.
.
.
Melisa melangkah di koridor sekolah sambil menggerutu. Gadis satu ini, begitu malu dengan kejadian di lapangan voli tadi.
"Ck! Malu banget gw!"
"Itu orang yang dorong gw. Kalau gw sampai tau dia siapa! Habis Lo di tangan gw"
Hingga Melisa tak sengaja berpapasan dengan Liam dan juga Arkan. Kedua cowok itu sama-sama berpakaian baju basket.
"Hai, Mel" sapa Liam antusias. Mau tak mau Melisa berhenti melangkah.
Melisa mendelik sinis. "Mau apa Lo?!" Tanya Melisa tak ramah.
Walaupun respon Melisa seperti itu. Tak membuat senyum Liam pudar. Cowok itu masih tetap tersenyum manis pada Melisa.
"Mel, Lo dukung gw kan? Saat pertandingan nanti?" Tanya Liam dengan wajah penuh harap.
Melisa tersenyum meremehkan. "Gak! Ngarep banget Lo" sarkas Melisa. Lalu, hendak kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.
"Melisa!!"
Sebuah suara dari arah belakang memanggil namanya. Melisa menoleh. Tenyata yang memanggil namanya adalah Lina dan Aulia.
"Mau apa Lo berdua? Mau ketawain gw lagi? Iya?!" Tanya Melisa tak bersahabat. Ketika Lina dan Aulia sudah berada di depannya.
"Sensi banget Lo" sahut Aulia dengan nada bercanda.
Lina tertawa. "Maaf ya Mel. Gw sama Aulia udah ketawain Lo tadi. Tapi, sumpah ya. Gw sama Aulia udah berusaha untuk nahan, tapi kagak bisa. Makanya kelepasan" jelas Lina.
"Iya, maafin dong adik kicik" kata Aulia dengan wajah memohon.
"Adik kicik???!! Gw bukan adik kicik ya?!" Ngegas Melisa.
"Iya-iya, Lo bukan adik kicik. Tapi bocil!" Ejek Lina. Mampu membuat Melisa semakin kesal.
Lina dan Aulia tertawa pecah. Melihat wajah kesal Melisa yang menurut mereka berdua itu lucu dan menjadi kesenangan tersendiri untuk keduanya.
Melisa menatap dengan aura tak bersahabat pada Lina dan Aulia. Setelahnya gadis itu benar-benar marah dan malah meninggalkan kedua temannya begitu aja.
"Lah? Ngambek?" Ucap Aulia. Melihat kepergian Melisa.
"Kejar-kejar" ujar Lina. Diangguki setuju oleh Aulia.
Aulia melangkah lebih dulu dan hendak diikuti oleh Lina. Kalau saja tangannya tak di tahan oleh seseorang, yaitu Arkan.
"Lepas! Lepasin Arkan" kata Lina. Meminta Arkan agar melepaskan tangannya.
"Gak! Gw gak bakal lepasin" ujar Arkan. Lalu menarik Lina membawanya pergi.
Sedangkan Liam. Cowok itu hanya mengedikkan bahunya. Lalu ikut melangkah pergi kearah berlawanan.
"Lo, mau bawa gw kemana sih?!" Tanya Lina. Dari tadi Arkan masih saja menarik tangannya.
Tenyata Arkan membawanya ke sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu terdapat banyak loker. Sepertinya ruang ganti. Pikir Lina.
Sekarang posisi Arkan dan Lina saling berhadapan dengan tangan Arkan yang masih menggenggam tangan Lina.
Arkan menatap lekat Lina. "Apa hubungan Lo sama Elang?" Tanya Arkan.
"Cuman teman aja" jawab Lina seadanya.
"Sejak kapan Lo dekat sama dia?" Tanya Arkan lagi.
"Baru aja" sahut Lina.
Arkan geram pada Lina. Kenapa, gadisnya ini tak seperti biasanya yang akan selalu menjelaskan Padanya apapun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)
Teen FictionCoba baca dulu cerita ini siapa tau nyantol. [ Karya ini murni hasil dari pemikiran author ] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ini cuman kisah cinta mereka bertiga semasa SMA. Dengan lika-liku dan rahasia di dalamnya. Cover by pinterest