak pernah berinteraksi dengannya sejak awal pertandingan tiba-tiba tersenyum. "Aku hanya ingin mengatakan apa yang ingin aku katakan."

"Kau ingin mengganggu konsentrasiku."

Pemuda itu terkekeh. "Jika kau ingin berpikiran demikian, silahkan. Tapi aku pikir kau akan menanyakan hal lain setelah mendengar apa yang aku katakan."

Sky menatap pemuda itu untuk sementara waktu dan tidak mengatakan apa-apa lagi selain pergi meninggalkan arena. 

Pemuda itu jelas ingin mengacaukan konsentrasinya dengan berbicara seperti itu, karena jika dia memang memiliki niat baik, pemuda itu tidak akan mengatakannya di arena, di detik terakhir pertandingan mereka dan dia berharap apa?

Berharap Sky menanyakan siapa wanita yang pemuda itu lihat delapan belas tahun yang lalu?

Tidak, bahkan jika dia penasaran tentang siapa ibunya, dari apa yang Dale ceritakan hari itu, ibunya juga sudah mati saat pertama kali dirinya ditemukan. Tidak ada gunanya lagi untuk mengetahui siapa ibunya, karena dia tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya.

"Aku bertemu dengannya di Hilis saat aku masih kecil jika kau penasaran." Pemuda itu berbicara cukup keras saat Sky pergi hingga dia bisa mendengarnya, tapi Sky tidak menghentikan langkahnya dan kembali ke tempat Leopold dan Duke berada. 

"Sky, apa yang anak itu katakan padamu, kenapa perhatianmu jadi teralihkan hingga tembakanmu sampai meleset?" Leopold langsung menanyainya begitu Sky sampai.

Sky duduk sambil mengelus kepala Loui.

"Apa dia mengatakan hal yang buruk padamu?" tanya Duke.

"Mm." Sky menggeleng pelan. Pandangannya tertuju pada pemuda berambut ikal di arena. "Dia hanya bilang kalau dia pernah bertemu dengan wanita yang mirip denganku delapan belas tahun yang lalu di Hilis."

Jawaban Sky membuat Duke dan Leopold tertegun. Delapan belas tahun yang lalu? 

"Apa lagi yang dia katakan?"

"Rambut putih warna mata yang sama denganku, tidak ada lagi selain itu."

Duke diam memikirkannya, dia mengerti perhatian Sky teralihkan setelah mendengar apa yang pemuda itu katakan, karena pemuda itu secara tidak langsung membuat Sky memikirkan sosok ibunya yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Siapa ibu Sky? 

Sebenarnya, Duke sudah mencoba memeriksa latar belakang wanita yang ditemukan meninggal dunia di samping Sky, tapi dia tidak menemukan informasi apapun dan Sky juga tidak pernah bertanya tentang siapa ibunya padanya.

Sekarang setelah mendengar hal seperti itu pun, meskipun awalnya terlihat terkejut sekarang Sky seperti tidak peduli tentang informasi yang pemuda itu berikan padanya.

Tapi Duke … setelah Anastasius diumumkan sebagai juara pertama di pertandingan tahun ini, tanpa sepengetahuan Sky, Duke menemui pemuda bernama Edgie di luar arena, jauh dari orang-orang.

AKU BUKAN PUTRIMU! YA KAMU PUTRIKU :) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang