.
.
.
.
.
Ok, lumayan lama juga ya aku gak update cerita ini hehehe.....
Bagi yang setia tunggu kelanjutan dari cerita ku yang ini terimakasih banyak.....
Aku bakal berusaha untuk terus lanjutin cerita ini sampai end. Semoga bisa yah
Ok segitu aja
Selamat membaca~
Melisa dengan pakaian sekolah yang terlihat rapi serta rambut di biarkan terurai dan jangan lupakan mek up tipis agar lebih fresh, melangkah turun menuruni anak tangga satu-persatu.
Saat tepat di anak tangga terakhir. Melisa tersenyum manis. Lalu, melangkah menuju meja makan dimana di sana sudah ada Mahesa, papa Melisa dan Melda, mama Melisa.
"Pagi ma, pa" sapa Melisa. Duduk di kursi samping Melda duduk.
"Pagi sayang" sapa balik kedua orang tua Melisa bersamaan.
Melda menyiapkan sarapan Melisa yaitu roti dengan selai cokelat serta susu hangat. Lalu, memberikan kepada sang empunya.
"Makasih ma" ucap Melisa. Menerima hidangan sarapan yang di buat oleh sang mama.
Melda tersenyum lembut dan kembali lanjut makan.
Mahesa memperhatikan Melisa, anaknya yang tengah fokus sarapan. Merasa ada yang memperhatikan dirinya, Melisa menoleh.
"Kenapa pa?" Tanya Melisa.
"Enggak" balas Mahesa menggeleng. "Oh iya, kamu mau berangkat sendiri atau sama papa?" Tanya Mahesa mengalihkan pembicaraan.
"Eum..." Melisa nampak berpikir. "Sama papa aja deh. Soalnya udah lama juga gak pernah berangkat sama papa" jawab Melisa sambil tersenyum.
Mahesa tersenyum. Lalu mengangguk. "Yaudah, kamu sudah selesaikan sarapannya?" Tanya Mahesa.
Melisa mengangguk. "Udah pa" jawab Melisa.
"Kalau gitu kita Langsung berangkat aja ya. Takutnya, nanti kamu telat" kata Mahesa. Melisa mengangguk sebagai balasan.
Mahesa berdiri dari duduknya begitu juga Melisa. Mahesa melangkah mendekati Melda, istrinya sambil tersenyum manis.
"Aku berangkat dulu ya sayang" ucap Mahesa.
"Iya" jawab Melda sambil mengangguk. Hingga sebuah kecupan hangat dari mahesa mendarat di keningnya. "Ingat! Jangan ngebut" peringat Melda.
Mahesa tersenyum. "Iya"
"Hadeuhhh, nasib. Pagi-pagi udah lihat pasutri lagi ngebucin" celetuk Melisa.
Mahesa dan Melda tertawa kecil melihat wajah sang anak yang nampak kesal.
"Udah pa. Ayok berangkat. Katanya takut anaknya telat" ujar Melisa.
"Iya. Ayok-ayok kita berangkat" kata Mahesa. Melangkah mendekati Melisa. Lalu, merangkulnya.
Melisa menatap sinis sang papa yang merangkulnya. Membuat Mahesa terkekeh melihat kekesalan anaknya.
"Udah sana. Kalian berdua berangkat" kata Melda. Menyuruh keduanya agar segera pergi. "Melisa, belajar yang benar ya sayang" lanjut Melda.
"Iya ma" jawab Melisa tersenyum.
"Kamu juga mas. Kerja yang benar, biar dapat uang yang banyak" peringat Melda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Kita Bertiga (Hiatus)
Roman pour AdolescentsCoba baca dulu cerita ini siapa tau nyantol. [ Karya ini murni hasil dari pemikiran author ] ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ini cuman kisah cinta mereka bertiga semasa SMA. Dengan lika-liku dan rahasia di dalamnya. Cover by pinterest