chika menunggu ara untuk menjelaskan semuanya padanya, yg padahal sebenarnya dia tidak terlalu peduli dengan itu karena tujuan chika kesini bukan untuk itu.
"pertama gue mau minta maaf sama lo chik, karena udah pergi gitu aja dan ninggalin lo" ucap ara
"gue beneran panik kemaren, gue ga bisa nerima kalo ternyata itu nyata, gue ngiranya hal itu cuma mimpi doang"
"karena gue takut dan bingung, jadinya gue mutusin buat pulang tanpa bangunin lo"
"gue bener bener ga bisa mikir apa apa waktu itu"
"dan kenapa gue ngehindarin lo, jawabannya karena gue takut lo marah"
"gue takut lo benci sama gue"
"gue ga siap chik"
ara menghela nafasnya terlebih dahulu, tangannya sedikit gemetar dan berkeringat dingin sekarang.
chika bisa merasakannya, dia mencoba menenangkan ara dengan mengusap tangan ara dengan tangannya yg lain."dan yg terakhir gue minta maaf udah lancang nyentuh lo" ucapnya dengan perasaan bersalah
"gue khilaf, gue ga bisa ngontrol diri gue sendiri"
"maafin gue chik"
"maaf kalo itu buat lo kecewa"
"gue bakal tanggung jawab, gue bakal jelasin semuanya sama zee, gue bakal bilang ini semua terjadi karena kebodohan gue"
"lo tenang aja ya, gue pastiin hubungan lo dan zee ga bakal kenapa kenapa"
"gue janji"
chika menggeleng pelan mendengar itu, dia menatap dalam mata ara.
"gue udah maafin lo ra" ucap chika lembut
"lo ga perlu se merasa bersalah itu, karena gue juga salah"
"ini salah kita berdua"
"gue salah karena gue juga nerima dan ngizinin lo ngelakuin hal itu"
"kalo lo nyebut itu khilaf, berarti kita khilaf bareng"
ara diam, dia mendengarkan chika dengan pandangan yg tetap terkunci pada mata coklat gadis itu.
"gue mau lo tanggung jawab" pinta chika
"tapi bukan dengan cara yg lo bilang tadi"
ara mengerutkan dahinya bingung dengan penuturan chika, namun dia tetap diam menunggu chika melanjutkan.
"gue mau lo tanggung jawab sama hati gue" ucap chika dengan tenang
"sama perasaan gue"
"m-maksudnya chik?" tanya ara tak paham
chika menghela nafasnya dulu sebelum kembali berbicara
"ara, lo sadar ga sih kalo selama ini sikap lo ke gue, bikin hati dan perasaan gue ga karuan" tanya chika
"gue gatau apa yg gue rasain, tapi yg bisa gue pastiin gue selalu nyaman di dekat lo"
"gue selalu ngerasa aman"
"lo selalu ngasi apa yg ga bisa gue dapetin dari zee"
"mungkin itu juga alasan kenapa gue ngizinin lo ngelakuin hal yg ga seharusnya kita lakuin kemaren"
ara terdiam seribu bahasa, jujur dia bingung dengan apa maksud ucapan chika, dia tidak ingin menerka nerka karena takut berujung salah paham lagi nantinya.
"lo bingung ya?" tanya chika sambil tersenyum
ara hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.
"gini aja, biar lo ga makin pusing" ucap chika sambil memperbaiki duduknya menghadap pada ara