seperti biasa, saat pulang sekolah chika akan pulang bersama ara karena zee harus latihan basket dan pulang sore.
saat ini chika dan ara sudah berada dijalan pulang, hari ini hari yg cukup buruk bagi chika, karena sejak tadi pagi dia belum bisa melakukan pendekatan lagi dengan ara, itu karena sahabat ara yg terus membuat ashel dan shella berada didekat ara.
bahkan tadi saat pulang sekolah, ara hampir saja akan mengiyakan permintaan olla yg menyuruhnya pulang dengan ashel, namun untungnya ashel menolak karena dia pulang bersama fiony.
"lo kenapa diem aja dari tadi, sariawan?" tanya ara menoleh pada chika
"ga" jawab chika ketus
dia sedang kesal saat ini, namun bukan kesal pada ara, melainkan pada sahabat ara dan juga shella yg terlihat jelas kalau dia carmuk pada ara.
mendengar jawaban ketus chika, ara tersenyum lalu menoleh ke kursi belakang, dia melihat tasnya dan ingat akan sesuatu.
"chik, minta tolong ambilin tas gue dong" pinta ara
chika mendengus kesal namun dia tetap bergerak meraih tas ara di belakang.
"nih" ucapnya menyodorkan tas itu pada ara
"hehe bukain itu bagian depannya" pinta ara lagi
"hm" jawab chika sambil menatap ara malas
"gue lagi nyetir chika" ucap ara memberi alasan
chika membuka tas ara, disana dia melihat ada sebungkus coklat, chika langsung mengambilnya karena merasa itu barang yg ingin ara ambil.
"ini?" tanya chika menunjukan coklatnya pada ara
ara mengangguk sambil tersenyum pada chika "buat lo" ucapnya
chika mengerutkan dahinya karena heran dalam rangka apa ara memberinya coklat, ara terkekeh pelan sepertinya dia paham dengan isi kepala chika.
"buat lo, gue tau lo lagi kesel, coklat bisa bantu balikin mood lo kan" jelas ara
mendengar itu chika tak bisa menahan senyumnya, dia yg tadinya masih kesal langsung tersenyum karena mendapat perhatian seperti ini dari ara.
"peka banget sih" ucap chika sambil mendorong bahu ara
"thanks ya, coklatnya"
"haha iya, sama sama" jawab ara
setelah menutup tas ara dan mengembalikannya ke tempat semula, chika berusaha membuka bungkus coklat itu.
ara meliriknya, lalu tanpa diminta ara langsung mengambil coklat ditangan chika dan membuka kan bungkusnya."nih" ucapnya sambil mengembalikan coklatnya pada chika
hal itu lagi lagi membuat chika tersenyum sambil menatap ara, sebenarnya chika sudah tak kaget lagi dengan hal seperti ini, ara memang act of service anaknya.
namun kali ini terasa sangat berbeda, setelah chika menyadari perasaannya pada ara, hal sekecil itu mampu membuatnya salting sendiri.chika memakan coklatnya sambil memandangi ara dari samping, dia sesekali tersenyum mengingat setiap perlakuan manis ara yg sering dilakukan untuknya.
"gue kemana aja selama ini"
"bisa bisanya gue baru sadar kalo ara wajib banget gue cintain"
"kalo gue sadar dari dulu, pasti gue udah capek nahan salting tiap hari"
ara yg merasa diperhatikan menoleh pada chika, dia melihat chika melamun sambil tersenyum menatapnya.
ara mengerutkan dahinya dan menepuk bahu chika.