"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Suara Cassis mengejutkannya, Sky menoleh mengalihkan pandangannya dari jendela pada pria tampan yang terlihat tinggi mengenakan jubah berwarna hitam, seperti rambutnya yang gelap.
"Tidak ada, hanya memikirkan beberapa hal. Kenapa Tuan Cassis ada disini?"
Cassis melipat kedua tangannya di dada. "Nah, aku sudah bilang sejak awal aku tidak setuju kau tinggal disini. Mereka jelas-jelas mengincar nyawamu, aku datang untuk mengawalmu."
Sky berkedip. "Mengawalku?"
"Mm, setidaknya sampai aku tahu apa alasanmu harus hidup lagi setelah kematianmu."
Begitu?
Sky kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela, melihat pekerja kebun yang tengah bekerja merawat tanaman di taman kediaman Duke Peterson. Suasananya benar-benar menenangkan tapi hatinya tidak pernah benar-benar merasa tenang, seolah kedamaian tidak pernah benar-benar ada untuknya.
Cassis mengatakan jika kehidupannya di kehidupan kali ini adalah normal yang artinya dia memiliki sesuatu di dalam dirinya, sebuah takdir yang semestinya berjalan untuknya dan kehidupan semua orang di sekitarnya meskipun itu artinya takdir mereka akan berbeda dari kehidupan sebelumnya.
"Apa itu normal?"
"Apa?" Cassis menatap Sky yang masih melihat keluar jendela, tapi perlahan menoleh dan menatapnya secara langsung dengan manik merah delimanya yang berkilauan.
"Aku bertanya-tanya apa itu normal jika semuanya yang berjalan saat ini berbeda dari kehidupan sebelumnya karena kehadiranku secara tidak langsung mengubah segalanya?"
"Itu normal," jawab Cassis saat menatap Sky lalu mengalihkan pandangannya pada burung-burung gereja yang terbang di sekitar ranting pohon. "Apapun yang terjadi saat itu normal karena keberadaanmu juga normal. Apa yang akan terjadi maka itu akan terjadi, begitulah takdir berjalan dan tidak ada yang bisa mencegahnya."
Sky, "..."
Cassis kembali menoleh menatap Sky yang kini menundukkan kepalanya, memainkan jari-jemarinya seperti tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Ada apa? Apa sesuatu yang buruk terjadi karena keberadaanmu?"
Awalnya Sky enggan, tapi kemudian dia mengangguk pelan. "Di kehidupan sebelumnya Pangeran Putra Mahkota Artemis bertunangan dengan Luisa, tapi di kehidupan ini Duke menunda pertunangan mereka bahkan aku dengar Duke sudah tidak lagi memikirkan pertunangan itu.
Di kehidupan sebelumnya, Luisa adalah pusat perhatian Duke dan Leopold, tapi sekarang karena aku Duke menghabiskan lebih banyak waktu untukku, mencariku, mencoba menenangkan amarahku dan membujukku untuk memaafkannya, bahkan Leopold yang tidak pernah bersikap baik padaku kini bersikap begitu peduli.
Aku mengambil sesuatu yang seharusnya tidak aku miliki di kehidupan sebelumnya. Itu persis seperti yang mereka tuduhkan padaku di masa lalu."
Mendengar curahan hati Sky, Cassis hanya menarik napas pendek dan menghembuskannya. "Tidak perlu memikirkannya apa lagi merasa bersalah, seperti yang sudah aku katakan apa yang terjadi di kehidupan ini memang sudah ditakdirkan untuk terjadi."
Sky menatapnya. "Bagaimana kau bisa begitu yakin? Kamu bukan Tuhan ataupun Dewa."
Dahi Cassis berkedut mendengarnya. "Meskipun aku bukan Tuhan dan Dewa secara pengalaman dan ilmu aku masih lebih tinggi darimu, selain itu jika kamu mau merasa bersalah karena merebut perhatian Duke dan Leopold aku juga tidak peduli, humph!"
Sky tidak mempercayainya saat melihat Cassis membuang muka darinya. Sebagai seorang penyihir Agung di menara saat kesal dia tidak ada bedanya dengan anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN PUTRIMU! YA KAMU PUTRIKU :) [TAMAT]
FantasiRe-Birth. Bapak dan anak ini dilahirkan kembali setelah kejadian kelam di masa lalu. Sky Peterson adalah anak angkat dari keluarga Duke Peterson. Sky diadopsi sejak dia masih bayi jadi saat tumbuh dewasa, dia selalu mengira bahwa dirinya adalah put...