chapter 8

38 4 9
                                    

Setelah jam istirahat telah selesai, saatnya jam pembelajaran selanjutnya berbunyi. Semua siswa-siswi dengan segera masuk ke kelas masing-masing begitu juga dengan Aulia dan Melisa.

Namun, saat di tengah jalan menuju kelas. Mata Melisa menangkap keberadaan sang pujaan hati yaitu Rizqan tengah berada di lapangan voli bersama teman-teman volinya yang lain. Sepertinya mereka semua ingin lanjut latihan lagi, mengingat sebentar lagi ada pertandingan voli antar sekolah dan sekolah mereka menjadi tuan rumahnya.

Tanpa kata Melisa langsung melangkah menuju lapangan voli. Menyisakan Aulia yang menatap kepergian Melisa dengan geleng-geleng kepala. Mulai sudah teman satunya ini. Pikirnya.

Aulia tetap melanjutkan langkahnya ke kelas. Dan Melisa? Ia sudah duduk di kursi kayu yang ada di pinggir lapangan menyaksikan Rizqan berlatih.

"Untungnya jam selanjutnya ini jam kos" gumam Melisa tersenyum senang. Makanya dari itu Melisa tak khawatir ia duduk di sini.

"Eum~ gw mau beli air ah. Biar nanti Rizqan selesai latihan, kan capek-capeknya tuh. Di situ gw Dateng bawa air buat dia, jadinya Rizqan klepek-klepek deh sama gw". Monolog Melisa, sambil terkekeh kecil.

Dengan segera Melisa melangkah kembali menuju kantin, untuk membeli satu botol air mineral untuk Rizqan.

Sedangkan itu. Semua yang ada di lapangan voli termasuk Rizqan sudah sadar dengan keberadaan Melisa yang duduk di pinggir lapangan sedari tadi. Mereka semua sudah tau, kalau gadis itu pasti sedang menyaksikan Rizqan berlatih.

"Mau kemana tuh Melisa" ujar salah satu teman voli Rizqan, bernama Elang. Saat melihat kepergian Melisa.

Rizqan menoleh sekilas, lalu kembali fokus berlatih. Sebenarnya Rizqan lelah, dengan kelakuan gadis itu yang selalu mengejarnya. Bagi Rizqan itu sangat amat menganggu dirinya. Tapi, mau ia suruh berhenti atau bentak gadis itu pun tak mempan. Jadi percuma saja.

Rizqan kembali lanjut berlatih Voli bersama teman-temannya. Dan Melisa sudah kembali duduk di bangku kayu yang sama. Tapi bedanya, di genggaman tangannya ada satu botol air mineral.

"Oh iya?! Gw belum kasih semngat buat Rizqan hari ini!" Pekik Melisa menepuk jidatnya.

Dengan segera Melisa beranjak dari duduknya, berancang-ancang menarik nafas lalu.....

"Rizqan!"

"Rizqan!"

"Rizqan!"

"Rizqan!~ semangat latihannya~"

Teriakkan semangat dari Melisa. Membuat Rizqan berdecak kesal selama latihannya. Sedangkan itu teman-teman Voli Rizqan tertawa kecil, melihat kelakuan Melisa itu. Menurut mereka, effort Melisa sangat amat besar untuk mengejar Rizqan.

Karena kondisi hati yang kesal. Rizqan memukul bola voli itu sangat kuat, sehingga membuat tim lawan tak bisa menangkap. Tapi! Bola itu Melayang mengarah pada Melisa, yang parahnya gadis itu masih asik memberi sorakan semangat pada Rizqan. Tanpa mengetahui ada bahaya yang datang kepadanya.

Semua tim voli menatap kaget, begitu juga dengan Rizqan. Rizqan segera berlari menuju Melisa, bertepatan dengan suara seruan dari teman-teman Rizqan yang menyuruh Melisa agar segera menyingkir.

Namun, gadis itu malah tidak menghiraukan. Fokus matanya berbinar, ketika melihat Rizqan yang tengah berlari ke arahnya.

Hingga......

Bugghhh!

Bola itu sudah mendarat mulus mengenai kepala Melisa. Rizqan yang melihat itu tiba-tiba langsung berhenti dengan wajah kaget.

Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang