Part 34

7.6K 1.1K 384
                                    

"A-ar araa"

ara menoleh pada chika sebentar, tatapannya datar, dia lalu mengeluarkan hp dari sakunya dan menyerahkannya pada chika.

"hp kamu ketinggalan di mobil"

chika dengan gugup mengambil hpnya, dia berusaha memegang tangan ara tapi langsung ditepis oleh ara.

"raa?" panggil chika pelan

ara mundur, dia melihat zee sudah berdiri dan menatapnya.
ara menghela nafasnya berat lalu tersenyum pada keduanya.

"ternyata selama ini gue terlalu bodoh sampe sampe ga sadar kalo gue cuma kalian berdua manfaatin" ucap ara merasa miris dengan dirinya

dia mendengar semuanya, sejak awal chika mengakui dia ada hubungan dengan ara hingga ke yg paling terakhir saat zee memeluk chika tadi.

"araa, kamu salah paham ini ga kaya yg kamu fikirin" ucap chika panik

ara hanya tersenyum lalu mundur, dia memandang ke langit untuk menahan air matanya agar tidak jatuh saat itu juga, hatinya hancur, dia di kecewakan oleh dua orang sekaligus.

"gue minta maaf ji, udah khianatin lo" ucap ara

"ga akuin gue salah karena udah suka sama chika"

"sorry"

chika menggelengkan kepalanya, air matanya menetes, kali ini dia benar benar takut.

"tapi gue kecewa sama lo ji, kenapa lo selingkuhin chika"

"andai gue tau hal ini lebih dulu, gue ga bakal ragu buat habisin lo"

"gue ga marah kalo lo sengaja manfaatin gue buat jagain chika, tapi gue marah karena lo udah selingkuhin dia"

"ga seharusnya lo giniin dia, bangsat!" bentak ara di akhir

zee hanya bisa menunduk, chika juga hanya bisa diam karena baru kali ini dia melihat ara marah sampai urat lehernya terlihat jelas, tangannya mengepal kuat dan matanya merah.

"gue kecewa sama kalian" lirih ara sambil tersenyum pedih

"raa, maafin aku" ucap chika takut

"dengerin penjelasan aku dulu ya?"

ara menggelengkan kepalanya, dia memalingkan wajahnya tak mau menatap chika, setetes air matanya jatuh karena tak kuasa menahan sakit.

ara dengan cepat mengusapnya secara kasar, dia kemudian menghela nafasnya untuk menguatkan dirinya.

"udah ya chik" ucap ara

"tujuan kamu udah tercapai kan sekarang? kamu udah selesai balas dendam sama zee kan?"

"tugas aku juga udah selesai sekarang"

suaranya serak serta bergetar karena menahan tangisnya, ara harus berkali kali menatap ke atas agar air matanya tak jatuh di depan chika, padahal dadanya sudah terasa sangat sesak.

"ngga ra, pliss dengerin aku dulu" mohon chika dengan air matanya yg terus menetes

"ini ga kaya yg kamu fikir ra"

"aku beneran sayang sama kamu"

"kamu udah janji bakal percaya sama aku kan ra?"

"pliss percaya sama aku, aku beneran sayang sama kamu raa"

ara sudah tak mau lagi mendengarkan apa yg chika katakan, hatinya sudah terlanjur hancur sekarang, dia merasa dirinya hanya menjadi bahan balas dendam chika pada zee, begitu pula dengan zee yg sengaja mendekatkan chika padanya untuk menutup perselingkuhannya.

T I M E L I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang